Kamis, 21 Februari 2013

Kursus Bahasa Arab

Hampir tiap hari kita membuka dan membaca alqur'an namun setiap kali pula kita tercengang dan tak mengerti apa maksud atau arti lantunan al qur'an yang kita baca sendiri maupun yang kita dengarkan dari MP3. Hanya sesekali waktu biasanya tilawah ba'da shubuh kita menyempatkan untuk tadabbur al qur'an dengan artinya. Setelah itu tiada yang membekas. Betapa indahnya jika saya bisa mengartikan al qur'an yang berbahasa arab itu japanpun dan dimanapun.

Adalah mbak Dika teman baru saya yang mengajakku belajar bahasa arab. Dika sangat semangat mengkaji ilmu agama, ia kutemukan saat kami  bersama-sama dalam satu kajian tematik pekanan pada salah satu ustadzah di Semarang. Ternyata Dika adalah kakak kelasku di MM UNDIP, ia angkatan 41 dan saya angkatan 42. Well....buat saya, saya teringat saja teman lama saya di kantor dulu yang lulusan pesantren, ia bisa mengartikan bacaan-bacaan al qur'an tanpa melihat kamus atau terjemahan Al-qur'an. Terkadang teman lama saya ini juga berbicara dengan salah satu staff di kantor kami dulu dengan menggunakan bahasa arab. Yup keduanya adalah lulusan pesantren.

Metode yang digunakan kali ini adalah metode Al-Badru. Ini salah satu metode pembelajaran nahwu-shorrof. Ustadz Edy namanya yang mengajarkan metode ini. Ditanya pernah belajar nahwu-shorrof? dahiku mengernyit kembali mengingat masa kecilku usia SD. Saat sore hari saya mengikuti sekolah sore di Madrasah Diniyyah Al-Iman. Belajar Nahwu-Shorrof juga, namun saya sudah lupa. Metode yang digunakan juga berbeda.Lebih kepada materi pengertian-pengertian, yang saya ingat : Ma huwal Kharfujjar? (apakah itu huruf jaar?) Sedangkan dalam metode Al-Badru adalah paraktik langsung dengan kolom-kolom rapi yang tersedia. Menulis adalah latihan pertama. Peserta kursus diminta menulis lembaran-lembaran latihan untuk melatih dan memahami Tashrif Istilahi. Terkait di dalamnya fi'il madi, Fi'il Mudore,Masdar,Isim Fail,Isim Maf'ul,Fi'il Amar,dan Fi'il Nahyi.

Dalam perjalanan saya dan Dika mengobrol, nampak disana Dika pengen mengetahui seperti apa ekonomi syariah versi Pak Zaim Saidi (Mantan Direktur saya dahulu saat di TWI-Dompet Dhuafa yang sering kami panggil babeh).Berbicara ekonomi syariah yang ada pada umumnya saya menyebutnya comman yang dibawa oleh penggerak-penggeraknya seperti Bang Adi warman Kariem, Ustadz Syafi'i Antonio tentu saja tak akan lepas dari pembicaraan kami. Hanya saja rupanya Babeh harus membayar jasa marketing neh kepada saya lantaran saya merekomendasikan dua buah bukunya Heideger for Muslim dan Ilusi Demokrasi. Ah Babeh..hari ini saya bercerita sebagian slide-slidemu itu Beh....smoga bermafaat buat Dika. Amiin....




Rabu, 20 Februari 2013

Islam dan Profesionalisme


Kemarin, tepatnya hari selasa tanggal 19 Februari 2013 saya berkesempatan bersilaturrahim kepada teman-teman LAZISMU Semarang. Berawal dari lamaran saya untuk menjadi freelancer pada lembaga tersebut yang telah saya kirimkan beberapa minggu yang lalu. Kenapa LAZISMU yang saya pilih? Simple saja, terkait lokasi kantor. LAZISMU Semarang berkantor di Jl Wonodri depan Rumah Sakit Rumani yang berjarak tak jauh dari kostan saya berada.  Membayangkan menempuh bangku kuliah dengan  ditambah mengabdikan diri pada lembaga sosial dimana saya pernah mempunyai ilmu dan berkecimpung di dalamnya, mungkin akan sangat menarik dan semoga bermanfaat.

