Rabu, 23 Januari 2013

Semoga Segera Sehat Bapak.....

Minggu ini bisa dibilang merupakan minggu mistik di kostan saya. Saya juga tidak habis pikir, knapa akhir-akhir ini dipertemukan dengan hal-hal atau kejadian - kejadian mistik yang diwacanakan dan dialami oleh orang - orang disekitarku. Merasa bahwa Alloh sedang memberikan ilmu tentang mistik yang sering saya tak pernah mau membahasnya. Buat saya ya sudah memang hal seperti itu ada hanya cukup saja tahu dan tidak mau terus mencari tahu apa itu.Why? Karena ada Alloh SWT.

Berawal dari cerita ibu kepada Tyas tetangga kamar saya tentang keadaan Bapak. Hingga minggu kemarin, Bapak terbaring di salah satu kamar ICU Rumah sakit ternama di Semarang. Proses operasi osteoatritis (OA) telah dilakukan hampir sebulan lalu, namun kondisi Bapak memburuk pasca operasi yang menyebabkan Bapak tidak kunjung bangun juga. Hingga pada suatu titik Ibu bilang " kalau Bapak mau diambil oleh yang Maha Kuasa Ibu sudah ikhlas ". Kami memahami kenapa ibu berkata demikian. Melihat penderitaan Bapak sebulan terakhir ini dengan banyak selang di tubuhnya dan pemandangan di ICU tentang kematian pasien yang hampir tiap hari ada. Bahkan mendengar orang menangis karena saudaranya meninggal di ICU sudah menjadi rutinitas ibu sebulan ini. Buat ibu  bahkan sudah membatu melihat kematian pasien.

Melihat kondisi Bapak, Ibu berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan swaminya. Maka ibupun sudah mengajukan sidang kepada para dokter yang menangani Bapak. Dari sidang minggu lalu, para dokter menyatakan bahwa kondisi organ Bapak baik, tidak ada yang tidak berfungsi dengan baik, berbeda dengan kondisi saat setelah operasi yang memang menurun. Hanya saja para dokter juga heran kenapa Bapak tidak kunjung bangun juga dari tidur panjangnya.Secara medis sudah tidak ada alasan lagi Bapak untuk  bangun. Melihat kondisi itu ibupun sempat terpikir, apakah ini mallpractik, apakah dokter dan rumah sakit bisa dituntut ?

Mendengar cerita Ibu bahwa secara medis organ Bapak sehat dan berfungsi dengan baik, namun kenapa Bapak tidak kunjung bangun? Tyas merekomendasikan untuk datang menemui guru spiritual ayahnya di Salatiga. Mungkin bisa menjadi solusi. Solusi yang lain yang sempat saya diskusikan dengan Tyas adalah membawa Bapak ke Singapore. Kebetulan beberapa waktu lalu kami menonton Hitam Putih di salah satu stasiun TV dan bintang tamunya adalah Marcel Siahaan. Marsel baru saja sembuh dari penyakit yang sejenis dengan Bapak. Bahkan lebih mengerikan menurut saya, lantaran persendian yang terkena OA adalah di leher. Sehingga operasi yang dilakukan adalah di leher dan itupun leher bagian depan. Maka nampak goresan bekas operasi di dapan leher Marcell saat ini. Marcell terlihat sehat dan suaranya kembali seperti sedia kala, bagus. Hanya yang membedakan dengan Bapak adalah Marcell melakukan operasi di Rumah sakit Singapore dan Bapak di rumah sakit di Semarang. Beda yang lain adalah  persendian leher yang diderita Marcell dan persendian pangkal pinggang yang menghubungkan dengan kaki yang diderita Bapak.

Upaya selain medis dilakukan, lantaran dokter telah memberikan statement bahwa organ Bapak sehat secara medis. Sebagai hambaNYA yang harus terus berusaha akan kesembuhan penyakit maka langkah alternatif ditempuh. Datanglah ibu dengan ditemani ayahnya Tyas ke Salatiga, menuju kediaman guru spiritual Ayah Tyas. Namanya Gus Naim.Gus Naim adalah seorang ustadz yang biasa membantu pasiennya yang merasa butuh bantuan yang datang ke rumahnya. Gus Naim tidak mempunyai HP, bukan tidak mampu membeli HP, sepertinya tidak menggunakan HP merupakan  pilihan hidupnya. Tyas turut serta bersama rombongan ke Salatiga. 

Menurut cerita Tyas, mobil kena tilang di jalan raya besar yang masih jauh berkilkilo meter dari rumah Gus Naim. Tiba-tiba Gus Naim datang dengan motornya menyambut Ayah Tyas saat mobil rombongan terkena tilang. Itulah...segala sesuatu itu ada jalannya jika memag sudah tiba saatnya Alloh memberikan jalan. Rupanya Alloh memberikan secercah cahaya bagi Bapak untuk kesembuhannya (Amiin Ya Robbal Alamiin). Bagi orang-orang seperti Gus Naim maka HP tidaklah perlu karena bisa berkomunikasi jarak jauh dengan telepati dan menurut saya hidup orang-orang seperti Gus Naim itu luar biasa. Waktunya habis untuk menolong orang yang terkena musibah sakit. Gus Naim tidak perlu FB dan Twitter dan tidak pernah mengiklan tentang keahliannya. Gus Naim tidak meminta bayaran. Beliau tidak mau diberi uang. Karena menurut tradisi Islam  profesi sebagai tabib atau saat ini bermetamorfosa menjadi dokter sebenarnya adalah sedekah. Maka ironis jika melihat rumah sakit- rumah sakit atau dokter-dokter yang tidak mau memberikan pelayanan kepada pasien lantaran pasien tidak mampu membayar uang muka biaya pengobatan. Sungguh tradisi Islam itu sekarang benar-benar asing di tengah- tengah manusia yang menyebutkan dalam KTPnya adalah seorang muslim.

Disambut dengan ramah rombongan memesuki kediaman Gus Naim. Dihidangkan buah-buahan dan makanan di meja makan, kemudian dimulailah proses pengobatan.  Diawali dengan mencari lima butir telur ayam negeri warna putih dan sembilan lembar foto Bapak yang sempurna, terlihat jelas dari atas ujung rambut Bapak hingga telapak kaki Bapak. Pass Badan (Full Body). Ritual dimulai dengan membakar telur-tlur tadi dan ibu diminta membuka dua telur setelah pembakaran. Telur pertama ibu buka, kondisinya bagus. Telur kedua terlihat warnanya hitam dan mengeluarkan bau busuk. Nampak Gus Naim beristighfar. Darindalam telur busuk terdapat dua helai rambut yang mengumpul. Panjang sekali hingga ukuranya setinggi ayahnya Tyas, kira-kira 170 cm. Ujungnya berwarna merah. Menurut Gus Naim ada yang mengirimkannya. ujung warna merahnya itu berfungsi menghisap darah merah Bapak. Kedua helai rambut tersebut diukur dengan hitungan kilan (dalam istilah jawa). Satu kilannya setara dengan Rp.1.700.000,00 untuk sedekah kepada anak-anak yatim piatu. Itu mahar namanya, kata Gus Naim. Panjangnya sepanjang kedua helai rambut itu.

Gus Naim terlihat sedih ketika ibu bercerita bahwa biaya di Rumah sakit per hari Rabu minggu lalu sudah mencapai sekitar Rp.200.000.000,00. dan sekarang juga musti membayar mahar Bapak untuk sedekah kepada anak-anak yatim. Namun ibu menemukan semangat baru untuk kesembuhan Bapak. Ibu sanggup membayar mahar itu. Yang wajib dan urgent adalah sepanjang 4,5 kilan atau sebanyak Rp.15.000.000,00 terlebih dahulu sisanya bisa ditunaikan nanti. Kondisi Bapak mulai membaik, turun panas Bapak, Bapak bisa memahami komunikasi dua arah dan terlihat tersenyum. Hal yang tentu saja melegakan buat ibu. Kami memahami kondisi emosional ibu...Ibu menanyakan kepada Gus Naim: " Bisa ga Gus untuk rambut-rambut itu dikembalikan kepada pengirimnya?" Gus Naim dengan santun dan sabar mengingatkan ibu. Niat ibu adalah ikhtiar untuk kesembuhan Bapak selain melalui medis, lantaran secara medis dokterpun sudah kehabisan akal. Maka itu saja tujuan Ibu. Jika ibu ingin membalasnya itu namanya dendam bu maka sebaiknya kita doakan saja kepada si pengirim agar tercapai apa yang ia irikan terhadap Bapak...". Jika Pak Budi (nama Bapak) gemuk mungkin ia kurus pengen gemuk seperti Bapak budi...tambah Gus Naim memecahkan swasana....yang disambut gerr....rombongan.

Prosesi pengambilan "kiriman" yang berupa dua helai rambut panjang berujung warna merah yang menurut Gus Naim itu rambut dari jenis binatang telah dilakukan. Pembayaran mahar wajib bagi anak yatimpun telah dilakukan. Gus Naim menjelaskan, bahwa anak-anak yatim yang diberi mahar itu akan berdoa sepanjang malam, mendoakan kesembuhan Bapak. Setelah nanti seminggu Bapak boleh dibawa pulang dari Rumah Sakit. Itu saja pengalaman Ibu kami di kost-kostan yang menjadikan value lain bagi saya dan Tyas, anak-anak masa kini yang sangat mengagung-agungkan pengetahuan termasuk dokter- dokter dan asing juga terhadap keberadaan guru- guru spiritual yang ada seperti Gus Naim. Benar- benar guru bukanlah orang-orang biasa yang pandai public speaking yang mengaku sebagai ustadz. Dari pelajaran tadi saya akan mencantumkan dua buah Hadist tentang sedekah dan anak yatim. Sebagai berikut : "Bentengilah Hartamu dengan Zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapan doa untuk menghadapi datangnya bencana.(HR.Ath Thabrani). Serta satu lagi hadits tentang bagaimana Rosullulloh mencintai anak Yatim :"Aku dan pemeliharaan anak yatim, akan berada di syurga kelak", sambil mengisyaratkan dan mensejajarkan kedua jari tengah dan telunjuknya, demikianlah sabda baginda s.a.w. (H.R. Bukhari)




Jumat, 18 Januari 2013

Mind Set

Siang tadi adalah hari pertamaku bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas Semarang. Bertemu teman-teman baru dengan berbagai jenis usaha tentu sangat menarik. Semoga ini kian memacu saya untuk segera melahirkan usaha yang akan saya rintis. Siang tadi trainernya membahas tentang mind set.
Bahwa apa yang diterima oleh otak itu semuanya diterima. Atau dengan kata lain otak tidak bisa mentolerir apa yang dimasukkan dalam otak, maka penting bagi kita untuk bisa memilah mana kebenaran yang kita yakini yang akan dimasukkan dalam otak kita. Turunan perilakunya adalah hati-hati dalam berbicara, berpikir tentang sesuatu kebenaran. 

Jika suatu hal berhasil kita bingkai atau  dibuatkan frame dan akan kita jadikan sebagai pedoman perilaku maka hal itu yang disebut mind set. Mind set itu akan terpola. Bagaimana untuk mengasah mind set ? salah satunya dengan sering-sering bertemu dengan orang baru. Dengan bertemu orang baru, maka akan tercipta value-value baru untuk diri kita, dan akan menambah khasanah pengetahuan kita dan itu berdampak pada bagaimana akhirnya kita merubah mind set pada diri kita. Selain bertemu dengan orang baru, kita juga dianjurkan untuk mengunjungi tempat-tempat baru. Dengan mengjungi tempat-tempat baru maka perbendaharaan pengetahuan kita bertambah dan akan menimbulkan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu lebih khususnya terhadap tempat yang kita kunjungi. Hal ini penting untuk melatih agar kita mempunya mind set yang bagus.

Adapun dalam perjalanan bisnis, bagi kami yang baru, kami dihimbau untuk bisa focus. Pada apa? diperbolehkan pada profit, tentu saja tetap saja dengan pendekatan numerikal keilmuan seperti yang dipelajari di kampus atau ilmu bisnis, terkait dengan perhitungan profit,omset dan lain sebagainya. Namun ada beberapa tips lain selain focus. Yaitu kita dituntut agar bisa memperbaiki ibadah kita. Terkait dengan hablumminalloh. Tips selanjutanya adalah faktor keluarga. Bagi yang telah berkeluarga adalah izin dari si swami atau istri untuk membuka usaha pada bidang tertentu dengan restu mereka. Atau bagi yang belum berkeluarga, maka izin atau restu dari orang tua sangat penting bagi kelanggengan sebuah usaha. Ini pada tahap awal jika ingin berwirausaha, selanjtnya tentu saja kerja keras.

Setelah proses klasikal ini, maka saya dan beberapa teman baru diwajibkan mengikuti tutorial bisnis minimal lima kali. Kemudian akan dibentuk kelompok kecil / mentoring bisnis. Yang di komunitas Tangan Di Atas disebut dengan mastermind. Master mind terdiri dari empat atau lima mentee yang akan dibimbing oleh seorang mentor bisnis yang ditugaskan oleh Tangan Di Atas. Selain kegiatan master mind, komunitas Tangan Di Atas juga menyelenggarakan kunjungan bisnis serta pertemuan - pertemuan para wirausahawan. Dalam waktu dekat akan ada perhelatan basional komunitas TDA yakni pesta wirausaha di Jakarta dan kunjungan bisnis untuk usaha kayu di Temanggung.

Semoga dengan bergabungnya saya dalam komunitas TDA ini, bisa segera melahirkan ide-ide bisnis saya dan menempa saya untuk terus maju dengan memasuki sistem yang ada di TDA. Besar harapan saya bisa lanjut terus dan strugle dalam menjalankan amanah baru yang akan saya masuki yakni menjadi pelaku yang ingin membuktikan pernyataan sebuah hadist Rosul bahwa sembilan dari sepuluh  pintu rezeki adalah dari perdagangan / bisnis, seperti bunyi hadistnya sebagai berikut : " "Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan".(Diriwayatkan oleh Gharim Al Harbi)

Senin, 14 Januari 2013

Gamang Untuk Membuka Usaha


Terbiasa mempunyai gaji tiap bulan yang rutin adalah hal yang memanjakanku. Sungguh saya merasa stres memikirkan ini. Memulai memikirkan mempunyai usaha. Ini baru memulai memikirkan saja, belum actionnya.Banyak pikiran berkecamuk, mulai memikirkan ide, memikirkan observasi lapangan,melobi steak holder....ugh...Robbi maka akhir-akhir ini sering mengulang - ulang terus asmaul khusna melalui netbookku.Biasanya saya percaya diri mau ngapain saja soal pekerjaan. Tapi beda dengan yang saya rasakan "gamang". Saya sengaja tidak memakai kata galau namun gamang. Galau itu sebutan bagi keadaan yang tak menentu secara emosional namun belum jelas faktor apa penyebabnya, sedangkan gamang itu lebih tepatnya stres ringan, karena sebenarnya sudah tahu tentang apa yang menjadi faktor penyebabnya.

Maka saya akan mulai mengurai kegamangan saya akan memulai usaha dengan bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas (TDA).Semoga ini akan bermanfaat,amiin....Teringat saya saat itu dengan Pak Badroni Yuzirwan ketua TDA Pusat yang sukses dengan bisnis MANETnya, salah satu brand fashion yang lumayan punya nama di Jakarta. Berkunjung di kantornya juga sempat, saat itu berbicara tentang kemungkinan kerjasama dengan lembaga tempat saya bekerja. Well...sebenarnya sudah tidak asing dengan sosok-sosok beliau, bahkan dalam dewan pembina TDA juga tertera beberapa nama yang sangat familiar olehku lantaran mereka mantan orang-orang Dompet dhuafa tempat saya bekerja dahulu. Sebut saja Pak Ery sudewo pendiri Dompet Dhuafa, Bapak Jamil Azzaini yang saat ini familiar dipanggil kakek yang dahulunya adalah salah satu direktur di Dompet dhuafa.

Memikirkan bagaimana kalau gagal, memikirkan memulainya pasti tidak enak dan butuh kerja keras dan banyak hal lainnya yang muncul menggelayuti pikiranku. Robbi berikan kekuatanMU, teguhkanlah niat hamba, jika memang saat ini saya harus memulai usaha maka mudahkanlah jalannya Ya Robb. Hamba yakin dengan firmanMU bahwa kegamangan ini hanya sementara dan ini wajar dialami setiap manusia dengan berbagai model kegamangan yang manusia alami masing - masing. "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan."(Qs.Al Baqarah 155)

