Senin, 24 Maret 2014

Titik Nol

Hampir empat bulan tidak pernah mengisi blog ini. Setelah dua tulisan saya salin dari blog baru saya NoviatiEndang.blogspot.com yang berjudul Merangkai senyum dan cerita dibalik kereta. Nampak salinan itu tak rapi karena kurangnya jeda atau spasi untuk memisahkan masing-masing alenia. Well alhamdulillah blog saya yang dulu bisa saya aktifkan yakni blog ini NoviatiEndangMustaqimah.blogspot.com. Dalam masa empat bulan ini banyak hal yang terjadi dengan diri saya. Terutama mengenai kepindahan saya ke kota kecil tempat dimana saya menempuh bangku kuliah S1 saya yakni Purwokerto.

Bersama keluarga kakak saya satu-satunya memang lebih tenang, jauh dari keramaian jakarta itu yang dicari. Menyepi? tentu tidak. Saya berharap bisa lama tinggal di Purwokerto bahkan mungkin menetap, namun entahlah karena sunnatulloh kita musti hijrah atau berpindah dari satu tempat ketempat yang lain. Kembali ke purwokerto adalah masa saya mengenang dan bernostalgia dengan masa kampus. Beberapa hari ini sering bolak-balik ke kampus yang sudah mengalami berbagai perubahan menuju kebaikan di kampus.Entah kenapa akhirnya saya bisa kembali lagi ke Purwokerto? Simple saja karena saya lebih tenang tinggal di kota kecil ini, terutama bersama kakak saya satu-satunya.Kembali merancang hidup dari nol lagi, tapi tak masalah asal itu juga demi kebaikan bersama. kebaikan saya dan kakak saya yang sering khawatir akan keberadaan adeknya semata wayang.

Mencoba menghubungi kawan lama yang berkiprah di lembaga filantropi di kota kecil ini. Adalah mas Priyambodo yang pertama saya hubungi untuk menawarkan diri bergabung dengan kantor sederhananya di Jln.Pol Sumarto Purwokerto. Sampai saat ini masih dalam proses recruitment, setelah kemarin membuat essay tentang pengembangan wakaf di Purwokerto dan sekitarnya yakni Barlingmascakep.Wakaf memang belum ada di Purwokerto. Belum ada lembaga filantropi yang menggerakkannya, hal ini menjadi peluang bagi saya untuk mulai mengedukasi masyarakat Barlingmascakep akan wakaf. Semoga dapat bergabung dengan lembaga filantropi yang dikomandani oleh Mas Priambodo ini

Dalam Essay saya paparkan bagaimana skema wakaf tunai di Purwokerto terkait strategy program wakaf selama dua tahun awal. Tentu juga dana yang ada masih merupakan dana zakat. Ini menjadi masalah dalam program yang dirancang lantaran dana zakat tidak bisa dipergunakan untuk membangun program wakaf lantaran zakat sudah ditentukan ada delapan asnaf yang berhak menerimanya. Maka imaginer marketing yang bisa dilakukan. Imaginer marketing adalah strategy marketing yang mengajak masyarakat untuk berdonasi dalam hal ini berwwakaf dengan program bayangan. Program bayangan yang dimaksud adalah program yang akan dicapai kedepan dalam kurun waktu jangka panjang dua tahun berupa program wakaf misalnya membangun ruko / property yang lain.

Awal baik pada bulan pertama di Purwokerto,berharap semuanya lancar dan terus memupuk optimisme diri agar bisa terus berkiprah menyumbangkan kemampuan untuk sesama dengan cara mensosialisasikan wakaf dan bersama masyarakat Barlingmascakep menuju peradaban wakaf. Wollohualambiishowab...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...