Senin, 24 Maret 2014

Merangkai Senyum

Alhamdulillah wa syukurillah, mulai kembali menulis meski kali ini di lapak yang baru. Sepertinya saya salah menggunakan akun gmail saya yang lain untuk membuka blog saya Noviatiendangmustaqimah.blogspot.com. Maka di lapak saya yang baru ini Noviatiendang.blogspot.com saya akan kembali belajar menulis. Well...tulisan perdana ini saya tulis diatas kereta jurusan Semarang-Jakarta. Saya mulai kembali ke bangku kuliah untuk menyelesaikan komitmen saya untuk menyelesaikan studi S2 di UNDIP. Jika dilihat saja maka akan terasa berat, capek, setiap pekan harus bolak-balik Jakarta - Semarang, namun tak perlu dirasa cukup dengan dilakukan saja. Maka ternyata bukan suatu masalah. 
Tentu saja kegetiran hidup saya beberapa waktu lalu mulai terobati. Mulai menemukan ritme hidup yang baru, mulai kembali mencari simpul-simpul hidup yang bisa membuatku tersenyum. Saya teringat dalm salah atu serial korea lama Meteor Garden, saat tow ming tse bertanya kepada Sanchai tentang di masa kehidupan yang akan datang engkau mau jadi apa? Maka Sanchai menjawab saya ingin menjadi  rumput. Mereka mengenal reinkarnasi. Maka Tow ming tse dan sanchai dapat berandai-andai dimasa reinkarnasi kelak mereka akan menjadi apa.Bukan masalah reinkarnasinya yang ingin saya bahas, namun masalh menjadi rumput. Bahkan menurut saya, diri kita inipun seperti rumput. Ia akan tumbuh subur di tanah yang penuh humus dan yang cocok bagi tumbuh kembangnya. Mungkin cuaca yang sejuk, dekat dengan sumberair atau tanahnya banyak mengandung air sehingga rumput tadi akan hidup dan tumbuh subur.
Rumput tentu saja akan mati jika ia berada di tanah yang kering kerontang, dan bersuhu udara panas. Lihat saja sering kita lihat rumput-rumput mengering saat musim kemarau. Begitulah sejatinya diri kita dalam hidup. Proses pembentukan karakter yang menghasilkan jati diri kita tentu telah mengakar kuat pada usia kita saat ini. Yang seumuran dengan saya tentu sependapat. Jika kita telaah ternyata banyak aspek yang menyumbang terhadap konsep pembentukan jati diri kita. Bisa dari keluarga, lingkungan sekitar rumah, lingkungan pertemanan sekolah hingga kuliah, lingkungan kerja dan lain sebagainya. Dan hasilnya jadilah diri kita dengan segenap keunikan karakter bagi masing-masing diri. Hingga ada sebutan terhadap diri kita yang dibentuk oleh lingkungan kita berada. Ada yang dikenal dengan karakter yang idealis, baik hati dan tidak sombong, ramah, dan lain sebagainya terkait dengan karakter unik yang menonjol dari diri kita. 
Apapun sebutan itu maka terimalah keadaan diri secara tulus. Mungkin memang benar apa kata orang-orang terhadap diri kita.  Jika karakter -karakter manusia bertemu acapkali terjadi ketidaksinkronan karakter. Maka biasanya menjadi tidak berteman kurang cocok satu sama lain, sekedar say hai saja dalam berteman. Anggaplah itu biasa-biasa saja. Biarkan saja masing-masing pribadi memilih model pertemananya, memilih lingkungan yang tepat dengan karakter dirinya. kenapa? lantaran diri kita seperti rumput tadi. Jika diri kita menjadi lebih berkembang, lebih maju dalam hal pencapaian-pencapaian hidup dengan lingkungan yang ada maka go a head. Namun jika lingkungan yang ada tidak menuntun kita untuk menjadi lebih baik, atau membuat kita bahagia maka tidak masalah jika kita berpindah lingkunga, Itu hal wajar dan mungkin itu jalan terbaik yang dipilih.
Seperti diri saya saat ini. Memilih bekerja di Jakarta dan bertemu teman-teman baru yang bisa membuat saya tersenyum kembali. Ternyata lingkungan baru saya mengenal saya. Saya merasakan semangat baru muncul dalam kegetiran hidup saya. "Rumput itu menemukan tanah yang cocok untuknya".Aku mulai membuka buku-buku lamaku tentang wakaf, tentang fundraising, dan satu hal yang membuatku senang. Ada yang mau meminjam dan membaca buku-buku yang seingatku tak pernah ada yang tertarik untuk membaca buku-buku  koleksi saya tentang LSM atau NGO.  Tentu saja saya memulai pekerjaan baruku dengan menyusun stategy pendanaan tempat dimana saya saat ini bekerja. Yup...saya saat ini bekerja di PPSDMS NF.  Menurut saya bekerja di Program Pengembangan Sumber daya Manusia Strategik itu menarik dan banyak tantangannya untuk membuat saya mau berkarya lagi dan mulai merangkai senyumku lagi, Why? karena saya dipertemukan lagi dengan passion saya, Alhamdulillah ya Robb...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...