Sejarah Wakaf


Pendapat ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari ‘Amr bin sa’ad bin Mu’ad ia berkata :
“kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam? Orang muhajirin mengatakan
adalah wakaf Umar,
sedangkan orang-orang Ansor mengatakan adalah wakaf Rosululloh
SAW.”(Asy-Syaukani : 129)

Berdasarkan hadits : Dari Ibnu umar
ra,berkata : Bahwa sahabat Umar ra,memperoleh sebidang tanah di khaibar,kemudian Umar ra menghadap Rosululloh
SAW untuk meminta petunjuk, Umar berkata :Hai Rosululloh SAW,saya mendapat
sebidang tanah di khaibar.saya belum pernah mendapat harta sebaik itu.maka
apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Dikenal pada tahun kedua hijriyah.
Rosululloh SAW bersabda: “bila
engkau suka kau tahan (pooknya) tanah itu dan engkau sedekahkan
hasilnya, tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan. Ibnu Umar
berkata:”Umar mnyedekahkannya (hasil pengolahan tanah)kepada orang- orang fakir,kaum kerabat,hamba
sahaya,sabilillah,ibnu sabil dan tamu. Dan tidak dilarang bagi yang
mengelola (Nadzir)wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik (sepantasnya)
atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta”(HR.Muslim).
Dasar
Hukum Wakaf


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan
oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir.Pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang Dia kehendaki,dan Allah
maha luas (karunianya)lagi maha mengetahui (Qs Albaqarah:261)
Ayat – ayat
tersebut di atas menjelaskan tentang anjuran untuk menginfakkan harta yang
diperoleh untuk mendapatkan pahala dan kebaikan. Di samping itu,ayat 261 surat
albaqarah telah menyebutkan pahala yang berlipat ganda yang akan diperoleh
orang yang menginfakkan hartanya di jalan Alloh SWT.
Menurut Hadis
Diantara hadis
yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang kisahUmar bin Alkhathab ketika memperoleh tanah di khaibar. Setelah ia meminta
petunjuk Nabi tentang tanah tersebut,Nabi menganjurkan untuk menahan asal tanah
dan menyedekahkan hasilnya.
Hadis tentang hal ini secara lengkap adalah :”Umar memperoleh tanah di
khaibar,lalu ia bertanya kepada Nabi dengan berkata ; Wahai Rosululloh,saya
telah memperoleh tanah di khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi dengan
berkata: Wahai Rosululloh, saya telah memperoleh tanah di khaibar, yang
nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari
padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya?Sabda
Rosululloh:”kalau kamu mau,tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau
faedahnya.”Lalu Umar menyedekahkannya,ia tidak boleh dijual,diberikan,atau
dijadikan warisan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin,untuk keluarga,untuk
memerdekakan budak,untuk orang yang berperang di jalan Alloh,orang musafir dan
para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak
yang mengurusnya,seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya
sebagai sumber pendapatan.
Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh
imam Muslim dan Abu Hurairah. Nas hadis tersebut adalah :”apabila anak adam
meninggal dunia,maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari tiga
sumber,yaitu sedekah jariyah (wakaf),ilmu pengetahuan yang bisa diambil
manfaatnya,dan anak soleh yang mendoakannya.”
Selain dasar dari Al-Quran dan hadis di atas,para ulama sepakat
(ijma’)menerima wakaf sebagai satu amal jariyah yang disyariatkan dalam
Islam.Tidak ada orang yang dapat menafikan dan menolak amalan wakaf dalam Islam
karena wakaf sudah menjadi amalan yang senantiasa dijalankan dan diamalkan oleh
para sahabat Nabi dan kaum Muslimin sejak masa awal Islam hingga sekarang.