Sabtu, 05 Januari 2013

Isi Liburan Dengan Silaturrahim

Silaturrahim adalah tradisi Islam yang sangat diajarkan. Banyak yang bilang kalau bersilaturrahim akan menambah rezeki, panjang usia dan lain sebaginya. Wollhualam....yang pasti menyambung ikatan pertemanan dan persahabatan atau persaudaraan adalah hal yang dianjurkan dalam Islam. Selain dengan teman-teman kita, yang jika kita rasakan, mereka itu sudah seperti saudara bahkan terkadang melebihi saudara jika teman kita tersebut sudah naik satu level dari status teman menjadi sahabat. Menyambung tali silaturrahim dengan saudara atau teman dari orang tua kita juga sangat dianjurkan oleh Islam. Tentu saja selain mendoakan kedua orang tua jika orang tua kita sudah meninggal dunia, maka hal yang mulia untuk kita lakukan adalah terus menyambung tali silaturrahim dengan saudara atau teman dari orang tua kita.

Liburan tahun baru kali ini lumayan panjang. Alhamdulillah....biasanya jarang saya bisa pulang kampung agak lama di Magelang dan sekitarnya. Enam hari perjalanan silaturrahim saya untuk mengisi liburan tahun baru kali ini. Pertama adalah di kediaman sahabat saya semasa kuliah Lince (Herlina Dwi Prabawati) di Temanggung. Lince saat ini sudah menjadi ibu wakil kepala sekolah di salah satu SD IT di Temanggung. Masih seperti dulu, tawadhu dan cerdas. Dua puteranya lucu-lucu dan nampak sehat dan cerdas seperti umminya. Barangkali dengan melihat anak-anak yang lucu-lucu ini akan membuat saya semangat untuk mempunyai anak sehingga menyegerakan menikah. Amiin Ya Robb...Menjadi guru SD IT yang sudah punya nama di Temanggung dan menjadi wakil kepala sekolah di bidang kurikulum adalah aktivitas publik yang sangat menyita waktu. Lince juga bercerita sering membawa pulang pekerjaanya. Padahal aktifitas disekolah mulai pagi jam 07.00 WIB hingga sore jam 15.00 WIB. Menjadi guru saat ini sama saja seperti wanita karier menurut saya. 

Menikmati udara dingin di Temanggung adalah sama rasanya seperti udara dingin di Puncak. Pukul 10.00 WIB pagi hari masih saja terasa dingin. Teh manis dan gorengan adalah teman ideal untuk menemani udara dingin namun sejuk di Temanggung. Al hasil program diet saya menjadi kacau selama liburan, kebanyakan minum manis dan makan gorengan. Bercerita dengan Ibunya Lince juga momentum menarik buat saya, belajar beristiqomah dalam berdakwah. Ibu masih semangat berdakwah melalui organisasi. Di usia ibu yang sudah tidak muda lagi, usia 56 Tahun masih aktif dalam barisan dakwah. Ibu adalah aktivis Aisyiyah Muhammadiyah, saat ini jabatannya bendahara umum di Daerah Temanggung. Mendengarkan cerita ibu yang sedang sibuk mempersiapkan musyawarah wilayah muhammadiyah di Temanggung adalah hal yang ringan namun mengena buat saya yang saat ini masih enak-enakan dan masih enggan beranjak keluar untuk kembali lagi ikut ambil bagian dalam barisan kebajikan entah apapun benderanya itu di Semarang . Ibu bercerita tentang kawan - kawannya di Aisiyah, ternyata ibu masih muda jika dibandingkan kawan -kawan ibu di Aisyiyah, ada yang sudah berusia 72 tahun namun masih aktif mengikuti MUSYWIL dan berbagai kegiatan bahkan dengan ditopang kursi roda., sekali lagi saya ditampar oleh cerita ibu. Dan saya berjanji setelah kembali ke Semarang akan mencari barisan kebajikan itu. Dan produktif. Amiin.

Setelah dari Temanggung saya menuju Magelang, tanah kelahiran saya. Berencana silaturrahim dengan sahabat SMU saya Dewik (Dewi Triningrum), namun sayang Dewik tidak banyak libur lantaran aktifitasnya bekerja pada sebuah Bank yang menuntutnya untuk tidak libur saat cuti bersama. Akhirnya gagallah saya bertemu Dewik sekeluarga. Kangen sekali rasanya bercerita denganmu tentang hidup wik... Berkumpul dengan saudara di kampung, bertemu sepupu dan anak-anaknya,bercerita tentang berita - berita terhangat di Kampung dan perkembangannya. Sungguh indah melihat Desa kelahiranku kembali, tempat dimana saya tumbuh hingga menghabiskan masa SMU ku. Nampak menhijau hamparan sawah, ini merupakan hadiah dari Tuhan atas bencana meletusnya Gunung Merapi beberapa tahun lalu. Bahkan di kali Belan nampak gunung-gunung pasir yang merupakan pundi-pundi uang dan mata pencaharian baru bagi masyarakat setempat. Sungguh Tuhan itu memberikan ujian / musibah dengan memberikan sebuah hikmah. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang  engkau dustakan?

