Selasa, 30 April 2013

Mutiara dari Ustadzah Yoyoh

Dua buku yang didedikasikan untuk almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh yang berjudul Langkah Cinta untuk Keluarga dan Langkah Cinta Untuk Indonesia kebetulan menemani saya minggu lalu. Dulu beberapa waktu lalu saat almarhumah dipangging Yang Maha Kuasa terbit juga satu buku tipis tentang Beliau. Kalau tidak salah judulnya Mutiara Yang Tak Pernah Pudar. Well...beberapa mutiara yang bisa menjadi teladan bagi saya pribadi sebagai seorang muslimah terkait bagaimana ustadzah Yoyoh dalam keluarga,dakwah dan berteman. 

Sebagai seorang ibu, beliau termasuk perempuan langka yang bisa melahirkan 13 putra/putri. Terbayang untuk masa kini, dengan tiga atau empat anak saja para ibu sudah merasa kualahan. Ini malah 13 anak. Pola pengasuhannya adalah dengan organisatoris. Misalnya anak pertama bertanggungjawab terhadap anak ke 3, anak ke 2 bertanggung jawab terhadap anak ke 6 dan seterusnya. Pengawasan terhadap adik-adik yang didelegasikan pada masing-masing anak berdasarkan kecocokan masing-masing anak. Maka subhanalloh ke 13 putra-putri ustadzah yoyoh dan Bapak Budi Darmawan (swami ustadzah yoyoh) adalah soleh dan sholihah.

Dalam dunia dakwah di dalamnya politik salah satunya. Beliau konsen skali dengan UU anti porografi yang alhamdulillah ketok palu juga. Dalam melobi lawan politiknya ustadzah Yoyoh terkenal sangat cair dan sangat terbuka dalam melobi lawan politiknya, sehingga para lawan politiknya tidak merasa sebagai lawan politik bahkan merasa sama sebagai teman berpolitik di dalam parlemen. Selain UU anti pornografi dan pornoaksi, beliau juga konsisten untuk memberikan pandangan dan idealismenya terkait pertahanan, salah satunya dengan mengusulkan para polisi wanita diperbolehkan untuk mengenakan jilbab dan sangat konsen untuk menaikkan gaji para polisi yang berjaga-jaga diperbatasan sehingga mereka tidak akan menggadaikan kesetiaannya kepada negeri kita dengan iming-iming materi dari negara tetangga kita yang kerap berseteru tentang perbatasan dengan negara kita. Hal yang menjadi konsistensi ustadzah Yoyoh adalah terkait TKI kita diluar negeri. Ustadzah Yoyoh mengusulkan untuk memberhentikan pengiriman TKW kita ke Timur tengah yang sepertinya hingga saat ini belum tercapai perjuangannya ini.

Selain berdakwah melalui partai politik. Ustadzah Yoyoh juga konsen dengan perjuangan rakyat Palestina. Salah satunya dengan menggalang dukungan intra Parlemen RI untuk Palestina yang disebut Kaukus intra parlemen kemerdekaan rakyat Palestina. Dua kali Ustadzah Yoyoh berhasil menginjakkan kakinya di bumi Palestina. Pertama saat bersama para legislator yang tergabung dalam intra parlemen RI untuk Palestina dimana ustadzah Yoyoh berhasil membawa sejumlah uang dari masyarakat Indonesia yang dititipkan kepada Beliau. Dalam kunjungan tersebut terdapat peraturan untuk tidak memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada rakyat Palestina. Pemeriksaan juga ketat. Namun hal tersebut tidak membuat gentar ustadzah Yoyoh untuk membawa dan menyerahkan bantuan tersebut kepada rakyat Palestina melalui salah satu perempun anggota legeslatif Palestina.

Keadaan itu sampai kepada perdana menteri Palestina Ismail Haniya. Hingga pada kunjuan ustadzah Yoyoh kedua kalianya Ismail Haniya memberikan penghargaan  kepada ustadzah Yoyoh sebagai salh satu warga negara Palestina karena kepeduliannya kepada rakyat Palestina. Selain perjuangan kemerdekaan Palestina, ustadzah Yoyoh juga aktif dalam IMWU (International women wold Union). Persahabatan beliau erat dengan para muslimah di timur tengah dan berbagai belahan dunia manapun. Sungguh inspirasi yang nyata, seorang ummahat yang sukses dalam keluarga, dan karier politik serta amanah dakwah yang lain dalam oraganisasi muslimah dunia.

Ustadzah Yoyoh juga manusia biasa, ternyata beliau pelupa. Sering ketinggalan Hp,laptop dan lain sebagainya. Namun banyak teman-temannya yang sudah paham akan hal itu, dan pasti kembali barang-barang yang tertinggal tersebut, atau jika tidak kembali banyak teman yang dengan senang hati membelikannya untuk beliau. Why? karena ustadzah Yoyoh gemar sekali bertadabal hadayah (memberikan hadiah) kepada teman-temanya baik teman-teman di parlemen maupun teman berdakwah. Mulai dari pasmina, jepit rambut, baju baru untuk putra-putri sahabatnya adalah bentuk-bentuk pemberian hadiah kepada teman-teman ustadzah Yoyoh, maka jarang teman-temannya yang mengomentari hal-hal yang dipakai ustadzah Yoyoh, misalnya bajunya lucu, tasnya lucu dan lain sebagainya, lantaran jika ada yang memberikan statement tersebut pasti dengan senang hati ustadzah Yoyoh akan memeberikannya. Subhanalloh....

Menjadi ustadzah Yoyoh itu sangat merdeka menurut saya. Beliau dinilai bukan dari tampilan fisiknya. Beliau sangat bersahaja dan tidak pernah menggunakan make up dalam keseharian. Hingga pernah diberi tahu oleh salah satu politisi muslimah senior yang berasal dari lain partai"Yoyoh...kamu itu mbok ya pakai make up, sebenarnya kamu itu cantik lho...." ustadzah yoyoh menjawab..."umi saya juga berhias/ ber make up untuk swami saya". Nah Loh...saat ini bukannya sedang trend para politisi perempuan yang cantik-cantik dari kalangan artis denganberita-berita tentang gosip rumah tangganya dan lain-lain, bukannya lebih merdeka menjadi seperti ustadzah Yoyoh ya....dinilai dari karyanya bukan dari tampilan fisik dan gosip-gosip seputar aib rumah tangganya. Bahkan rumah tangga Ustadzah Yoyoh dan Bpk Budi darmawan adalah inspirasi bagi kami.

Ustadzah Yoyoh dan Bpk Budi juga tergolong pasangan yang romatis. Bayangkan saja, resep mereka ketika di tempat tidur adalah bergandengan tangan, lucu ya? tapi begitulah adanya. Kamarnya wangi dengan bau melati yang dipetik dari halaman rumahnya. Setiap kali ustadzah Yoyoh melewati pohon-pohon di sekitar rumahnya slalu beliau sapa, diajak bicara pohon-pohon itu, maka bunganya lebat. Jangan salah juga yang ingin punya anak banyak itu ustadzah Yoyoh. Malah Bpk Budi Darmawan inginnya punya 7 anak saja cukup bahkan itu sudah banyak tapi justru ustadzah Yoyoh yang kepingin punya anak banyak. Amazing...untuk zaman sekarang.

