Senin, 24 Maret 2014

Cerita Dibalik Kereta

Selalu ada cerita saat perjalanan berkereta Jakarta- Semarang PP. Hanya saja sering sekali bertemu bapak-bapak atau mas-mas yang senang bercerita tentang arah kemana negeri ini akan dibawa. Hal yang menurut saya kebetulan, hanya saja sering saya mengernyitkan dahi, kok obrolanya seputar ini terus. Ini sudah ketiga kalinya perjalanan saya berkuliah week end di Undip. Dan selalu melihat perspektif ke depan negeri ini, bahkan dunia ini akan kemana?
Bukan hal yang aneh ternyata untuk saat ini. Masyarakat sebenarnya sudah banyak yang paham dan mau membaca sejarah tentang hal ikhwal apa yang akan terjadi dengan peradaban di dunia ini. Mereka membaca dari buku, mendengarkan ceramah keagamaan atau mendapatkan pengetahuan dari orang tua mereka. Maka jelaslah memang pergurilan pergeseran peradaban ini nampak nyata saat ini. Salah satu tetangga kuri saya tiga minggu lalu saat berkereta, mengungkapkan tentang kegundahannya. Dulu saya pikir ketika saya masih duduk dibangku SMA dan tahu kisah seperti di film Armagedon berasa kondisi itu masih jauh seabad kedepan. Namun ternyata hanya dalm bilangan sebelum sepuluh tahun hampir semua tanda - tanda itu telah muncul.  Mulai adanya kembalinya dinar -dirham, munculnya dajjal dan kerusakan moral seperti dikisahkan dahulu. Semua nampak bahwa saat ini adalah seburuk-buruknya zaman. Wollohu'alam apakah masih seabad lagi kiamat itu datang atau seabad lagi peradaban Islam kembali berjaya lagi. Wollohu'alam. Katanya menutup kegundahannya.Mas-mas yadi bekerja pada salah satu konsultan mineral dan well educated.
Lain halnya dengan salah satu mas-mas yang kebetulan berada tepat disebelah saya tempat duduknya sama persis tiga minggu lalu. Mas-mas ini orang ketahanan dan backgroudnya militer. Dalam kamus politiknya dia, presiden di Indonesia harus dari militer karena alasan mereka mengerti bagaimana menjaga Indonesia dibidang pertahanan dan militer ahli berstrategy. Mas ini menambahkan bahwa kedepan sepertinya Agus Harimurti yang katanya adalah tentara terbaik pada massanya. Mas ini pernah berada satu batalyon dengan Agus Harimurti. Katanya selain pintar, agus memang lulusan terbaik TNI.Yah...itung saja nanti 10 atau 15 tahun lagi maka Agus Hari Murti akan dicalonkan sebagai presiden.
Tentu saja waktu itu diskusi sangat seru. Mas yang berada di depan kursi duduk saya tentu sangat menentang. Militer tak menjamin semuanya. Yang pasti jika nanti dari partai perlu dicermati siapa yang berada dibalik partai tersebut. Sambil melongok lambang mer-c, menandakan salam metal dengan jarinya, mas-mas itu mengakhiri perdebatanya. Akhir diskusi hari itu, mas-mas yang berasal dari ketahanan akhirnya pindah tempat duduk dan beristirahat tiduran dan tentu saja meninggalkan forum kami malam itu.
Maka tak heran, saat saya teringat salah satu teman saya yang disinyalir sedang mencari isteri mengatakan "isteri saya minimal harus seperti Anisa pohan". Mmmmm...jika dilihat memang sepantaran usia dengan Agus Hari Murti teman saya ini. Dan dia kader salah satu partai. Maka mungkin nanti jika memang benar pertarungan kandidat presiden 10 atau 15 tahun mendatang adalah pada masa mereka (teman saya) dan Agus Hari Murti maka faktor istri mana yang lebih cantik akhirnya menjadi salah satu aspek yang dibanggakan. Ah penting gak sih? hehehehe...ngikik....emang ibu negara harus cantik ? Bukan point itu ya yang menjadi masalah, masalah istri cantik atau tidak itu selera masing-masing orang dan itu tidak salah, sah-sah saja. Konsen kita adalah sebenarnya dari masing-masing pihak baik partai maupun militer sudah siap dengan regenerasi kepemimpinan itu.
Minggu ini bersama Bapak-bapak abdi negara di salah satu badan negeri ini. Panjang kami berdiskusi. Seingat saya sejak dari Cirebon hingga Semarang kami tidak kunjung berhenti berdiskusi. Ya tentang negeri ini dan peradaban mendatang. Bapak ini menanti pemimpin yang bisa mempersatukan rakyat. Menurutnya tinggal itu yang bisa diharapkan. Mungkin kedatangan satrio piningit atai imam mahdi itu saja yang tinggal di harapkan. Dan besar keyakinan bahwa munculnya peradaban baru itu di negeri ini sebentar lagi. Kenapa demikian? Mesir ternyata bukan. Maka kemunghkinan besar Indonesia. Bahkan dalam acara silaturrahim KA FOSSEI beberapan bulan lalu, salah satu pembicara yakni bang Adiwarman Kariem menyebutkan cirinya yakni with blue tsurban. Sontak teman-teman berteriak partai yang berwarna biru Nasdem, Demokrat, PAN dan lain sebagainya. Wollohu'alam kita tunggu saja kapan saatnya.
Di minggu kedua, saya bersebelahan dengan salah satu jamaah Hizbut tahrir, tentu saja mas ini menyalahkan sistem. Namun ada kesamaan bahwa peradaban itu harus kita mulai. Maka benar jika pergerakan diawali dengan pendidikan. Maka Muhammadiyah dan NU sebagai organisasi massa yang bergerak di bidang pendidikan itu sudah tepat. Buat saya pribadi bercerita dengan mereka di kereta ternyata menambah khasanah kemantapan saya dalm berkarya di PPSDMS NF. Kami mencetak para calon pemimpin masa depan. Menyiapkan peradaban itu, peradaban yang dinantikan oleh masyarakat. Silahkan nanti mereka akan berafiliasi ke partai manapun, silahkan nanti mereka menempati posisi strategis di lini manapun di negeri ini. Semoga ini akan mewarnai bagi pembangunan peradaban. Peradaban apa? tentu saja Islam yang rohmatan lil alamiin. Wollohu'alam bii showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...