Pertemuan diawali dengan perkenalan dengan Mas Muhtarom ketua harian LAZISMU Semarang. Menceritakan kondisi yang ada di LAZISMU Semarang yang jangan pernah membayangkan seperti Dompet Dhuafa tempat dahulu saya pernah bekerja. Kecil sekali memang, Rp.200 juta per tahun adalah pendapatannya. Padahal ini kota besar, kota Provinsi Semarang. Melihat megahnya kantor pusat wilayah Muhammadiyah dan rumah sakit RUMANI rasanya tak percaya dengan kondisi ini. Yup...ada yang perlu dibenahi secara management, lantaran basis massa Muhammadiyah sepertinya juga besar.

Setelah bercerita panjang lebar dari pukul 14.00  WIB hingga pukul 17.00 WIB dengan diselingi istirahat sholat ashar, rasanya cukup untuk memulai melihat identifikasi permasalahan yang ada. Selain terkait management yang musti dibangun juga mengenai paradigma profesional yang masih bias perlakuannya bagi LAZISMU Semarang. Membangun lembaga yang profesional syaratnya adalah well fee. Bagaimana jika karyawan tidak diberikan gaji yang memadai? Tentu saja mereka tidak akan tenang dalam bekerja lantaran kebutuhannya belum tercukupi. Bahkan mungkin sekali karyawan akan mencari tambahan penghasilan yang akan membuyarkan fokus pekerjaan utamanya. Hal ini penting diperhatikan untuk membangun lembaga LAZ menuju profesional.

Hal kedua untuk membangun profesionalisme tentu saja membuat rencana strategis yang belum pernah dibuat. Terkait pengembangan lembaga satu tahun hingga lima tahun kedepan. Setelah Rencana strategi rampung, maka presentasikan kepada jajaran pengurus Muhammadiyah. Hal ini penting untuk diketahui terlebih dahulu sejauh mana komitmen para pengurus dalam mendukung LAZISMU Semarang. Bukan hanya itu pemetaan pengurus siapa yang mendukung dan siapa yang tidak atau kurang mendukung LAZISMU layak untuk dikaji. Ini penting lantaran LAZISMU berada dalam naungan Muhammadiyah.

Audiensi dengan pengurus diharapkan lancar, agenda selanjutnya dalah recruitmen karyawan baru.Tentu saja yang sesuai kaidah HRD Right man on the right place. Tahap selanjutanya adalah training-training dan up grade karyawan. Baik dari level ketua hingga staff-staffnya. Ini akan menjadi jalan panjang dalam sejarah training mereka, lantaran lembaga ini masih belum terjamah management LAZ, mereka otodidak meskipun pernah juga mengadakan anjang sana di LAZISMU Kendal yang telah mencapai pendapatan hingga Rp.2 Milyar selama setahun. Bismillah....jalan ini jalanNYA, bahkan profesi yang disebutkan di dalam al qur’an adalah amil zakat. Maka akan dimudahkan olehNYA jika kita hambaNYA bersungguh-sungguh. Amiin.

Rasa sedih sebenarnya yang saya rasakan ketika melangkahkan kaki keluar kantor LAZISMU Semarang. Lembaga Muhammadiyah yang besar yang aset-aset wakafnya luar biasa besar, ternyata belumlah berpihak nyata dan melihat lembaga LAZISMU nya untuk diberikan perhatian lebih dalam mensejahterakan ummat. Kenapa masih jauh meletakkan fondasi profesionalisme bagi lembaga-lembaga seperti ini? Bahkan mempunyai mimpi untuk membuat lembaga itu profesional juga tak tergapai. Ada apa? Pemahaman tentang profesionalisme yang dalam Islam merupakan pengejawantahan dari itqon ternyata gagal dibahasakan oleh lembaga sebesar ini. Menyedihkan.

Itqon berasal dari bahasa arab yang secara sederhana diartikan dengan rapi dan profesional.
Secara praktis, setidaknya ada empat hal penting yang membuat sebuah pekerjaan bisa dikatakan sebagai pekerjaan yang Itqon : Melakukan pekerjaan tanpa caat, Disiplin mentaati rambu-rambu dan tuntutan pekerjaan yang sedang dijalani, Melakukan pekerjaan pada waktu yang seharusnya (tidak menunda-menunda), Selalu berpikir untuk bisa mengembangkan pekerjaan itu, hingga tidak berjalan di tempat.

Dalam Hadits Rosul disebutkan : ‘sesungguhnya Alloh menyukai sesuatu pekerjaan bila kalian melakukan pekerjaan dengan rapi.” (HR.Abul Ya’la dan dishahihkan oleh Iman Al’albani).  Tradisi Islam saat ini dikenal hanya ritual saja bagi sebagian umatnya. Bahwa Jika berbicara Islam maka urusannya adalah datang ke Masjid, membaca Alqur’an dan lain sebagainya yang berbau ritual saja. Tradisi Islam belum mengakar dalam lini kehidupan sehari-hari termasuk dalam pekerjaan. Hingga budaya itqon saja masih asing di kalangan penggerak organisasi Islam.

Tugas kita bagi yang menemukan kondisi ini. Tentu saja dengan bersedih saja tak akan menyelesaikan masalah ini. Do something, untuk teman-teman LAZISMU Semarang kita akan bertemu pada sesi-sesi training yang dalam bayangan saya akan panjang. Mulai dari membangun organisasi hingga skill karyawan...,,  Well... I choose it. Yuk terus semangat “menanam”.





Minggu, 17 Februari 2013

Rectoverso


Maraknya Novel yang difilmkan akhir-akhir ini sudah menjadi trend. Menjadi menarik lantaran sebagai penikmat novelnya penasaran menjadi sepeti apa versi layar lebarnya. Adalah Dee penulis kumpulan cerita  Rectoverso. Membaca karya-karya Dee yang sarat hal filosofis buat saya sangat menarik. Termasuk dalam Rectoverso. Rectoverso bukanlah Novel, ini merupakan kumpulan cerita-cerita pendek yang dilengkapi dengan cd berisi lagu-lagu. Akhir-akhir ini ditiru oleh para motivator muslimah seperti Oki Setiana Dewi dalam Hijab I’m in love dan Febrianti Almeera dalam Be Great Muslimah.  Jika Dee menulis novel atau kumpulan cerita beserta lagu maka kedua motivator muslimah tadi menulis buku motivasi dan lagu. Mungkin juga Mas Ippho Santosa meniru gaya Dee dengan menyertakan cd lagu beliau dalam salah satu buku motivasinya. Intinya, saat ini sedang in menulis buku dan mengarang lagu.

Menilik layar lebar Rectoverso dengan membandingkan ansih dengan kumpulan ceritanya tentu tidaklah fair, bukunya tentu lebih kaya. Namun menurut saya para sutradara muda dan pemula sebut saja Olga lydia, Chatty Sharen, Happy salma, Marcella zalianty dan Rachel Maryam berhasil memvisualisasikan buku Dee. Bagus!. Bertaburan artis-artis berbakat negeri ini seperti Lukman sardi yang berhasil memerankan sosok abang, nampak mewakili artis senior widyawati dan banyak lagi artis papan atas disana. Hingga sebenarnya film tersebut menarik lantaran sutradaranya atau banyaknya artis-artis papan atas yang memerankannya. Tentu bias, lantaran saya juga minim pengetahuan tentang pembuatan film dari sisi lighting dan teknik-teknik perfilman yang lain yang itu menjadi kriteria untuk menilai sang sutradara apakah bagus atau tidak karyanya.

Paling saya suka adalah kelompok diskusi FIRASAT. Dimana dalam kelompok tersebut membahas tentang bagaimana memaknai bahasa alam yang pada awal mulanya menyatu dengan diri manusia. Sebelum manusia mampu menciptakan bahasa tentu saja. Dalam bagian cerita yang lain tentang para backpecker yang berdiskusi kecil disebutkan tentang Low of attraction dan teori cheos.  Dari benang merah kedua bagian cerita tentang kelompok FIRASAT dan Beckpecker maka ajarannya kembali kepada alam. Ajaran siapa ini ? Menurut saya ini merupakan ajaran agama Budha.

Tidak buruk, baik dan menenangkan. Hanya sebagai seorang muslim perlu berhati-hati mengkritisi apa itu firasat? Bagaimana firasat dalam terminologi tradisi Islam?. Dalam club FIRASAT nampak ada salah satu anggota yang berhijab, ini menggambarkan bahwa ajaran itu universal, memang benar. Seperti yoga saja. Berlatih Yoga juga menenangkan. Dan yoga berasal dari tradisi umat budha. Yoga yang saat ini masuk dalam bagian kebugaran tubuh tidak menjadi masalah pula bagi umat yang lain yang memilih yoga sebagai sarana olah kebugarannya.

Saya mengartikan firasat adalah kepekaan hati kita dalam mengartikan apa keinginan Allah SWT atas diri kita. Kepekaan hati ini dapat dilatih, dengan membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati seperti, dengki, sombong,arogan dan lain sebagainya. Membersihkan penyakit hati bisa dengan taubatan nashuha dan berdzikir. Memperbanyak ibadah baik yang sunah maupun yang wajib akan memancarkan mata hati. Maka sangat mungkin bashiroh seseorang akan keluar. Orang-orang yang mempunyai bashiroh ini yang menurut saya firasatnya akan benar. Saya sepakat dengan kesimpulan mengenai firasat dalam film Rectoverso. Bahwa jika kita mempunyai bashiroh dan bisa berfirasat dengan benar maka kita juga tidak bisa menghindari kejadian-kejadian apa yang akan terjadi baik itu kejadian yang baik maupun kejadian yang menyedihkan. Itu akan melahirkan keimanan. Iman kepada takdir, baik itu takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Yang saat ini istilah takdir seringkali tidak femiliar diantara kalangan anak muda dan kaum-kaum profesional yang sedang semangat-semangatnya bekerja untuk mengejar karir. Menonton film rectoverso buat saya bukanlah final tapi sebagai pemantik gagasan untuk untuk merenung/berkontemplasi, dan musti ditambah value lain menurut pribadi saya yang mencoba memahami hidup dengan tradisi Islam. Sehingga tidak bisa menelan bulat-bulat apa yang disampaikan Dee dalam film tersebut.

Siapakah Dewi Lestari yang bernama pena Dee? Menurut saya pemikiran Dee mirip atau sebelas dua belas dengan Reza Gunawan (Pakar Holistik). Reza yang dulu rutin mengisi acara  di O channel (salah satu TV lokal Jakarta) setiap selasa pagi minggu kedua kalu tidak salah, sering sekali mengungkapkan konsep-konsep terapinya. Seperti sini kini, accepted dan lain sebagainya. Konsep accepted juga tergambar dalam Rectoverso saat musibah atau ujian melanda maka terima keadaan itu. Setelah jiwanya menerima baru bisa move up untuk memulai merehabnya. 

Begitu dekatnya pemikiran-pemikiran Dee dengan Reza. Hingga suatu ketika mereka dikabarkan menikah. Ketika buku Rectoverso terbit, Dee masih berstatus istri Marcel siahaan. Reza dan Dee adalah sahabat ternyata. Saya ingat betul saat Reza ditanya kenapa menikah dengan Dee? Apa karena saling mencintai? Reza menjawab “saya tidak tahu memberi nama apa hubungan antara saya dan Dewi, mungkin di sini bentuk yang tepat untuk menggambarkan hubungan saya dengan Dewi adalah pernikahan”. Saat itu Dewi nampak speachles....dalam hati saya berkata...”Dewi pengen dengar bahwa Reza mencintainya seperti para perempuan pada umumnya, namun ternyata Reza berkata lain. Nah loh.......”

 Marcel  Siahaan  termasuk dalam daftar penyanyi yang menyanyikan lagu firasat yang sebelumnya dalam cd Rectoverso dinyanyikan oleh Dee dan saat ini dalam layar lebar original soundtraxnya dinyanyikan oleh Raisa. Semuanya bagus tapi saya paling suka versi Raisa. Lagu yang lain curhat sahabat yang dinyanyikan oleh Acha Septriasa ditemani Toh Pati lumayan bagus, namun saya lebih suka dinyanyikan oleh penyanyi aslinya Dee. Lagu Malaikat juga tahu dinyanyikan ulang oleh Glen Friedly dengan versi piano, not too bad namanya juga Glen gitu loh.....namun saya sudah terbiasa mendengarkan versi aslinya jadi akan saya sediakan dua-duanya dalam playlist saya versi Glen dan Dee.

Saya memberi nilai film ini  delapan saja, ini sudah mendapatkan A. Namun ada kritik saya kepada para sutradara-sutradara di Indonesia. Kenapa juga musti narsis ikut tampil dalam filmnya? Meskipun hanya selintas menurut saya tidak perlu. Tugas sutradara itu di belakang layar, kalau mau didalam filmnya ya sebagai artis saja jangan sebagai sutradara. Tidak hanya kelima sutradara Rectoverso ini saja yang narsis masuk dalm film, namun beberapa film-film Indonesia yang pernah ada seperti Hanung Bramantio dalam Perahu Kertas serta dalam Habibi dan Ainun turut masuk narsis dalam film. Jika filmnya bagus nantinya juga penonton akan terpancing untuk cari tahu siapa sutradaranya, atau masyarakat juga akan aware dari peliputan para wartawan. Kalau toh tidak ada yang meliput juga sudah dibayar oleh produsernya.