Kombinasi ustadzah Yoyoh yang memang lulusan pesantren dan Bpk Budi Darmawan yang alumni Psikologi UI rupanya bisa dimainkan dengan apik. Untuk aspek - aspek kemodernan diwakili oleh sosok Bpk Budi Darmawan sang swami sementara sisi agamis diwakili oleh ustadzah Yoyoh. Maka putra-puti beliau juga sholeh dan sholihah namun up too date sesuai perkembangan zaman dalam memilih mata kuliah/pelajaran yang di tempuh. Ada yang belajar Komputer di Bosnia, ada pula yang di UGM yaitu putra pertama beliau. Yang hingga akhirnya sepulang dari pada wisuda Umar ini Beliau diambil oleh Alloh SWT dalam sebuah kecelakaan.

Dalam mendidik putra-putri,beliau sangat disiplin dan selektif. Misalnya untuk bisa menonton TV di rumah masing-masing anak harus membuat proposal untuk menonton acara apa di TV. Sehingga sistem demokrasi dikeluargapun diterapkan dan putra-putri beliau terbiasa berfikir untuk mengambil kegiatan bahkan untuk menonton TV saja harus membuat proposal pengajuan menonton TV. Seperti itu ternyata mendidik putra-putri yang sholeh dan dapat menjawab tantangan zaman sebagai generasi dakwah dima sa yang akan datang. Umar putra pertama Beliau sudah menikah dan sudah dikaruniai seorang putri. Sehingga lengkap sudah Ustadzah Yoyoh sudah menjadi seorang nenek. Begitulah...Mutiara dari Beliau patut untuk dijadikan teladan bagi para muslimah yang menyukai dakwah sebagai jalan hidupnya. Balance hidup sebagai istri, ibu rumah tangga, dan dakwah diluar rumah. Bahkan sebagai seorang politisi ustadzah Yoyoh adalah politisi yang terkenal sederhana, cair dalam melobi teman di parlemen sehingga teman-teman mereka sering menyebutkan dirinya tak pernah punya musuh di parlemen. Wallohualambiishowab...




Sabtu, 27 April 2013

Ruang Rindu

Di daun yang ikut mengalir  lembut
Terbawa sungai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta
 Menghirup rindu yang sesakkan dada

Jalanku hampa dan kusentuh dia
Terasa hangat oh di dalam hati
Kupegang erat dan kuhalangi waktu
Tak urung jua kulihatnya pergi

Tak penah ku ragu dan slalu ku ingat
Kerlingan matamu dan senstuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna
Tumbuhkan rasa yang sesakkan dada

Kau datang dan pergi oh begitu saja
Semua kutrima apa adanya
Mata terpejam dan hati bergumam
Di ruang rindu kita bertemu

(Lirik lagu Ruang Rindu oleh Letto.)

Terkadang kita bisa melewatkan momentum yang sebenarnya bermakna bagi hidup kita terkait dengan hati. Namun hal itu ternyata bisa juga terlewat oleh kita lantaran kita kurang peka membaca situasi. Kekurang pekaan kita membaca situasi bisa disebabkan oleh fokus pikiran kita yang sedang memikirkan hal lain dalam salah satu ruang dihati kita. Ibarat sebuah rumah, dalam hati kita itu tersekat ruang-ruang yang menjadi bagian keutuhan hati. Well...kali ini saatnya kita membahas salah satu ruang di dalam hati kita yakni ruang rindu.

Rindu kerap kali datang saat kita hening, sepi. Dalam suasana itu akan terlintas kenangan-kenangan masa lalu yang pernah terlintas dihati. Lintasan-lintasan ini tentu saja mempunyai kadar tersendiri dalam kedalamannya. Hati kita tanpa diajari sudah faham akan kedalaman masing-masing perlintasannya. Lintasan hati yang mendalam biasanya akan muncul dalam salah satu ruang di hati kita. Yup...di ruang rindu. Bahkan kita tidak bisa memilih bahwa ruang rindu itu harus kita isi dengan kenangan tertentu. Itu susah sekali. Kenangan itu hadir acap kali saat kita sedang rapuh. 

Rapuhnya seseorang itu relatif. Biasanya bagi seorang perempuan yang sedang sensitif misalnya saja karena faktor datangnya tamu tiap bulan, kerap kali dilanda rindu yang sangat mendalam pada salah satu ruang dihatinya. Terkadang kerinduan itu akan berbuah curhat kepada sahabatnya akan sosok yang dirindukan atau akan momentum yang berkesan dalam perlintasan hatinya. Terkadang kerinduan itu tak bisa muncul dalam kata-kata namun dalam bahasa tubuh yang lain misalnya mengalirnya tetesan air mata atau menangis.

Bagi laki-laki tentu saja lebih tegar dalam menyiasati runag rindu ini. Laki-laki memang diciptakan untuk lebih tegar dalam menghadapi rindu yang melintas di hatinya. Mungkin juga bagi anda yang merasa laki-laki dan kebetulan sedang membaca tulisan ini tersenyum sendiri, lantaran sama saja kok dengan yang perempuan jika hatinya merindu. Yup..masing-masing pribadi tentu berbeda dalam menyikapi hal rindu dihati. Yang pasti itu bukan hal yang mengandung unsur salah atau benar bagi seseorang, natural saja dan itu semua manusiawi.

Kehilangan momentum dalam diri seseorang terkait kenagan indah dalam hati yang terlintas bisa juga terjadi lantaran tidak siapnya seseorang mendapatkan perlintasan hati selanjutnya dalam tempo yang hampir bersamaan. Misalnya saja, seseorang yang baru saja kecewa oleh seseorang kemudian berada pada posisi sedih karena kehilangan dan ternyata dalam waktu yang bersamaan sepenarnya sudah dikirimkan perlintasan baru lagi yang sebenarnya sangat dalam namun orang tersebut melewatkan momentum itu lantaran tidak siap. Hal ini juga bisa berpotensi melahirkan runag rindu yang mendera dahsyat dimasa yang akan datang. 

Apa yang sebaiknya kita lakukan jika rindu mendera? Bagi saya pribadi bawa rindu itu dalam doa. Sampaikan kepadaNYA. curhatlah kepadaNYA. Tanyakan kenapa masih memunculkan momentum itu dalam ruang rindu dihati kita. Bukankah hanya Alloh SWT yang maha membolak balikkan hati hambaNYA? Ya muqollibal qulub.....yang maha membolak-balikkan hati .....dan lanjutkan dengan ikhlas akan apa yang Alloh SWT inginkan akan kita. Sebaiknya kita harus berlatih untuk senantiasa menjaga perlintasan hati kita untuk dzikrulloh saja, namun dalam kontek pergaulan dan kehidupan kita sehari-hari dalam pertemanan atau amanah bersama terkadang kita sulit mengelak dari adanya perlintasan hati tadi. Wollohualambishowab....






Kamis, 25 April 2013

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa keuangan sebagai ide untuk diterapkan sebenarnya sudah lama di Indonesia. Tepatnya sejak tahun 1999. Saya pribadi saat awal berkuliah strata satu di UNSOED diawal-awal semester saya kuliah sekitar tahun 2001 pernah mengikuti seminar tentang OJK di kampus UNSOED tempat saya menempuh bangku kuliah. Waktu itu ada Bpk. Iman sugema dari INDEF dan beberapa pembicara skala nasional dari instansi yang berwenang dari BI dan Depkeu jika saya tidak salah ingat. Saat ini tahun 2013 ternyata baru diadakan sosialisasi OJK kepada masyarakat. Sehingga sebenarnya wacana OJK sudah lama bergulir bahkan mungkin negara kita yang telat menerapkan otorisasi terhadap jasa keuangan baik bank maupun non bank.

Adapaun UU yang mengatur tentang OJK adalah UU no 21 Tahun 2011. Pelaksanaan OJK ternyatamundur 4 tahun.Siang tadi bertempat di aula Bank Indonesia Jawa Tengah, saya berkesempatan mengikuti seminar dalam rangka mensosialisasikan OJK kepada para pelaku bisnis jasa keuangan di regional Jawa Tengah. Dalam pidato kuncinya yang langsung dihadiri oleh ketua Dewan Komisioner OJK Bapak Muliaman D Hadad menyampaikan bahwa OJK adalah badan independen yang diangkat oleh DPR seperti BI. Dahulu sebelum Reformasi  Gubernur BI diangkat oleh Presiden. Namun setelah reformasi Gubernur BI diangkat oleh DPR. Hal ini bertujuan agar kondisi finansial sebuah negara tidak menjadi pusat gara-gara / masalah di negeri ini sehingga stabilitasnya terjaga.

Pertanyaan selanjutnya adalah BI akan menjadi apa setelah ada OJK? Kedepannya BI akan berkonsentrasi untuk menangani masalah sistemik baik dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Meskipun saya sendiri sempet tersenyum juga saat alas ini dikemukakan. Lantaran beberapa waktu lalu sempat santer terdengar di akun tweet salah satu jejaring sosial bahwa memang sengaja OJK dijalankan untuk membuka wacana bahwa dampak sistemik yang pernah hangat menjadi perbincangan para ekonom berrbagai madzab di negeri ini. Dengan demikian setelah sudah ditetapkan dan mulai bertahap dijalankan maka tugas BI kedepan adalah menanggulangi masalah sistemik dan pencegahannya serta pencegahan terhadap krisis yang bersifat siklus. Maka jelas legitimasi tentang adanya dampak sistemik yang mencuat saat kasus century sudah dijustifikasi kebenarannya oleh pemerintah. Lantas akan kemana kasus century selanjutnya? menguapkah? let we see...Berbicara ekonomi dan politik sebenarnya menurut saya adalah seperti sebuah koin mata uang dengan dua sisi yang harus dilihat bersama. Bisa-bisa memang malah ekonomi dikuasai oleh politik meskipun disebutkan bahwa independensi BI dan OJK dipisahkan agar tidak menjadi pusat gara-gara. Namun bisa jadi jika dipandang dengan kaca mata politik justru ekonomi dijadikan alat politik. Hati-hati jangan terjebak.

Pengotorisasian yang dilakukan oleh OJK akan dilakukan secara bertahap. Tahun ini pengotorisasian dilakukan pada sektor jasa keuangan dan pasar modal. Tahun 2014 pengotorisasian Bank dan BPR, tahun 2015 diharapkan sudah mencapai skala jasa keuangan Miro seperti BMT dan Kopersai. Namun tidak hanya itu saja, seperti pegadaian, leassing, asuransi, dana pensiun juga termasuk yanga akan diotorisasi oleh OJK. Secara teknis OJK akan berkantor dimana Bank Indonesia berada. Adapun karyawan OJK diambilkan dari BAPEPAM dan BI. Bekerja seperti biasa hanya saja melaporkannya kepada OJK. Ada pula yang tetap menjadi karyawan BI dan karyawan Depkeu. Saat ini yang tercatat sebagai karyawan OJK baru 864 orang. Maka sudah muncul di berbagai media bahwa Bpk. Agus marto Wardoyo akan pindah tugas menjadi Gubernur BI menggantikan Bpk Darmin Nasution dan Menteri keuangan dipegang sendiri oleh Bapak Hatta Rajasa yang biasanya bertugas sebagai Menkoekuin.

Untuk jangka panjang OJK bertugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia agar melek financial atau financial literate. Mungkin saat ini masyarakt Indonesia sudah melek huruf, namun ternyata masyarakat Indonesia yang mengakses jasa keuangan baru 30 persen dari seluruh jumlah penduduk yang ada. Jelas bahwa angka itu masih rendah. Selain edukasi masyarakat juga bertugas untuk memberikan informasi terkait dengan infestasi bodong yang akhir-akhir ini marak menipu masyarakat. Untuk itu OJK membuka call center di 500-OJK (655) atau ke konsumen@ojk.co.id. Masyarakat bisa bertanya dan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum berinfestasi terkait jasa keuangan yang akan menjadi tempat berinvestasi, apakah jasa keuangan tersebut termasuk yang baik sebagai tempat berivestasi atau tidak baik, sehingga kasus-kasus investasi bodong tidak terjadi lagi di negeri ini.

Dari mana gaji karyawan OJK dan bagaimana OJK hidup? OJK mendapatkan dana dari APBN dan dari pungutan kepada jasa keuangan. Itu hal wajar dan umum terjadi diantara OJK - OJK yang ada di berbagai negara di muka bumi ini. Dengan dana APBN semoga OJK bisa berdampak bagus bagi sektor jasa keuangan negeri ini. OJK kedepan juga akan mencari alternatif-alternatif agar masyarakat bisa mengakses jasa keuangan.Cara yang akan ditemput dengan bekerjasama dengan tokok masyarakat masing- masing daerah. Misalnya di Kabupaten Pariaman, Bupatinya sudah bisa menemukan ide baru agar masyarakatnya mempunyai akses kepada jasa keuangan. Idenya adalah mensertifikasi kambing, sapi serta ternak-ternak yang dipunyai oleh warganya. sertifikasi tadi bisa digunakan untuk agunan kepada jasa keuangan untuk kemudahan dalam mendapatkan modal. Karena semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses jasa keuangan maka semakin sejahtera masyarakat tersebut.

