Belum lama saya merasa lega dan
bisa ikut senang akan perubahan seorang teman lama. Yup melihat teman lama
kembali ke jalan yang benar menurut saya. Alhamdulillah Wa Syukurillah...salah
satu doaku diijabah.Happy..... Sebagai seorang manusia biasa itu wajar
mengambil sikap berseberangan dengan teman bahkan mungkin sahabat kita yang
pada kenyataannya telah berubah. Saya pernah berteman dengannya meskipun tanpa
berinteraksi langsung di dunia nyata. Kami berteman di dunia maya. Hingga saat
saya kuliah S1 saya bertemu salah satu sahabatnya. Mereka bersahabat saat di bangku SMU. Bahkan bersahabat karib.
Namun di tengah perjalanan mereka tumbuh, teman dunia maya saya bertemu pola
pemikiran baru. Yang mengandalkan pemikiran sendiri untuk menguak apa yang
menjadi keresahan-keresahaannya. Mungkin juga menjadi bagian agen salah satu
kelompok pemikir freemason.
Tindakan seorang sahabat adalah
mengambil jarak untuk tidak bersahabat lagi dengannya. Itu yang diambil untuk menyikapi perubahan teman dunia maya
saya. Saya kemudian menyimpulkan, seperti itulah persahabatan laki-laki dengan
laki-laki. Jika sudah tidak sepemikiran maka putuskan! Menurut saya sebuah
ikatan itu adalah takdir. Bahkan ketika kita diberikan teman dengan perangai
dan pemikiran yang berbeda dengan kita maka itulah takdir kita. Sikap terbaik
kita adalah menerima, accepted. Kemudian melakukan hal apa yang membuat sahabat
kita kembali ke jalan yang benar. Mengajak seorang pemikir agen freemason yang
terkenal sok pinter tidaklah mudah. Sikap arogansi yang merupakan salah satu
bagian dari penyakit hati sudah menutupinya. Sehingga mereka merasa dia yang
paling tahu sehingga ia menjadi sombong. Satu tingkat diatas sombong adalah
arogan. Pada kenyataannya agen-agen freemason itu memang dianugrahi otak yang
cerdas namun mengidap penyakit hati jenis sombong atau setingkat diatasnya yang
bernama arogan.
Berteman adalah salah satu jalan
untuk “menanam”, tentu saja menanam kebaikan. Masih ada jalan bagi kita untuk
menyelamatkan teman-teman kita dengan cara mereka berfikir seperti agen-agen
freemason. Tentu saja tidak dengan ikut berdebat dengan mereka, karena pasti
kalah. Maka yang dilakukan adalah berusaha memahaminya dan mendoakannya.
Memahami merupakan langkah awal untuk bisa mengasihinya. Maka kita sebaiknya
kasihan dengan mereka. Kasihan berasal dari kata dasar kasih, implementasinya
adalah membantunya keluar dari cara salahnya menilai/memikirkan sesuatu yang
menuhankan akalnya. Itulah wujud kasihan kita. Bisa dilakukan dengan
memanjatkan doa untuk teman kita yang masih dijajah dengan
pemikiran-pemikirannya sendiri ala agen freemason untuk kembali kepada jalan
yang benar, jalan tauhid. Jangan putus asa, karena ada Alloh yang maha pemikir
dan maha membolak – balikan hati seseorang. Subhanalloh, Alloh itu juga samii’un
bashir.....kini saya bisa melihat teman dunia maya saya dahulu berbalasan
komentar via FB dengan sahabat dimasa SMA pertanda mereka sudah akur kembali.
Senang melihatnya.
Kadang saya malu sendiri, mungkin
kebaikan-kebaikan kita saat ini berkat doa sahabat atau teman-teman kita yang
sangat peduli dengan kita. Teman yang selalu memanjatkan doa kepada kita akan
apapun hal yang menimpa kita. Sungguh betapa mulia hati teman-teman kita barang
kali....apalagi jika mempunyai teman atau sahabat yang rajin sholat malam
kemudian memanjatkan doanya untuk kebaikan kita, subhanalloh teman atau sehabat
seperti itu sungguh luar biasa. Bahkan mengirimkan doa bisa dilakukan dimana
saja, untuk siapapun di belahan bumi manapun. Suatu ketika saya pernah tertegun
dan meneteskan air mata. Tatkala saya sedang diuji oleh Alloh SWT,dan saya
menerima inbox massage via FB saya, dan mengatakan saya selalu
mendoakanmu....sahabat saya jauh di Ireland. Kebersamaan yang dahulu sering
dilakukan, bisa diganti dengan mengirimkan doa. Itu indah sekali. Bahkan jangan
hanya bersahabat dalam interaksi sehari-hari seperti curhat saja, namun
ditambah dengan mendoakan sahabat-sahabat kita yang sedang mendapatkan ujian
atau musibah.
Mengecek kembali list doa yang kita sering panjatkan adalah
penting. Biasanya kita memanjatkan doa-doa untuk kedua orang tua kita, keluarga
kita, dan tentu saja terkait diri kita. Menambahkan doa untuk sahabat-sahabat
kita yang perlu kita “kasih”ani juga sangat mulia. Bahkan tanpa si penerima doa
tahu bahwa kita mendoakannya itu super mulia. Mendengar sahabat atau teman kita
lulus dari ujiannya yang menimbulkan “kasih”an nya kita kepadanya adalah
“sesuatu “ rasanya lega dan bahagia.
Serasa kelegaan saya membuang
satu daftar list dalam doaku terkait teman dengan identifikasi “kasih”an yang
sedang mengidap penyakit hati dengan cara berfikirnya ala agen-agen freemason.
Belum lama ini saya bertemu teman yang mempunyai takdir bersama-sama menjalani
studi di MM UNDIP. Beberapa kali ngobrol, berduskusi dengannya , mulai mencoba
alternatif tawaran tentang caranya menemukan kebenaran-kebenaran versinya. Saya
coba tawarkan untuknya mendapatkan seorang guru. Bagaimana jika kamu berguru
dengan Harun yahya? Jika jarak yang menjadi kendala, bisa melalui on line
dengan Beliau. Ternyata dia tidak berkenan. Saya akan coba usahakan menemukan
link ke Harun Yahya dari salah satu teman saya. Ya sudah....saya memutuskan untuk
mengambil langkah yang sama mulai memasukkannya dalam daftar list doa saya
setelah sholat fardhu....agar teman saya ini diberikan jalan yang lurus.
Baru
tadi malam dia berseroloh, saya mau berguru dengan seseorang. Saya langsung
bersemangat : sama Harun yahya? Teman saya tersenyum dan menyampaikan
keinginanya untuk berguru kepada Sidharta Gautama. Mungkin saat ini adalah the
power of Doa yang bisa saya lakukan untuk temanku yang saat ini saya
“kasih”ani. Berharap kepada Alloh SWT agar teman saya ini kelak suatu saat
nanti menemukan jalan yang benar / jalan tauhid tidak memperturutkan otak
cerdasnya saja. Menurut Erwin Yap pakar kebudayaan Cina, hanya beda tipis antara genius dan gila.
Semoga saya dapat merasakan “ sesuatu” kebahagiaan lagi melihat teman kita
terbebas dari penyakit sombong akutnya. Wollohu alam bi showab......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar