Pada hari kamis lalu tepatnya tanggal 6 Nopember saya sengaja meluangkan waktu untuk menonton film Pangku yang tayang di hari pertama. Film ini merupakan film pertama yang disutradarai oleh Reza Rahardian. Honestly saya sangat exited dengan film ini bahkan menunggu -nunggu kehadirannya di bioskop bukan hanya numpang lewat di FYP Tik Tok saya saja. Sampai saat film ini tayang di bioskop tanah air, film ini sudah meraih empat penghargaan di Busan International film festival. Nampak pula berseliweran di Tik Tok saya para pemain pendukung dengan kostum mereka dan yang nampak mencuri perhatian memang Fedi Nuril (pemeran Hadi) yang datang pada perhelatan Busan International Film Festival dengan make up eyeliner di seputar matanya yang sempat menjadi obrolan ringan yang seru di kalangan netizen. Kata Reza terkait hal ini… “ya karena dulunya Fedi Nuril adalah seorang anak band, mungkin dia mau mengexplore dirinya dengan eyeliner karena semangat dalam dirinya sebagai anak band dimasa lalu. “ Padahal malah ada pula di salah satu podcast disebutkan bahwa Fedi Nuril adalah sosok pemain duta poligami karna acting Fedi di beberpa film yang memerankan sosok seorang lelaki berpoligami seperti di film Ayat – Ayat Cinta dan Syurga yang Tak Dirindukan 1 dan 2.
Film Pangku bercerita tentang sorang wanita bernama Sartika (ClarestaTaufan) yang berniat mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Latar belakang yang misterius memang tidak diceritakan, hanya diawali ketika Sartika menumpang sebuah truk bermuatan yang diturunkan oleh supir truknya di daerah Indramayu lantaran truknya macet dan ada seorang lelaki tua mengatakan bahwa jika ada truk ditumpangi wanita, biasanya si wanita itu pembawa sial maka sebaiknya si wanita itu diturunkan saja. Eh benar, si supir truk mengikuti nasehat pak tua dan Sartika diturunkan.Kemudian Sartikamenyusurijalanan dan sampailah pada satu komplek lokalisasi dan ada disebelah komplek tersebut warung remang – remang. Di Warung itu biasanya disediakan kopi dan makanan ringan serta rokok. Adapun penyajian kopinya adalah unik dan khas. Yakni kopi diseduh oleh seorang wanita berpakaian seksi kemudian disajikan kepada pengunjung dengan cara duduk dipangkuan pengunjung sambil bergelayutan dan atau sambil mijitin penikmat warung kopi. Ada pula yang bisa langsung pesan bilik dibelakang warung untuk adegan tidak sekedar pijit memijit.
Saat Sartika datang, dia kelelahan dan duduk dilincak kayu didepan warung kopi serta memesan teh. Adalah simbok sebutannya si penjual kopi yang diperankan oleh Kristin Hakim yang dengan tingkat kecerdasan acting beliau yang diatas rata-rata pemain film tentu saja memerankan peran itu dengan sangat apik. Simbok menawarkan kepada Sartika untuk ikut di rumah gubuknya yang tidak jauh dari warung kopi itu, karena tidak ada pilihan lain maka Sartika ikut dengan Simbok pulang kerumah. Tawaran untuk menjadi tukang kopi di warung disampaikan simbok kepada Sartika. Namun Simbok tidak maksa, pelajaranya adalah di setiap titik dunia manapun meskipun itu hitam pasti ada tangan Alloh yang pengasih untuk hambaNya dalam kasus ini melalui tangan Simbok. Simbok juga melihat kondisi Sartika pada saat itu sedang hamil besar sekitar delapan bulan.
Waktu demi waktu berlalu, Sartika sudah melahirkan seorang putra bernama Bayu (diperankan oleh Syakeel Fauzi). Simbok tidak tinggal sendirian di rumah, disitu ada Bapak, swami simbok yang juga sudah tua tapi terkena PHK dari pabrik plastik tempat beliau bekerja. Selama film berlangsung, Bapak tidak mengeluarkan suara sepertinya disengaja agar karakternya kuat dan terlihat unik. Bapak bekerja sebagai buruh tani jika ada pekerjaan namun jika tidak, Bapak menganggur. Pada suatu hari, Sartika pulang dari bekerja mengikuti Bapak menjadi buruh tani dengan membersihkanl sisa pohon padi di sawah setelah panen, membuka tempayan tempat beras ternyata sisa beras sangat sedikit dan sudah tidak punya persediaan beras lagi. Upah dari bekerja sebagai buruh tani cuma sedikit. Sartika merasa tidak enak hati kepada Simbok yang bekerja sebagai tulang punggung keluarga dengan berjualan kopi. Maka Sartika memaksakan dirinya untuk turut serta membantu Simbok berjualan kopi sebagai penjaja kopi pangku di warung Simbok.
Hari demi hari berlalu, tibalah seorang sopir ikan bernama Hadi (Fedi Nuril) yang dating untuk ngoi di warung kopi di tmat Bu Maya (Simbok). Hadi jatuh cinta kepada Sartika hingga mereka menikah. Bayu sbagai salah satu potret generasi fatherls (tidak punya Bapak) sangat bahagia menerimakehadiran Hadi. Mereka membeli rumah sederhana di pinggir pantai. Mereka nampak Bahagia. Hingga suatu hari datanglah seorang wanita bernama Anisa ke rumah mereka. Ternyata Anisa adalah isteri Hadi yang berkerjasebagai seorang TKW di Arab Saudi. Betapa hancur hati Sartika yang ada saat itu sedang hamil muda. Dia membawa tas besar dan mengajak Bayu pergi ke rumah Bu Maya (Simbok). Setelah bercerita tentang apa yang terjadi, maka Sartika memutuskan untuk tinggal bersama Bu Maya (Simbok). Dan ia kembali menekuni profesi sebelum ia menikah yakti sebagai penjaja kopi di warung kopi pangku Bu Maya (Simbok). Singkat cerita Sartika hidup Bersama dua anaknya di kamung Bu Maya (Simbok) dan menempati rumah Bu Maya (Simbok) hingga film ini berakhir dengan Bayu lulus SMK kemudian berjualan mie ayam dengan gerobak yang dulu rnah dibuatkan oleh Hadi untuk Sartika. Adik Bayu sudah SMP brjnis kelamin perempuan dan simbok (Bu Maya) serta Bapak sudah tiada.
Itulah
sepenggal kisah hidup seorang wanita pinggiran yang berjuang untuk bertahan
hidup dengan sgala daya dan upaya yang ia punya untuk kedua anaknya. Well…film
ini bagus secara cinematografi, dan buat saya yang menyukai film jenis social seperti
ini tentu sangat tersentuh. Beberapakali saya meneteskan air mata untuk
Sartika. Untuk skala satu sampai Sepuluh saya beri nilai Sembilan untuk film
ini. Reza Rahadian memang tidak ikut tampil, tapi si pembaca berita di televisi
Simbok (Bu Maya) di warung kopi yang saat itu menyampaikan berita tentang BJ
Habibi adalah suara Reza Rahardian. Tampil tipis - tipis.
Yuk tonton film karya anak bangsa, dukung film – film yang berkwalitas
di negeri ini.