Kota Terakhir tujuan silaturrahimku adalah Yogyakarta. Bertemu Azzizi sekeluarga. Alhamdulillah putri kedua beliau telah lahir selamat, sehat dan terbilang besar 3,8 kg bernama Aiyana. Azizi adalah temanku di Forum Studi Ekonomi Islam, beliau aktifis di UGM dan hingga saat ini masih menjadi team peneliti di Lembaga Ekonomi dan Bisnis Islam LEBI UGM. Bercerita dengannya terkadang menjadi sedikit mistik. Hal ini terjadi lantaran swami Azizi bisa melihat hal-hal gaib dan supranatural. Namun tak maslah asal peringatan yang baik-baik saja yang kita ambil. Saya disarankan banyak tilawah dan sering sholat taubat dan hajat lantaran menurut penerawangan swami Azizi, saat ini ada yang sedang menggangguku dengan cara menutup auraku sehingga auraku tak nampak jelas.Wollohu'alam....yang pasti beberapa hari lalu saya menulis tentang mewaspadai penipisan tauhid, ingat kembalikan semuanya kepada Alloh SWT.

Khasanahkuliner Jogjakarta sangat rugi jika kita lewatkan. Menikmati nasi gudeg adalah salah satu kenikmatan. Namun terasa agak aneh ketika Aziziz teman saya mengirimkan pesan lewat bbm, apakah saya membeli gudeg wijilan di seputar keraton Yogyakarta? Saya jawab tidak, saya membeli gudeg di Jl.Ahmad Dahlan "Gudeg Kendil". Itu juga saat trans Jogja transit dan saya minta ijin kepada petugas penjaga loket untuk keluar dari area halte untuk membeli gudeg terlebih dahulu. Asyiknya itu bisa terjadi jika Trans Jogja berbeda dengan Trans Jakarta, jika kita keluar halte busway ya harus membayar lagi jika ingin memasuki halte lagi meskipun itu adalh halte yang sama. Itulah Jogja memang istimewa. Masih bertanya saya dalam hati, ada apa dengan gudeg wijilan? meskipun Azizi sudah minta maaf telah bertanya dimana saya membeli gudeg, dan saya bilang tidak apa-apa. Lantas saya mulai membuka memoriku, dahulu sepertinya saya pernah sekali makan gudeg wijilan. Waktu itu saya ada lawatan ke BMT Bringharjo untuk suatu tugas kantor. Saya ingat ketika ibu Rambe direktur BMT Bringharjo menawarkan makan siang berupa gudeg, ibu Rambe menyebutkan jika gudeg tersebut adalah gudeg Wijilan.Ya rasanya memang lebih enak dibandingkan dengan gudeg Kendil yang kemarin saya beli. Tapi, ada apa dengan gudeg Wijilan?

Selain gudeg, memang saya sangat ingin makan salad Indonesia alias pecel dan baceman di depan pasar Bringharjo. Alhamdulillah kesampaian. Setelah menikmati pecel dan baceman mulailah mencari batik di dalam pasar Bringharjo. Memang terbilang lebih murah, namun musti pandai menawar juga. Maxi dress batik solo dan batik klasik dengan model BCL, begitu kata penjualnya adalah jenis batik yang saya minati saat ini. Dipadukan dengan kardigan dan shawl akan menjadi pakaian casual favorit saya saat ini, sering juga berpenampilan demikian ke kampus jika dosennya tidak terlalu memperhatikan pakaian mahasiswanya yang sesuai peraturan adalah menggunakan Blaizer. Alhamdulillah wa Syukurillah liburan tahun baru kali ini, bisa bersilaturrahim dengan sahabar, saudara dan teman. Mudah-mudahan berkah dan membuat saya fresh untuk senin minggu depan masuk kuliah lagi seperti biasanya.


Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...