Senin, 22 April 2013

Keanggunan Perempuan


Saya lebih senang menyebut perempuan daripada wanita . Perempuan diartikan dengan yang diempukan sedangkan wanita adalah sebutan dari istilah jawa wanito yakni wani ditoto (berani untuk diatur). Penyebutan perempuan yang bermakna yang diempukan mengandung maksud bahwa posisinya adalah mulia yakni dianggap empu (sebutan penghormatan untuk gelar semacam guru pada masa lampau). Perempuan itu mulia karena sebenarnya ia yang banyak memegang kunci –kunci keberhasilan dimuka bumi ini. Banyak hal yang bisa diciptakan oleh perempuan untuk bumi ini. Misalnya saja peran perempuan sebagai seorang ibu yang menjadi sekolah bagi putra-putrinya yang utama dan pertama (Madrosatul ula). Tentu saja seorang ibu yang berkwalitas dan mengerti kaidah-kaidah pendidikan anak akan menjadi lini pokok dalam pencetakan generasi mendatang di muka bumi. Maka ia adalah peletak dasar masa depan.

Perempuan memang kaya dengan berbagai karakter. Ada yang agresif ada juga yang dinamis ada pula yang anggun. Mungkin saya lebih suka dengan karakter anggun. Bukan berarti karakter yang lain itu salah, tentu saja tidak. Keanggunan untuk orang pada umumnya adalah mengenai apa yang bisa dilihat dalam penampilan, gaya berjalan, cara bermake up dan lain sebagainya yang hanya selesai pada apa yang dilihat mata. Sejatinya keanggunan perempuan itu lebih indah melekat pada sikap dan perilaku seorang perempuan. Setiap perempuan yang mempunyai sikap dan perilaku yang anggun ia akan enak dan luwes dalam bergaul tanpa berlebihan. Dengan sikap anggun maka ia juga punya waktu / mempunyai momentum untuk bisa menganalisa keadaan apa yang ia hadapi. Sehingga respon perilaku terhadap kondisi yang ada tidaklah gagap.

Sering saya mengawasi perilaku teman-teman dalam bersikap. Salah satunya mengamati perilaku teman- teman perempuan saat menyukai lawan jenisnya. Lucu- lucu cara/ metode yang ia lakukan. Yang akhirnya jatuh dan terperosok jauh dari kata anggun. Memang cinta itu buta, namun jika seorang perempuan sudah melekat kepadanya karakter anggun maka ketika seorang perempuan jatuh cinta kepada lawan jenisnyapun akan dapat bersikap anggun. Ada yang dengan berbagai cara mendekati pria yang ia sukai dengan berbagai modus misalnya berteman, ada pula dengan mengirimkan salam. Menurut saya itu sah-sah saja namanya juga upaya. Namun ada pula yang saya tidak memahami model pendekatan kepada lawan jenis yang disuka padahal jelas-jelas pria tersebut berstatus berpacaran dengan orang lain. Logika hati seperti apa yang hendak dipakai. Menurut saya perempuan tersebut tidak punya hati. Itu parah menurut saya....   Wanita anggun itu yang banyak diminati orang / pria, sehingga dalam menarik perhatian lawan jenis yang ia sukaipun tidak dengan cara yang mohon maaf “murahan”. Bahkan sebenarnya menyatakan suka dengan seseorang itu juga tidak perlu dengan kata-kata bisa dengan raut muka yang berbeda, kerling mata yang berbeda yang terkadang hal-hal semacam itu bisa dilihat oleh orang lain atau teman-teman kita. Dan itupun sudah cukup membuat kita malu jika kita kelihatan berbeda dengan biasanya.  Bahkan kita tidak membuat atau mengada-ada untuk berekspresi semacam itu. 

Itu hal pemandangan yang bisa saya lihat terkait apa yang terjadi disekitar saya saat ini. Lucu dan kadang membuat saya tersenyum sendiri lantaran berbedanya latar belakang masing-masing orang dan karakter masing-masing orang. Sebenarnya keanggunan seperti apa sih yang sebaiknya dimiliki oleh setiap muslimah. Bagi muslimah yang sudah paham apa itu tentang hijab/ sekat antara laki-laki dan perempuan sebagai pegangan dalam bergaul maka kondisi “murahan” itu tidak perlu lagi terjadi. Dalam konteks saat ini menjaga hijab antara laki-laki dan perempuan memang sangat sulit. Kerap kali dan hampir tiap hari kita dipertemukan dengan kondisi umum yang baur antara laki-laki dan perempuan. Namun ada suatu kondisi saat hati itu juga dihijabi. Muslimah yang sudah terbiasa menghijabi hatinya maka ia akan sangat hati-hati dalam menjaga hatinya akan virus suka dengan lawan jenis yang pada masa ABG dulu saat anak-anak  Rohis SMU  sering menyebutnya dengan virus merah jambu “VMJ”. Kenapa demikian? Karena virus ini benar-benar paten. Maka muslimah yang sudah paham dan berusaha konsisten dengan jalan hidupnya termasuk di dalam menemukan jodohnya akan sangat berhati-hati untuk menjaga hatinya. Bahkan jangan sampai jatuh cinta terlebih dahulu. Jika sudah mulai ada riak-riak suka maka hendaknya jangan cuma hijab hati yang ia terapkan namun juga hijab secara fisik. Mulai mengurangi interaksi dengan lawan jenis tersebut sebisa mungkin. Karena belum tentu dia juga menyukai kita. Kalau ternyata dia suka belum tentu pula ia siap menikah. Maka Siti khodijah saat menyukai Nabi Muhammad SAW melalui perantara untuk menanyakan keadaan Nabi Muhammad SAW. Apakah Nabi Muhammad siap menikah dan apakah beliau bersedia dengan khodijah, sehingga tidak terjadi fitnah diantara mereka karena melalui perantara. Dan menurut saya itu bentuk keanggunan Khodijah. Dia tegas kepada diri dan hatinya. Sehingga jauh dari lebel “murahan”. 

Siti Khodijah menurut saya termasuk salah satu yang mewakili sosok anggunnya seorang muslimah. Jadi anggun itu bukanlah pembawaan perempuan saat berjalan digandeng, jalannya melambai, berbicaranya mendesah. Bukan itu. Sekali lagi anggun dalam berperilaku dan bersikap. Bahkan terkadang saya melihat perempuan yang belum berhijab namun sangat anggun dalam bersikap. Karena memang secara umum hal keanggunan itu disepakati di seluruh muka bumi ini. Misalnya dalam lagu lamanya Ronan Keating yang berjudul when you say nothing at all yang menjadi soundtrack film lama Nothing Hill.  Sebagai berikut liriknya :

It's amazing how you can speak right to my heart
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don't say a thing

The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all

All day long I can hear people talking out loud (oh…)
But when you hold me near (oh, hold me near)
You drown out the crowd (drown out crowd)
Try as they may, they can never defy
What's been said between your heart and mine

The smile on your face let me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all…

Begitulah...sebenarnya perempuan anggun memang idealnya dengan laki-laki yang maskulin. Makulin secara karakter tentu saja. Perempuan anggun dan laki-laki yang maskulin akan berbicara melalui bentuk sindiran jika mereka tidak berkenan terhadap sesuatu. Terkadang sindiran itu  belum mampu diterima atau sampai kepada target yang akan kita ajak komunikasi. Maka cara anak-anak yang belum dewasa akhirnya yang ditempuh. Hendaknya kita mawas diri jika sampai ditegur oleh teman kita. Mungkin sebenarnya kita sendiri yang belum peka terhadap apa yang terjadi. Bahkan mungkin karena kita belum menjadi perempuan yang anggun dan pria yang maskulin sehingga belum bisa menggunakan bahasa sindiran sebagai cara orang dewasa berbicara. Last but Not least karakter anggun bagi perempuan itu penting, begitu pula karakter maskulin bagi laki-laki itu juga penting. Somoga kita bisa tumbuh kearah lebih baik dalam menggapai predikat anggun atau maskulin sehingga setiap saat adalah pelajaran sikap yang perlu kita terapkan dan perbaiki dalam diri kita.  Sungguh dengan banyak berteman dan banyak referensi karakter teman kita bisa memilah dan memilih kira-kira keanggunan  seperti apa yang ingin kita miliki. Sehingga kian hari kita menjadi kian lebih baik dalam bersikap dan perilaku. Wollohualam bishowab.





http://d.kapanlaginetwork.com/lg.php?bannerid=3312&campaignid=2017&zoneid=3&loc=http%3A%2F%2Flirik.kapanlagi.com%2Fartis%2Fronan_keating%2Fwhen_you_say_nothing_at_all&cb=7050ef30c4

http://d.kapanlaginetwork.com/lg.php?bannerid=47&campaignid=70&zoneid=4&loc=http%3A%2F%2Flirik.kapanlagi.com%2Fartis%2Fronan_keating%2Fwhen_you_say_nothing_at_all&cb=850cbc937a

Sabtu, 20 April 2013

Semangat Kartini dalam Pandangan Islam

Islam memiliki pandangan komprehensif dalam memberi dan menjamin hak-hak kaum perempuan secara penuh dalam empat bidang :

Bidang Kemanusiaan : Islam mengakui sisi kemanusiaan perempuan secara penuh dengan menjadikannya masing-masing dari mereka secara sama."Hai manusia, bertawakallah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa..."(Qs. An-Nisa;1) Rosululloh SAW bersabda :"wanita adalah saudara kandungnya laki-laki."(HR.Tirmizi).

Bidang Sosial : Islammembuka selebar-lebarnya pintu amal sosial dari semua sisi.

Bidang Ekonomi dan Undang-Undang : Islam membuka ruang ekspresi dan kompetensi perempuan secara sempurna meliputi kemampuan akal,jiwa dan fisiknya.

Bidang Keluarga : Islam sangat memperhatikan perkembangan seorang anak gadis  sebelum ia menikah. Maka Islam mewajibkan seorang ayah untuk mengayomi, menjaganya, mendidiknya sampai ia menikah.Memberikannya hak memilih calon swaminya serta mensyaratkan persetujuan wali atau sepengetahuannya ketika menikah untuk yang pertama kali, sebagai bentuk bantuan kesiapannya sebelum menikah.

Pasca menikah Islam memberikan perhatian lebih terhadap lembaga keluarga sebagai unit dasar sebuah masyarakat yang mewujudkan kedamaian dan kerjasama pribadi dalam keluarga. Islam menetapkan hukum-hukum yang bisa menjamin kedamaian sebuah keluarga, mewujudkan tujuan-tujuannya, menjadikan akad nikah sebagai sebuah akad yang penuh dengan keridhoan, di mana pernikahan tidak akan bisa berjalan baik kecuali dengan kerelaan sang isteri.

Islam menjadikan sebuah keluarga sebagai sebuah sistem dan lembaga. Dalm rumah tangga harus ada seorang kepala atau pemimpin yang bertanggung jawab memelihara dan mewijudkan kebaikan dalam keluarga. Islam membebankan seorang swami dengan tanggung jawab itu kemudian dikenal dengan nama "qowwamah",yakbi sebuah tanggung jawab perlindungan, pemeliharaan, dan penanggungan dalam koridor saling ridho dan musyawarah. Termasuk dalam konteks ini, seorang swami memiliki tanggung jawab memberi nafkah terhadap keluarganya meskipun istrinya sudah kaya raya.

Islam menjadikan kekokohan ikatan-ikatan" lembaga" ini bagi masing - masing pihak secara merata. Bila seorang swami mencerai isterinya (talak), maka suami itulah yang menanggung segala resikonya. Dan apabila pihak isteri yang menuntut cerai (khulu")maka ia harus mengembalikan apa yang pernah ia terima dari mahar pada perkawinan sebelumnya.

Selain itu Islam juga membuat sejumlah langkah - langkah islah (perdamaian) di antara kedua swami-isteri apabila sampai ingin melakukan cerai dengan cara damai dan tahkim (mencari penengah keputusan).

Sedangkan filosofi umum yang mengatur kehidupan dan moralitas manusia khususnya diantara laki-laki dan perempuan maka itu berdiri diatas dasar persamaan hak-hak. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.."(Qs Al Baqarah:228)

Rosululloh bersabda :'kaum wanita adalah saudara kandung laki-laki."Keduanya diciptakan dari jiwa yang satu dan memiliki tugas-tugas bersama seperti jiwa manusia yang satu. Kendati demikian masing-masing keduanya memiliki tugas-tugas yang berbeda (layaknya seorang laki-laki dan wanita)

Tugas-tugas itu beragam pada koridor atau peran yang dipikul masing-masing disebabkan perbedaan spesifik masing-masing secara fisik dan jiwa, rasa sensifitas dan perasaan serta berbagai kelebihan lainnya yang beraneka ragam. Hal itu adalh fitrah Alloh yang ada pada manusia, tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.

Nah, dari ini semua kita memahami bahwa kehidupan justru bisa berjalan ketika semua perbedaan dan kekhususan antara laki-laki dan perempuan itu berjalan. Inilah yang secara akal dan logika menjadikan masing-masing keduanya memiliki tugas yang sesuai dengan tabiatnya, agar keduanya saling enyempurnakanyanglain dalam tataran tugas yang beraneka ragam. Penyimpangan terhadap masalah ini,justru menyebabkan kehancuran keluarga dalam masyarakat. Wollohualam bi showab...

*Diambil dariPandnagan Syariah terhadap CEDAW)



Sabtu, 13 April 2013

Berkarakter Kuat

Membina kepribadian berkarakter baik dan kuat tidak bisa dilakukan hanya sehari dua hari saja, Seperti halnya membangun kota. Membangun kota bisa berbulan-bulan bahkan bisa juga hingga tahunan dan tak ada kota impian. Yang bisa ditata adalah kota yang baik. Sehingga tanpa batas jika kita hendak menata diri untuk berkarakter baik yang kuat. Seperti halnya bagaimana menata kota yang baik bahkan tak ada kota impian. Maka menata karakter baik itu everlasting. Tak kan pernah ada kata cukup. Adapun karakter kuat dapat kita pupuk/tata dengan beberapa tahapan pendekatan sebagai berikut :

1.Merencanakan Kebiasaan.

  Merencanakan kebiasaan dapat dipersempit dengan mendeteksi kebiasaan yang terkait dengan  kebiasaan ibadah,  diri, rumah dan orang lain.
Dalam hal ibadah misalnya sholat diawal waktu, tilawah sehari satu juz, wirid setelah sholat. Untuk memulai kebiasaan ibadah bisa dengan mengetahui terlebih dahulu hikmah apa bila kita melakukan ibadah tersebut. Misalnya wirid setelah sholat bisa menjadikan kita dicukupi oleh Alloh akan kebutuhan-kebutuhan kita. Makna dicukupi bisa dengan memberika apa yang kita butuhkan/inginkan atau bisa dalam makna yang lain yakni tidak diberi keinginan akan sesuatu hal. Itu juga bermakna cukup.
Selanjutnya selain merencanakan kebiasaan beribadah, kita juga merencakan diri dalam hal kepribadian yakni selalu bermuka berseri. Jika kita termasuk dalam kategori orang-orang yang tidak bermuka berseri maka hendaknya kita berintrospeksi. Dalam hadist qudsi dikatakan bahwa "Perlihatkanlah dihadapan saudaramu muka berseri, karena muka berseri-seri adalah sedekah". Dalam ilmu psikologi orang yang menampakkan muka berseri-seri adalah orang-orang yang berhati lapang.
Merencanakan kebiasaan selanjutnya adalah mengenai rumah. Rumah hendaknya terjaga agar senantiasa bersih, rapi dan menginspirasi. Maka bagaimana tips agar mudah membersihkan rumah? Disarankan untuk tidak menumpuk barang yang banyak. Jika ada barang yang masuk maka usahakan ada juga yang keluar. Misalnya bagi para perempuan yang suka membeli baju, tas, sepatu hendaknya lebih arif dalam membelajakannya. Perlu dipikirkan kemanfaatannya jangan menuruti keinginan saja. Yang terakhir dalm merencanakan kebiasaan adalah kepada orang lain. Yaitu memberikan kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Bisa kita list apa saja kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan kepada orang lain.

2.Keuntungan kita melakukan itu.
 3.Menuliskan tantangan yang dihadapi
4.Mulailah sekarang
5.Tetapkan tanda-tanda keberhasilan/indikator
6.Perkuat kebiasaan dengan hal-hal yang disukai dan mendukung.
7.Bergaullah dengan orang-orang yang mempunyai kebiasaan baik/sama dengan kita
8.Buat program evaluasi
9.Ubah rencanayang tidak sesuai.

Jika karakter sudah matang maka jarang terjadi kebingungan/personal split dan terbentuklah pribadi dengan karakter baik yang kuat. Wollohualam bishowab...












Kamis, 04 April 2013

Madre

Berawal dari tweetter Dee sapaan Dewi Lestari pengarang novelet Madre kemarin pagi. Sepertinya Dee ingin sekali meluruskan bahwa yang sangat memegang teguh untuk membesarkan Tan De Bekker adalah Mey bukan Tansen. itulah yang membuat saya ingin segera menonton film Madre yang merupakan novelet dari Dee. Well....surprise sebenarnya ketika saya baca resume film ini dan saya tahu Madre merupakan garapan Mizan Production. Biasanya film-film karya mizan banyak berbau sosial misalnya film Emak Ingin Naik Haji dan  Rumah Tanpa Jendela. 

Penasaran juga, knapa Pak Haidar Bachir (pemilik Mizan) mau memfilmkan novelet ini. Ekspektasi saya sangat tinggi terhadap kedalaman film ini. Mungkin karena pengaruh Pak Haidar Bachir juga, lantaran  Mizan publishing saat ini banyak mempublish buku-buku karya Paulo Choelho, bahkan novel dunia sophi (sophi world)pun saat ini yang beredar di toko buku merupakan terbitan Mizan. Beberapa teman saya menilai Sophi wold itu mirip Supernovanya Dee. Jadi masih berada dalam satu genre filsafat. Hal yang wajar juga kenapa Mizan juga membidik segmen filosofis untuk film yang ia buat, mungkin itu merupakan idealismenya Pak Haidar Bachir yang memang mengambil master di USA untuk jurusan filsafat. Harapan saya film yang  filosofis seperti biasanya novelet Dee juga berasa "dalem" dalam makna. Ternyata masih kalah "dalem" dari Rectoverso.

Madre adalah biang kue yang dapat dikembangkan menjadi adonan. Dalam bahasa spanyol Madre berarti ibu. Yup....biang kue yang diwariskan dari seorang ibu kepada anak laki-lakinya yang bernama Tansen (diperankan oleh Vino G Bastian). Tan De Bekker toko kue yang sudah lama mati. Dihidupkan kembali dengan latar dan peristiwa yang membalut film ini. Film ini diawali dengan kembalinya Tansen ke Bandung karena mendapat wasiat untuk menjadi pewaris Madre. Rasa bimbang mendalam lantaran Tansen adalah orang bebas yang hanya memikirkan tentang bagaimana menaklukkan ombak yup...Tansen adalah peselancar, yang tinggal di Bali dan tidak menyukai hidup di kota besar. Mengemban amanah  untuk menghidupkan kembali Tan De Bekker adalah hal yang berubah 180 derajat dari visi hidupnya. Adalah Mey teman masa keci Tansen seorang perempuan cantik menurut versi saya (diperankan oleh Laura Basuki) yang akhirnya bisa menghidupkan kembali Tan De Bekker. Subhanalloh Cantiknya....saya suka sekali karakter Mey yang anggun, lembut, cerdas, teguh pendirian, dan motivator ulung.

Believe it or not bahwa ada bakat-bakat tertentu yang memang diwariskan. Misalnya artisan. Artisan adalah keahlian dalam membuat kue. Tidak semua orang sekali membuat kue langsung sukses, ada yang bantat, gosong dan lain sebagainya. Tapi memang ada orang-orang yang diberikan keahlian oleh Tuhan yang didapat secara turun temurun/warisan. Tansen mewarisi bakat membuat kue tersebut dari ibunya sebagai artisan. Awalnya Mey akan membeli Madre Rp.130 juta rupiah dan terus melobi agar Mey dapat membeli Madre. Awalnya Tansen tetarik, namun setelah melihat antusias dan kecintaan mantan para karyawan Tan De Bekker untuk menghidupkan kembali maka Tansen tergerak pula untuk menghidupkan kembali Tan De Bekker. Dengan diajari oleh Pak Dhe yang merupakan sahabat kakek Tansen yang diperankan oleh Deddy Petet akhirnya Tansen mampu membuat roti dan menghidupkan kembali Tan De Bekker.