Sabtu, 16 Februari 2013

The Power of Doa


Belum lama saya merasa lega dan bisa ikut senang akan perubahan seorang teman lama. Yup melihat teman lama kembali ke jalan yang benar menurut saya. Alhamdulillah Wa Syukurillah...salah satu doaku diijabah.Happy..... Sebagai seorang manusia biasa itu wajar mengambil sikap berseberangan dengan teman bahkan mungkin sahabat kita yang pada kenyataannya telah berubah. Saya pernah berteman dengannya meskipun tanpa berinteraksi langsung di dunia nyata. Kami berteman di dunia maya. Hingga saat saya kuliah S1 saya bertemu salah satu sahabatnya. Mereka bersahabat  saat di bangku SMU. Bahkan bersahabat karib. Namun di tengah perjalanan mereka tumbuh, teman dunia maya saya bertemu pola pemikiran baru. Yang mengandalkan pemikiran sendiri untuk menguak apa yang menjadi keresahan-keresahaannya. Mungkin juga menjadi bagian agen salah satu kelompok pemikir freemason.
 
Tindakan seorang sahabat adalah mengambil jarak untuk tidak bersahabat lagi dengannya. Itu yang diambil  untuk menyikapi perubahan teman dunia maya saya. Saya kemudian menyimpulkan, seperti itulah persahabatan laki-laki dengan laki-laki. Jika sudah tidak sepemikiran maka putuskan! Menurut saya sebuah ikatan itu adalah takdir. Bahkan ketika kita diberikan teman dengan perangai dan pemikiran yang berbeda dengan kita maka itulah takdir kita. Sikap terbaik kita adalah menerima, accepted. Kemudian melakukan hal apa yang membuat sahabat kita kembali ke jalan yang benar. Mengajak seorang pemikir agen freemason yang terkenal sok pinter tidaklah mudah. Sikap arogansi yang merupakan salah satu bagian dari penyakit hati sudah menutupinya. Sehingga mereka merasa dia yang paling tahu sehingga ia menjadi sombong. Satu tingkat diatas sombong adalah arogan. Pada kenyataannya agen-agen freemason itu memang dianugrahi otak yang cerdas namun mengidap penyakit hati jenis sombong atau setingkat diatasnya yang bernama arogan.

Berteman adalah salah satu jalan untuk “menanam”, tentu saja menanam kebaikan. Masih ada jalan bagi kita untuk menyelamatkan teman-teman kita dengan cara mereka berfikir seperti agen-agen freemason. Tentu saja tidak dengan ikut berdebat dengan mereka, karena pasti kalah. Maka yang dilakukan adalah berusaha memahaminya dan mendoakannya. Memahami merupakan langkah awal untuk bisa mengasihinya. Maka kita sebaiknya kasihan dengan mereka. Kasihan berasal dari kata dasar kasih, implementasinya adalah membantunya keluar dari cara salahnya menilai/memikirkan sesuatu yang menuhankan akalnya. Itulah wujud kasihan kita. Bisa dilakukan dengan memanjatkan doa untuk teman kita yang masih dijajah dengan pemikiran-pemikirannya sendiri ala agen freemason untuk kembali kepada jalan yang benar, jalan tauhid. Jangan putus asa, karena ada Alloh yang maha pemikir dan maha membolak – balikan hati seseorang. Subhanalloh, Alloh itu juga samii’un bashir.....kini saya bisa melihat teman dunia maya saya dahulu berbalasan komentar via FB dengan sahabat dimasa SMA pertanda mereka sudah akur kembali. Senang melihatnya.

Kadang saya malu sendiri, mungkin kebaikan-kebaikan kita saat ini berkat doa sahabat atau teman-teman kita yang sangat peduli dengan kita. Teman yang selalu memanjatkan doa kepada kita akan apapun hal yang menimpa kita. Sungguh betapa mulia hati teman-teman kita barang kali....apalagi jika mempunyai teman atau sahabat yang rajin sholat malam kemudian memanjatkan doanya untuk kebaikan kita, subhanalloh teman atau sehabat seperti itu sungguh luar biasa. Bahkan mengirimkan doa bisa dilakukan dimana saja, untuk siapapun di belahan bumi manapun. Suatu ketika saya pernah tertegun dan meneteskan air mata. Tatkala saya sedang diuji oleh Alloh SWT,dan saya menerima inbox massage via FB saya, dan mengatakan saya selalu mendoakanmu....sahabat saya jauh di Ireland. Kebersamaan yang dahulu sering dilakukan, bisa diganti dengan mengirimkan doa. Itu indah sekali. Bahkan jangan hanya bersahabat dalam interaksi sehari-hari seperti curhat saja, namun ditambah dengan mendoakan sahabat-sahabat kita yang sedang mendapatkan ujian atau musibah. 

Mengecek kembali list doa yang kita sering panjatkan adalah penting. Biasanya kita memanjatkan doa-doa untuk kedua orang tua kita, keluarga kita, dan tentu saja terkait diri kita. Menambahkan doa untuk sahabat-sahabat kita yang perlu kita “kasih”ani juga sangat mulia. Bahkan tanpa si penerima doa tahu bahwa kita mendoakannya itu super mulia. Mendengar sahabat atau teman kita lulus dari ujiannya yang menimbulkan “kasih”an nya kita kepadanya adalah “sesuatu “ rasanya lega dan bahagia.
Serasa kelegaan saya membuang satu daftar list dalam doaku terkait teman dengan identifikasi “kasih”an yang sedang mengidap penyakit hati dengan cara berfikirnya ala agen-agen freemason. 

Belum lama ini saya bertemu teman yang mempunyai takdir bersama-sama menjalani studi di MM UNDIP. Beberapa kali ngobrol, berduskusi dengannya , mulai mencoba alternatif tawaran tentang caranya menemukan kebenaran-kebenaran versinya. Saya coba tawarkan untuknya mendapatkan seorang guru. Bagaimana jika kamu berguru dengan Harun yahya? Jika jarak yang menjadi kendala, bisa melalui on line dengan Beliau. Ternyata dia tidak berkenan. Saya akan coba usahakan menemukan link ke Harun Yahya dari salah satu teman  saya. Ya sudah....saya memutuskan untuk mengambil langkah yang sama mulai memasukkannya dalam daftar list doa saya setelah sholat fardhu....agar teman saya ini diberikan jalan yang lurus.

 Baru tadi malam dia berseroloh, saya mau berguru dengan seseorang. Saya langsung bersemangat : sama Harun yahya? Teman saya tersenyum dan menyampaikan keinginanya untuk berguru kepada Sidharta Gautama. Mungkin saat ini adalah the power of Doa yang bisa saya lakukan untuk temanku yang saat ini saya “kasih”ani. Berharap kepada Alloh SWT agar teman saya ini kelak suatu saat nanti menemukan jalan yang benar / jalan tauhid tidak memperturutkan otak cerdasnya saja. Menurut Erwin Yap pakar kebudayaan Cina, hanya beda tipis antara genius dan gila. Semoga saya dapat merasakan “ sesuatu” kebahagiaan lagi melihat teman kita terbebas dari penyakit sombong akutnya. Wollohu alam bi showab......




Rabu, 06 Februari 2013

Ambil Bagian Dalam Kebaikan

Banyak sekali kisah di negeri ini dua minggu terakhir. Mulai dari kisah penangkapan artis muda tanah air yang menggemparkan dunia televisi dan social media karena kasus NARKOBA, serta kasus yang menimpa salah satu partai Islam yang saat ini terlihat paling bersih diantara partai-partai yang lain. Sedih dan miris melihat apa yang terjadi di negeriku tercinta. Sungguh saya mencintai negeri ini. Namun diwaktu yang sama saya termasuk dalm yang kecewa dengan Partai Islam tersebut. Saya bukan kader teladan dalm partai tersebut, saya juga bukan aktivis pergerakan partai tersebut. Namun saya sering terpesona dengan beberapa ustadz dan ustadzahnya. Sebut saja ustadz Ihsan Tanjung, yang dulu sering dan hampir tiap hari saya mengikuti kajian tafsir fii dziilaalul qur'an di salah satu TV kabel yang ada di negeri ini. Memang saya juga tahu ustadz Ihsan Tanjung juga termasuk yang menjadi ustadz saja tidak berpolitik lagi. Dulu iya beliau berpolitik dan saat ini beliau memilih untuk mengambil bagian dalam tarbiyahnya saja.

Ustadzah Yoyoh Yuzroh salah satu ustadzah kebanggaan saya. Beliau telah dipanggil yang maha kuasa, saya merasa nyaman dan enak mendengarkan penuturan beliau, selalu ada ruhnya yang terpancar indah dari kemuliaan akhlaq budinya. Semoga beliauditempatkan disisiNYA ditempat yang terbaik, Allohumma Amiin. Dalam kajian tarbiyah yang saya ikuti, banyak positifnya. Selain mengevaluasi amalan yaumi juga meneguhkan semangat dakwah agar terus membara.Alhamdulillah itu berhasil. Hingga saat ini saya masih dalm kajian yang diasuh oleh salah satu ummahat namun saya absen dulu untuk aktifitas partai. Saya bukan pula elemen penting dalm partai itu. Namun saya juga tidak pernah menimbang apakah itu penting atau tidak. Why? karena dakwah adalah jalan saja. Ada yang memang serius memilih jalan dakwah dengan mengikuti dan aktif dalam partai namun masih banyak lahan dakwah yang lain selain partai.

Memilih profesi sebagai nadzir wakaf di Tabung Wakaf Indonesia - Dompet Dhuafa dan bekerja di Muamalat Institute merupakan jalan saya untuk berdakwah. Tak dipungkiri juga saya mendapatkan gaji dari pekerjaan saya, namun saya merasa itu adalh amanh dakwah, tidak hanya sekedar mendapatkan gaji, namun lebih dari sekedar itu. Memilih pekerjaan yang lain juga sbenarnya bisa lantaran saya lulusan fakultas ekonomi jurusan managemnt yang sangat berpeluang untuk bekerja pada sektor atau perusahaan-perusahaan swasta. IPK saya juga tidak jelek terbilang lumayan dan saya bukan termasuk mahasiswa yang bodoh dikampus.  Semua adalah pilihan. Pilihan untuk berdakwah (menyampaikan kebaikan). 

Selain bekerja, saya masih menyempatkan diri bersama teman- teman untuk merintis korps alumni FoSSEI tempat dimana saya pernah aktif saat menjadi mahasiswa. Alhamdulillah teman-teman sekarang sudah mengembangkan BMT TAWFIN di Jl. setia budi dan program diskusi yang diketuai oleh mas Alfi Wijaya dari UGM. Tetap semanga ya mas, menjadi perintis memang berat, dikritik teman kadang dicemooh, seperti itu jalan dakwah. Namun nanti jika KA FoSSEI kita besar pasti banyak yang ingin ikut bergabung. Itulah kenapa Alloh SWT menitipkan orang-orang pilihan untuk merintis barisan kebajikan di bumi Alloh. One more tetap semangat!

Semua itu sudah berlalu, saatnya saya menghadapi hidup dan berkarya terus di kotaku saat ini Semarang. Bertempat tinggal di Semarang saat ini, yup sebagai takdir. Menjalani kuliah S2 dan menikmati swasana dan gejolak zaman di Semarang. Tak seperti di Jakarta memang. Kearifan-kearifan lokal yang kurindukan yang menghilang selama saya di Jakarta kini dapat saya rasakan kembali. Salah satunya hubungan pertemanan yang guyup atau mengumpul antar teman masih sangat terasa. Ini berbeda kondisinya dengan di Jakarta, yang kadang teman satu kost saja ada yang tidak saling mengenal. Apalagi saling perduli, mengenal saja tidak. Kultur anak-anak organisasi juga sedikit berbeda. Rasa kepedulian masih tinggi di Semarang, ramah dan perduli. Hal-hal semacam ini yang perlu dipupuk di negeri ini ke-Indonesiaan yang sangat positif bagi kehidupan.

Kemarin saya menyempatkan diri bersilaturrahim dengan teman-teman baru yang catik-cantik dan ingin sholehah di komunitas Hijabers Semarang (HS). Sebenarnya saya sudah lama menyimak dan menunggu-nunggu pengumuman kapan diadakan kajian atau kegiatan selain kajian. Alhamdulillah setelah fakum beberapa bulan, hari ahad minggu lalu kajian dilaksanakan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Mulailah saya berinteraksi dengan ukhti-ukhti cantik, modis dan ingin sholihah. Saya merasa nyaman berada diantara mereka, yup smart-smart. 

Berawal dari pertemuan saya dulu waktu masih di Jakarta dengan Etu dan beberapa teman-teman dari Hijabers Community (Hc) Jakarta yang sedang menjajaki kerjasama event dengan lembaga tempat saya bekerja. Asyik dan saya nyaman berbincang-bincang dengan mereka. Mungkin di Semarang ini kuturnya tidak jauh berbeda dengan anak-anak Hijabers community  (Hc)Jakarta.Ternyata Hs dan Hc untuk saat ini belum ada ikatan khusus secara keorganisasian meskipun silaturrahim internal diantara personel Hc Jakarta dan HS sudah terjalin. Menurut saya ini unik. Bagaimana mencitrakan Hs yang berbeda dengan Hc. Atau menyamakan HC dengan Hs.Tentu saja kekhasan khusus HS musti digali. Di Hs banyak ukhti-ukhti yang hijabnya sudah syar'i tidak semuanya murni style saja. Namun model-model ala Fitri aulia yang syar'i and Stylis sudah saya liahat beberapa. Namun masih beragam yang cukup hijab saja.

Sungguh sedih melihat banyak akhwat-akhwat yang merasa hijabnya sudah syar'i dengan panjangnya namun berperilaku menghujat para jilbaber yang dengan semangatnya berhijab. Dan mereka mencoba menghijabi pula dirinya dengan ikut dalam kajian-kajian untuk menambah pengetahuan tentang agama yang kemudian akan mereka amalkan. Itu adalah peluang dalam dakwah, itu merupakan sebuah energy besar menurut saya. Mereka itu smart hanya belum paham saja. Arus ini akan semakin membesar, seiring perkembangan zaman. Anak-anak hijabers itu sangat dinamik, dan perlu organisasi yang kuat untuk mengurus source SDM. Ini bagian dalam membangun peradaban. Kelak para hijabers ini akan menjadi ibu. Saya prediksikan mereka adalah ibu-ibu dari kalangan menengah. Mereka berpendidikan tinggi dan banyak yang saat ini dari keluarga berada dengan indikasi mereka membawa kendaraan pribadi.

Ini ladang amal baru, saatnya merintis organisasi yang bagus bagi para hijabers. Saya sangat yakin dengan teman-teman baru di Hijabers Semarang akan bisa mewujudkan organisasi dengan tata kelola yang bagus dan akan menjadi lokomotif besar bagi pembinaan calon ibu bagi status ekonomi menengah kedepan. Menurut Bapak Anis Baswedan Rektor Universitas paramadina dalam salah satu seminarnaya, beliau menyampaiakan ciri-ciri negara maju adalah gemuk/besar golongan ekonomi menengahnya. Indonesia akan dibawa kesana jika ingin maju. Mengerikan jika golongan keluarga menengah keatas dimasa depan tidak mendapatkan bekal. Mereka akan memasuki suatu masa mempunyai uang berlebih. Pemikiran rasional lantaran golongan ekonomi menengah lahir dari kaum yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Peran Ibu sebagai bendahara dalam keluarga menjadi vital, bisa dibayangkan jika para ibu dari golongan keluarga menengah keatas tidak mempunyai kebiasaan dan pegangan dalam berbelanja. Ini akan menjadi sasaran empuk bagi pasar produk. Dengan bekal perencanaan keuangan keluarga yang Islami misalnya, bisa menjadi bekal bagaimana nanti berperan sebagai bendahara keluarga yang islami. Dan banyak hal yang bisa dilakukan untuk menyiapkan calon-calon ibu masa depan. Melihat peluang dalam dakwah juga perlu, agar dakwah itu up to date tidak menjenuhkan dan sesuai dengan tantangan zaman. 

Masih ada jalan yang lain untuk perbaikan negeri ini. Jangan pesimis itu benar. Harapan itu masih ada, juga benar. Mari menyiapkan pranata-pranata sosial yang ada di negeri ini, benahi apa yang bisa kita benahi. Ambil bagian apa yang bisa kita kerjakan, dan lakukan saja. Tidak harus menjadi terkenal atau bisa masuk di TV baru bisa berkontribusi. Menjadi orang biasa saja namun bermanfaat untuk sesama itu mulia sekali disisiNYA. Jika nanti semua siap maka gongnya baru politik. Jika sekarang politik banyak yang pesimis, termasuk saya, semoga ini hanya sock theraphy saja. Berharap ini takkan lama....yuk siapkan pranata kemajuan bangsa ini, jadilah bagian dalam peradaban, ambil bagian dalam kebaikan sebisa dan semampu kita. Dan ingat bahwa kita yang membutuhkan dakwah bukan dakwah yang butuh kita. Hal yang sangat mengena untuk selalu kita ulang-ulang adalah niat yang benar. Bahwa Niatkan kita untuk bermanfaat bagi sesama dengan jalan yang kita pilih sendiri-sendiri agar kita menjadi hambaNYA yang paling mulia disisiNYA. Amiin Ya Robb....."sebaik - baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain" (HR.Bukhori). Wollohu'alam Bii Showab......


Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...