Rabu, 12 Agustus 2015

Syurga Yang Tak Dirindukan

Film ini berkisah tentang seorang mahasiswa tingkat akhir bernama Amran (Fedi Nuril) yang baik hati. Amran mempunyailatar belakang kehidupan, ditinggal mati bunuh diri oleh ibunya. Beruntung Amran menjadi sosok yang hidup berbekal agama yang kuat. Saat ingin bertemu dosen pembimbing, Amran yang kuliah di Arsitektur UGM melihat seorang anak kecil yang jatuh dari sepedanya. Amran yang baik menolong anak tersebut. Ketika anak itu ditanya mau kemana? ternyata sang anak menjawab mau mengaji. Amran yang baik akhirnya mengantar anak itu ke tempat ngajinya di daerah Krapyak Yogyakarta. Sampai di tempat ngaji nampak terlihat perempuan cantik khas Indonesia Arini (Laudya Cintyia Bella). Akhirnya mereka bertukar nomor handphone. Singfkat cerita mereka menikah dan berbahagia dengan seorang putri cantik. 

Polemik dimulai saat Amran mendapatkan tugas mensurvey proyek di kulon Progo. Dalam perjalanan, Amran melihat sebuah mobil terguling dipinggir jalan. Amran yang baik menolong korban mobil tersebut. Ternyata korbannya adalah Meirose yang berusaha bunuh diri. Meirose sedang mengandung dan berkat operasi caesar Meirose melahirkan anaknya dengan selamat. Ternyata Meirose ingin mencoba bunuh diri lagi untuk kedua kalinya. Yang pertama saat kecelakaan mobil itu, itu adalah kali pertama Meirose mencoba bunuh diri untuk yang pertama kali. Yang kedua kalinya, Meirose ingin meloncat dari ketinggian gedung rumah sakit tapi berhasil ditolong oleh Amran. Nyaris Meirose ingin terjun, Amran berjanji untuk menikahinya asal Meirose tidak bunuh diri. Hal itu dilakukan Amran lataran dalam batinnya tidak bisa melihat kejadian bahwa ada seorang ibu yang bunuh diri didepan matanya, itu mengingatkan dia pada saat kecil, ketika ibunya bunuh diri meninggalkannya. 

Meirose dan Amran menikah di rumah sakit dengan saksi kedua sahabat Amran. Masalah mulai muncul saat Arini menemukan stuk pembelian obat atas nama swami yakni Amran di saku celana Amran saat dicuci sama simbok. Arini menelpon apotik tempat Amran membeli obat. Dalam struk itu tertera alamat rumah Meiroae dan Arini melacaknya. Sampai di rumah Meirose, A rini melihat foto pernikahan Amran dan Meirose dipajang diruang tamu, nampak pula kedua sahabat Amran menjadi saksi nikah, Ya, pernikahan sederhana yang dilangsungkan di rumah sakit. (Aku menangis.....eit gak perlu diceritakan hehehehe).  Arini marah kepada Meirose. Apakah menolong itu harus dengan menikahinya? Meirospun tahu diri. Silahkan mbak kalo mbak mau marah? kalo mbak mau gak trima? Arini dengan nada marah meninggalkah rumah Meirose.

Masalah selanjutnya adalah masalah pembagian waktu yang memusingkan Amran hingga berimbas pada pekerjaannya molor sebulan dari waktu yang ditargetkan. Selain itu masalah membagi waktu antara kedua keluarga. Rumit? ya karena Amran adalah family man. Arini dalam kemarahannya sempat ingin keukeh menjadi single parent membesarkan anaknya . Namun ibunda Arinilah yang selalu menemani dan support terhadap Arini untuk ikhlas dengan keadaan rumah tangganya, bahwa Amran berpoligami. Suatu saat Amran telah berjanji untuk menghadiri acara pentas seni sekolah anaknya, namun saat di telpon ternyata Amran sedang berada di rumah Meirose karena akbar (putra Meirose) sedang panas. Lantas Arini menelpon Amran dan menanyakanpanasnya knapa? batuknya bagaimana? apakah berdahak atau cair? Amran menjawab cair. Kata Arini itu masuk angin cukup diberi minyak kayu putih saja. Alhasil Amran dapat menghadiri acara pentas seni sekolah putrinya. 

Hari selanjutnya, Arni nampak bersilaturrahim kerumah Meirose di Yogyakarta. Tidak dengan nada marah, dengan ramah Arini menanyakan perihal keluarga Meirose dan lain sebagainya. Meirose tentu  agak kaget. Kok mbak Arnini sudah tidak marah. Begitulah, ternyata Arini sudah ikhlas dipoligami. 
Pada suatu hari Amran pulang dalam keadaan hujan dan ia menolong seorang wanita yang akan diperkosa, itu berujung pada Amran mendapatkan luka tusukan dan harus dirawat di rumah sakit dalam keadaan koma. Dalam keadaan koma yang disebur adlah Arini terus, padahal Meirose menjaganya. dalam kondisi seperti itu Meirose menyadari bahwa ia berada diantara cinta Amran dan Arini. Dalam hati Meiros yang ada adalah pengorbanan bukan berbagi. Setelah Amran sembuh, Meirose silaturrahim kerumah Arini di Muntilan bersama Akbar putranya. Pada subuh pagi harinya ternyata Arini melarikan diri pulang ke Yogyakarta dan langsung menuju stasiun. Arini dan Amran mengejarnya dan Meirose menitipkan Akbar kepada mereka berdua. Meirose menangis? iya....karena dongeng kehidupan nya berakhir sedih, tapi orang baik akan mendapatkan orang baik, dan Meirose berjanji, nanti jika sudah siap ia akan menjemput Akbar. 

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...