Dalam perjalanan  perkembangannya terlihat Mey sangat ingin ikut berperan dengan mengambil porsi untuk proyek kerjasama dengan Tansen. Maka muncullah riak-riak tidak enak dari rekan kerja Mey yang ternyata adalah calon swami Mey. Drama percintaan yang belum kesampaian membalut kisah ini. Hingga muncullah Original Soundrack film ini yang dinyanyikan oleh Afghan Syahreza dan sekarang sudah mulai digemari oleh para afghanisme. Bukan karena sountrack film juga kalau yang nyanyi afghan pasti bakal laris manis. Malah saya memprediksikan lagunya afghan ini lebih populer dari filmnya. Lantaran Afghannya memang sudah populer terlebih dahulu. Akhirnya ketahuan bahwa memang ada cinta diantara mereka (Tansen dan Mey). Finally...Tansen kembali ke Bali, berselancar kembali menjalankan hidupnya sebelum kembali ke Bandung dan berkutat dengan Madre. Mey yang teguh dalam pendirian, menemani para karyawan Tan The Bekker untuk tetap menjaga agar tetap hidup. Beruntungya kamu Tansen. Ada wanita yang menunggumu dirumahmu, membesarkan usaha keluargamu karena cinta. Hingga pada suatu hari Tansen kembali ke Bandung  dan bertemu Mey.

Menilai film ini saya memberi nilai c plus mendekati B. Mungkin akrena expektasi saya akan film ini terlampau tinggi pada awalnya  jadi akhirnya agak kecewa dengan filmnya. Last but not least Jaya terus film Indonesia. Buat Vino kenapa juga musti bermain di dua film yang tayangnya bersamaan. Usul ya Vin...besok-besok jangan beginilah, soalnya saya jadi malas menonton Tampan Taylor yang kamu bintangi juga ternyata.












Senin, 01 April 2013

Sekapur Sirih Silaturrahim dan Liburan


Week end kali ini lumayan mendapatkan tambahan satu hari libur yakni hari Jumat. Hari Jum’at merupakan hari libur karena tanggal merah, bagi umat kristiani merupakan hari Paskah. Alhamdulillah bisa bersilaturrahim ke Kudus rumah sahabatku dilahirkan dan tumbuh. Bertemu Haji Jabir, Bapaknya Nungski membuat saya mudah mencerna sederhananya manusia menjalani hidup. Terkadang teori hidup yang diajarkan di beberapa forum seperti jipeng (pengajian kuping) serasa mengawang-awang saja. Seperti konsep Qonaah (ikhlas atas apa yang Alloh berikan), tawakkal (pasrah akan apa yang Alloh tetapkan).  Mendengar kisah hidup Haji Jabir dari isterinya adalah menyederhanakan bagaimana Qonaah dan indahnya jika kita bertawakkal. Cerita apa sebenarnya ? 

Berawal dari penglihatan saya tentang beberpa mobil tronton di halaman rumah dan samping rumah Nungski, yup...Haji Jabir ayah Nungski mempunyia usaha bengkel mobil-mobil tronton dan truk. Belum  lama rupanya berbisnis bengkel ini. Menurut penuturan Ibunya Nungski berbisnis buat keluarga mereka sudah menjadi jalan hidup yang dipilih oleh Haji Jabir. Sebelum menjadi pebisnis, ternyata haji jabir berprofesi sebagai sopir yang biasa berkendara hingga keluar pulau jawa. Maka nama Jabir adalah panggilan Haji Syafi’i yang merupakan nama asli/sebenarnya dari Haji Jabir. Berbekal relasi pertemanan saat menjadi sopir maka bisnis bengkel mobil tronton dan truk ini dapat berjalan hingga saat ini mampu mempekerjakan enam montir.

Saat putra-putri Haji Jabir masih kecil-kecil (anak-anak) sebenarnya juga sudah mencukupi untuk ukuran hidup di kampung Dawe di lereng gunung Muria Kudus. Kampung Dawe dan Gunung Muria terbilang dekat, hanya menempuh waktu kurang – lebih setengah jam perjalanan dengan motor dengan kecepatan sedang. Namun keinginan untuk memberikan bekal ilmu yang baik bagi putra-putri Haji Jabir adalah alasannya untuk memulai bisnis. Berawal dari menjadi cabang salah satu perusahaan expedisi yang berpusat di Jakarta dan hingga saat ini bisnis itupun masih berjalan. Kemudian berbisnis khas kudus yaitu rokok. Untuk bisnis rokok sebenarnya produknya dapat diterima diluar pulau jawa, meskipun ada juga yang dipasarkan di daerah Jawa Barat yang pelosok. Kendalanya adalah tentang pembayaran dari para sales marketingnya yang tidak lancar, hingga hutangpun menumpuk dan Haji Jabir menderita kebangkrutan.

Saat bangkrut mobil keluargapun dijual, tentu saja setelah minta ijin putra-putri termasuk Nungski. Tugas seorang Ibu dimasa seperti itu sangat berat, bagaimana menjaga perasaan putra-putri untuk tetap bertahan dengan kondisi yang ada. Memastikan agar putra-putrinya tidak minder dengan teman-temannya lantaran biasanya dalam kondisi berada (kecukupan). Hal yang dirasakan juga banyak teman-teman  Haji Jabir yang menjauh disaat terpuruk/bangkrut. Hingga datanglah rezeki yang belum seberapa, maka digunakan untuk membeli mobil untuk usaha rental mobil, sekaligus bisa dipakai keluarga saat membutuhkan. Hingga lagi-lagi keluarga ini diuji. Mobil yang direntalkan dibawa oleh sopir dan tak kembali hingga beberapa bulan. Sebagai seorang perempuan Ibu Nungski pasti sering menggerutu dan mengomel kepada Haji Jabir, kenapa mobilnya tak kunjung kembali ke garasi rumahnya. Jawaban Haji jabir adalah:”iki ndonyane’ gusti Alloh, nak meh njaluk mobil yo njaluko maring Alloh, Nek pancen rejekine dhuwe mobil yo bakal bali mobile, yen ora rezekine yo rak mbalik...”

Itulah statement Tawakkal kepada Alloh SWT, hingga suatu saat ada polisi yang menghubungi rumah. Mobil yang dibawa kabur oleh sopir ternyata atas nama Nungski. Mobil tersebut menabrak orang atau entah menabrak apa dan ditinggal ditengah jalan. Hingga polisi mencurigai mobil yang parkir berhari-hari dijalan itu. Sampainya mobil dirumah, mobil tersebut ternyata masih guarantee sehingga bisa diganti dengan yang baru. Sesimple itulah Tawakkal, maka akan berbuah manis diakhirnya. Saya sampaikan itu simple namun bagi yang menjalaninya, seperti ibunya Nungski tentu saja butuh effort yang besar dalam menjalaninya. 

Melihat skala usaha Haji Jabir maka bisnis ini belum besar sekali namun cukup dan sepertinya berlebih untuk keluarga Nungski. Yang saya cermati adalah Haji Jabir merintis usaha satu persatu, mantain sendiri sehingga tidak ekspansif membuka usaha-usaha baru. Untuk bengkel tronton dan truk inipun Haji Jabir bertugas sebagai marketingnya. Nampak pula Haji Jabir turun ke bengkel untuk mengecek pengelasan dan lain-lain. Benar-benar passioned, memang harus demikian saya rasa lantaran bengkel merupakan bisnis services. Menyikapi keberhasilan bisnisnya saat ini, Ibunya Nungski dengan rendah hati menamakan itu semua adalah rezekinya anak-anak, saat anak-anak butuh biaya pendidikan ya diberilah oleh Alloh untuk itu. Itulah Qonaah. Saat dulu menjadi istri seorang sopir Ibu Nungski bersyukur dengan rezeki yang ada, saat ini saat menjadi isteri pebisnis bengkel tronton dan trukpun tetap rendah hati, bahkan itu semua adalah rezekinya anak-anak yang diberikan Alloh SWT lewat mereka Haji Jabir dan Isteri. Itulah Qonaah. Selalu bisa bersyukur dan merasa cukup tentang keadaan apapun yang diberikan oleh Alloh SWT.

