Selalu ada cerita saat perjalanan berkereta Jakarta- Semarang PP. Hanya
saja sering sekali bertemu bapak-bapak atau mas-mas yang senang
bercerita tentang arah kemana negeri ini akan dibawa. Hal yang menurut
saya kebetulan, hanya saja sering saya mengernyitkan dahi, kok obrolanya
seputar ini terus. Ini sudah ketiga kalinya perjalanan saya berkuliah week end di Undip. Dan selalu melihat perspektif ke depan negeri ini, bahkan dunia ini akan kemana?
Bukan hal yang aneh ternyata untuk saat ini. Masyarakat sebenarnya sudah
banyak yang paham dan mau membaca sejarah tentang hal ikhwal apa yang
akan terjadi dengan peradaban di dunia ini. Mereka membaca dari buku,
mendengarkan ceramah keagamaan atau mendapatkan pengetahuan dari orang
tua mereka. Maka jelaslah memang pergurilan pergeseran peradaban ini
nampak nyata saat ini. Salah satu tetangga kuri saya tiga minggu lalu
saat berkereta, mengungkapkan tentang kegundahannya. Dulu saya pikir
ketika saya masih duduk dibangku SMA dan tahu kisah seperti di film
Armagedon berasa kondisi itu masih jauh seabad kedepan. Namun ternyata
hanya dalm bilangan sebelum sepuluh tahun hampir semua tanda - tanda itu
telah muncul. Mulai adanya kembalinya dinar -dirham, munculnya dajjal
dan kerusakan moral seperti dikisahkan dahulu. Semua nampak bahwa saat
ini adalah seburuk-buruknya zaman. Wollohu'alam apakah masih seabad lagi
kiamat itu datang atau seabad lagi peradaban Islam kembali berjaya
lagi. Wollohu'alam. Katanya menutup kegundahannya.Mas-mas yadi bekerja
pada salah satu konsultan mineral dan well educated.
Lain halnya dengan salah satu mas-mas yang kebetulan berada tepat
disebelah saya tempat duduknya sama persis tiga minggu lalu. Mas-mas ini
orang ketahanan dan backgroudnya militer. Dalam kamus
politiknya dia, presiden di Indonesia harus dari militer karena alasan
mereka mengerti bagaimana menjaga Indonesia dibidang pertahanan dan
militer ahli berstrategy. Mas ini menambahkan bahwa kedepan sepertinya
Agus Harimurti yang katanya adalah tentara terbaik pada massanya. Mas
ini pernah berada satu batalyon dengan Agus Harimurti. Katanya selain
pintar, agus memang lulusan terbaik TNI.Yah...itung saja nanti 10 atau
15 tahun lagi maka Agus Hari Murti akan dicalonkan sebagai presiden.
Tentu saja waktu itu diskusi sangat seru. Mas yang berada di depan kursi
duduk saya tentu sangat menentang. Militer tak menjamin semuanya. Yang
pasti jika nanti dari partai perlu dicermati siapa yang berada dibalik
partai tersebut. Sambil melongok lambang mer-c, menandakan salam
metal dengan jarinya, mas-mas itu mengakhiri perdebatanya. Akhir diskusi
hari itu, mas-mas yang berasal dari ketahanan akhirnya pindah tempat
duduk dan beristirahat tiduran dan tentu saja meninggalkan forum kami
malam itu.
Maka tak heran, saat saya teringat salah satu teman saya yang disinyalir
sedang mencari isteri mengatakan "isteri saya minimal harus seperti
Anisa pohan". Mmmmm...jika dilihat memang sepantaran usia dengan Agus
Hari Murti teman saya ini. Dan dia kader salah satu partai. Maka mungkin
nanti jika memang benar pertarungan kandidat presiden 10 atau 15 tahun
mendatang adalah pada masa mereka (teman saya) dan Agus Hari Murti maka
faktor istri mana yang lebih cantik akhirnya menjadi salah satu aspek
yang dibanggakan. Ah penting gak sih? hehehehe...ngikik....emang ibu
negara harus cantik ? Bukan point itu ya yang menjadi masalah,
masalah istri cantik atau tidak itu selera masing-masing orang dan itu
tidak salah, sah-sah saja. Konsen kita adalah sebenarnya dari
masing-masing pihak baik partai maupun militer sudah siap dengan
regenerasi kepemimpinan itu.
Minggu ini bersama Bapak-bapak abdi negara di salah satu badan negeri
ini. Panjang kami berdiskusi. Seingat saya sejak dari Cirebon hingga
Semarang kami tidak kunjung berhenti berdiskusi. Ya tentang negeri ini
dan peradaban mendatang. Bapak ini menanti pemimpin yang bisa
mempersatukan rakyat. Menurutnya tinggal itu yang bisa diharapkan.
Mungkin kedatangan satrio piningit atai imam mahdi itu saja yang tinggal
di harapkan. Dan besar keyakinan bahwa munculnya peradaban baru itu di
negeri ini sebentar lagi. Kenapa demikian? Mesir ternyata bukan. Maka
kemunghkinan besar Indonesia. Bahkan dalam acara silaturrahim KA FOSSEI
beberapan bulan lalu, salah satu pembicara yakni bang Adiwarman Kariem
menyebutkan cirinya yakni with blue tsurban. Sontak teman-teman berteriak partai yang berwarna biru Nasdem, Demokrat, PAN dan lain sebagainya. Wollohu'alam kita tunggu saja kapan saatnya.
Di minggu kedua, saya bersebelahan dengan salah satu jamaah Hizbut
tahrir, tentu saja mas ini menyalahkan sistem. Namun ada kesamaan bahwa
peradaban itu harus kita mulai. Maka benar jika pergerakan diawali
dengan pendidikan. Maka Muhammadiyah dan NU sebagai organisasi massa
yang bergerak di bidang pendidikan itu sudah tepat. Buat saya pribadi
bercerita dengan mereka di kereta ternyata menambah khasanah kemantapan
saya dalm berkarya di PPSDMS NF. Kami mencetak para calon pemimpin masa
depan. Menyiapkan peradaban itu, peradaban yang dinantikan oleh
masyarakat. Silahkan nanti mereka akan berafiliasi ke partai manapun,
silahkan nanti mereka menempati posisi strategis di lini manapun di
negeri ini. Semoga ini akan mewarnai bagi pembangunan peradaban.
Peradaban apa? tentu saja Islam yang rohmatan lil alamiin. Wollohu'alam bii showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar