Rabu, 12 November 2025

Lir Ilir dan Kolaborasi Dakwah


        Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengikuti acara Lir-ilir yang diadakan di Jogja Expo Center (JEC). Acara tersebut berupa festival kajian yang diselingi dengan pementasan lagu -lagu religi yang disajikan pada panggung utama. Selain festival kajian, Lir - ilir juga membuka kesempatan untuk pelaku usaha kecil dan usaha  menengah untuk membuka teenan baik berupa teenan pakaian, buku - buku maupun makanan. Acara berlangsung dua hari dan sebenarnya acara semacam ini sudah berlangsung selama empat tahun berturut - turut hanya berbeda tema saja. Seperti tahun lalu, panitia memberikan tema wang - sinawang untuk acara yang sama. 

      Saya berkesempatan hadir pada hari pertama dan hari kedua meskipun tidak dalam keadaan full. Pada hari pertama saya mengiuti talk show yang disampaikan oleh ustadz Shihabuddin Isykarima pimpinan pondok pesantren Isykarima Solo. Beliau memaparkan bahwa kemerdekaan sesungguhnya adalah ketika kita bisa berdakwah dengan membangun pesantren dengan area seluas-luasnya. Pesan beliau, jangan sampai menjual tanah bahkan paradigmanya harus dibalik yakni harus membeli tanah seluas -luasnya untuk dakwah, dalam hal ini membangun pesantren. kenapa pesantren? ya karena dengan adanya pesantren dalam suatu wilayah akan membawa pengaruh besar yanki peradaban dalam wilayah tersebut. Setelah sesi talk show dengan ustadz Shihabudin Isykarima dilanjutkan dengan pementasan lagu -lagu religi. Adapun lagu -lagu religi dibawakan oleh Ilham syahreza mantan voalis nine ball band, Iklima yang merupaan artis lagu religi pendatang baru dan ditutup oleh penampilan Opic tombo ati. Acara pada hari pertama selesai pada pukul 22.30 WIB. 

         Pada hari kedua Lir-Ilir saya berkesempatan mengikuti sesi talk show bersama Bapak Anis Baswedan dengan dimoderatori oleh komika Abdur Arsyad. Bapak Anis berbicara dengan mengusung tema ; " Jangan Lelah Mencintai Indonesia."Tema ini diangkat karena melihat keresahan penggagas acara terhadap kondisi anak -anak  muda kita yang terlihat kelelahan untuk mencintai Indonesia. Hingga nampak pada hastag salah satu medsos tanah air hastag kabur aja dulu. Pada sesi ini Pak Anis mengajak generasi muda yang hadir (yang tercatat sebesar 18.000 pengunjung) supaya jangan lelah untuk mencintai Indonesia. karena banyak hal yang baik yang dipunyai bangsa kita hanya saja pemerintahannya saja yang belum merepresentasikan dirinya sebagai pemerintahan yang baik. Sifat - sifat baik yang dimiliki bangsa kita diantaranya sifat dermawan, ramah, gotong - royong dll. Sifat baik tersebut merupaan salah satu modal untuk menjadi bangsa besar dimasa mendatang. 

        Lir-Ilir memang diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan RI, sehingga tema - tema yang dihadirkan dalam sesi -sesi kkajian atau talk shownya adalah tema- tema yang membangkitkan rasa nasionalisme serta kecintaan pada negeri kita Indonesia. 

 

     Sesi terakhir Lir Ilir adalah sesi kajian bersama empat sekawan para ustadz yang terdiri dari ustadz Salim A Fillah, Ustadz Abdul Somad, Habib Muhammad bin Anis dan ustadz Luqmanul Haqim (Ayah Man). Keempat ustadz tersebut membawakan tema masing – masing secara medley. Setiap ustadz kebagian jatah waktu selama 20 menit kecuali ustadz Abdul Somad yang mendapat waktu satu jam.  Ke empatnya berbicara tentang kemerdekaan.

 

        Diluar acara Lir ilir ini , saya ingin menyoroti gaya berdakwahnya ustadz Salim Afillah yang sangat cantik. Ustadz Salim sebagai founder kegiatan ini  berusaha menyatukan empat ustadz dari Sumatera, Kalimantan, Jawa Timur dan Yogyakarta. Beliau sering menyebut dengan seruan dari empat penjuru untuk negeri. Keempat ustadz tersebut berbeda latar belakang ada yang NU ada yang Tarbiyah dan lain sebagainya. Keempatnya berkolaborasi dengan tidak meninggalkan keaslian (kegenuinan) mereka, mereka tetap jadi diri mereka sendiri. Ustadz Abdul Somad memberikan kajian dengan ditemani penampilan Jogja Hadroh clan  dimana hadroh merupakan kesenian yang biasa disajikan oleh kaum Nahdhiyin namun mereka semua dan audiens juga sangat enjoy menikmatinya termasuk saya.

 

    Tak heran, ustadz Salim A. Fillah diberikan jalan yang mudah dalam berdakwahnya….mulai dari menulis buku, berdakwah hingga manca negara, membuat event besar dalam dakwah seperti Lir ilir ini. Setelah saya amati melalui Instagram beliau (saya salah satu follower beliau), beliau memang menjalin silaturrahim dengan semua aliran dakwah. Dengan para ustadz NU beliau dekat dan takdziem. Tidak perlu berbaiat seperti yang dilakukan ustadz Hanan Attaki tapi cukup diperlihatkan dengan bersilaturrahmi dengan para ustadz dari berbagai aliran dakwah terlebih para kyai NU.Selain beberapa model dakwah diatas ustadz salim juga membangun pesantren yakni pesantren Merapi Merbabu. Last but Not Least sukses terus dakwahnya ustadz Salim dan ustazd – ustadz yang lain dan biarlah kami jamaah menikmati kebersamaan para ustadz di negeri ini dengan kerukunan dan kebersamaan.

 

Wollohualam bii showab……

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lir Ilir dan Kolaborasi Dakwah

        Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengikuti acara Lir-ilir yang diadakan di Jogja Expo Center (JEC). Acara tersebut berupa fest...