Selain bersilaturrahim ke rumah Nungski, saya dan beberapa teman juga berkesempatan mengunjungi air terjun Monthel di kaki gunung Muria. Hari itu adalah hari Jum’at. Banyak sekali rombongan-rombongan peziarah ke Makam sunan gunung Muria. Mereka menggunakan bus-bus antar provinsi dan banyak pula yang mengendarai kendaraan pribadi. Tradisi ziarah kubur ke makam-makan para wali memang merupakan pemandangan yang tak asing di Kudus dan sekitarnya dan sepertinya ini umum di tanah jawa. Tak hanya di Jawa Tengah saja namun juga di Jawa Timur dan mungkin Jawa Barat. Bahkan dari Jakarta juga marak rombongan-rombongan zarah kubur kemakam-makam keturunan Rosululloh SAW generasi kesekian dan sebagainya. Ada apa sebenarnya? Dasarnya apa mereka berziarah?

Menurut juru kunci makam syech Abu bakar dan penjaga kamar mandi di pulau Panjang yang sempat kami kunjungi pada hari sabtu. Tradisi ziarah kubur berasal dari gendhingnya salah satu sunan yang saat ini kita tahu lagu itu dipopulerkan oleh opik Tombo ati. Pada perkara kelima tombo ati disebutkan dengan “wong kang soleh kumpulono” /berkumpullah dengan orang sholeh. Makam-makam yang didatangi adalah figur-figur orang-orang sholeh yang jasadnya telah terkubur. Namun rohnya masih ada dialam lain dan mereka itu mampu melihat kita di dunia, hanya saja tidak dapat berkomunikasi. Maka melalui perantara berdoa inilah media yang tersampaikan untuk memaknai berkumpul dengan orang-orang sholeh. Para peziarah datang, mengaji, bersolawat dan mendoakan itu saja. Menurut saya tradisi itu masih tak menjadi menyimpang dari tradisi Islam. Boleh-boleh saja namun jika sudah ditambahi dengan klenik, meminta-minta pada roh-roh halus di makam itu yang menurut saya tidak boleh.

Mengapa tradisi ziarah kubur masih ada saat ini, dan penganut tradisi ini biasanya dari level menengah kebawah menurut pengamatan saya. Tradisi ziarah kubur yang biasanya dilakukan di bukit-bukit seperti di Gunung Muria atau pulau-pulau yang jauh dari lingkungan penduduk, seperti di Pulau Panjang, yang harus ditempuh selama kurang - lebih lima belas menit dari pantai kartini Jepara. Merupakan proses pengajaran dari para wali yang belum sempurana dalam ajarannya. Ini bagi ziarah kubur yang merupakan tradisi yang berakar pada sunan atau para wali di Jawa. Para wali mengajarkan Islam dengan perlahan-lahan kepada masyarakat. Saat itu masyarakat kita sangat kental dengan tradisi animisme (menyembah roh-roh halus) dan dinamisme. Nah proses pengalihan yang belum sempurna terjadi ketika merubah proses tradisi animisme dan dinamisme dalam tradisi Islam ( menyembah Alloh SWT). Pola yang ada dalam masyrakat akan dialihkan esensinya dari menyembah roh-roh halus menjadi mendoakan arwah sunan dan bersholawat dan membaca al-qur’an. Maka esensi ketauhidan (keesaan) Alloh sudah tercapai. Hanya saja proses kelanjutan dakwah/ pendidikan para wali ini terputus generasinya. Sehingga belum paripurna penyampaian ketuhidan (keesaan Alloh) serta bagaimana  tradisi Islam terhadap yang sudah dikuburkan.

Maka hingga saat ini tradisi ziarah kubur masih menjadi ritual penting bagi mereka yang memahami Islam melalui Nahdhatul Ulama (NU). Wrga Nahdhiyin memang berbasis tradisional dan memang menyasar segmen menengah kebawah. Sehingga tradisi ziarah kubur juga masih tumbuh subur dalam kalangan Nahdhiyin. Beberapa waktu lalu, media mengabarkan bahwa uang infak pengunjung makan Gus Dur di Jawa Timur saja bisa menghasilkan Rp.2 Milyar selama satu tahun. Jadi bisa kita lihat betapa suburnya tradisi ziarah kubur di kalangan Nahdhiyin. Tentu berbeda dengan warga yang memahami Islam dengan tradisi Muhammadiyah. Muhammadiyah lebih terbukla dan menyasar segmentasi berpendidikan sehingga proses belum paripurnanya dakwah para wali bisa dilanjutkan dengan terus berupaya memodernkan Islam yang memang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka bagi warga Muhammadiyah berziarah kubur bukanlah tradisi yang yang digandrungi. Mendoakan arwah bisa dilakukan dari rumah, tidak harus berziarah ke makamnya.

Saya menyebutkan dua ormas besar NU dan Muhammadiyah karena memang kedua ormas tersebut besar di Indonesia. Namun saat ini marak sekali peziarah yang bukan dari warga Nahdhiyin, namun dari pengajian-pengajian yang diadakan oleh habib-habiab. Fenomena tumbuh suburnya ustadz dengan genre habib-habib saat ini juga merupakan fenomena pergerakan tradisi Islam.  Di Jakarta massanya besar sekali, hingga sering menjadikan kemacetan yang panjang jika genre pengajian Habib-habib ini sedang berlangsung. Mereka juga mengadakan ziarah ke makam-makam habib-habiab atau syech-syech yang jika dirunut merupakan turunan Rosululloh kesekian. Semakin rumit dan mundur menurut saya dakwahnya para wali/sunan. Harusnya kita lanjutkan pencerahan para wali dalam dakwahnya, jangan malah mundur atau stagnan pada pencapaian dakwahnya genre para wali dengan wajah tradisi berbeda misalnya NU dan genre Habib-Habib. Wollohualam Bishowab....

Itulah sekilas pandangan saya mengamati perjalanan silaturrahim saya bersama beberapa teman ke rumah Nungski dan perjalanan liburan ke air terjun Monthel di kaki gunung Muria Kudus dan ke Pantai Kartini dan Pulau Panjang.  Sebelum kembali ke Semarang, kami tak mau melewatkan kuliner khas Kudus Garang Asem. Menyenangkan dan harapannya fresh untuk besok masuk kuliah lagi. Terima kasih Nungski dan teman-teman, di lain kesempatan semoga kita bisa berlibur bersama kembali.



Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...