Kamis, 02 Februari 2012

Apotik Hidup Ala Bu Mun

Sekitar seminggu lalu saya terima kabar tentang wafatnya ibu Munkusumannti. Beliau adalah salah satu wakif di lembaga tempat saya bekerja. Bu Mun kami memanggilnya. Sangat melekat dalam benak saya dan teman - teman kantor lantaran ibu sangat memperhatikan tentang keadministrasian di kantor kami. Wajar, lantaran dahulu beliau adalah kepala bagian administrasi di angkatan darat.

Selain keadministrasian ibu mun adalah sosok yang bersahaja dan senang sekali membantu siapa sajayang ia kenal. salah satu yang sering beliau pesabkan adalah masalah tanaman - tanaman obat- obatan yang dahulu sering kita sebut dengan apotik hidup. Seperti pohon binahong, pohon pengusir nyamuk, pohon jika kita susah tidurpun ada tinggal  ditaruh dibawah bantal maka kita segera akan tertidur.

Sayang sekali sekarang ini apotik hidup jarang digalakkan, padahal manfaatnya sangat bagus. Bahkan di televisi marak saat ini akan adanya talk show untuk kesehatan dengan obat- obatan tradisional / alami /herbal . Maka sangat penting untuk menghidupkan kembali apotik hidup. Sebagai contoh Bu Mun ditanah halaman rumahnya dan samping rumahnya penuh dengan tanaman -tanaman apotik hidup. Nah bagi anda yang mempunyai area tanah yang masih cukup uas untu ditanami bisa mencontoh apa yang dilakukan  Bu Mun.
Bagi yang tak punya lahan maka bisa dilakukan dengan menanam apotik hidup dengan menggunakan pot bunga.

Tanah kita subur, segala macam tanaman dapat tumbuh dan dapat dimanfaatkan. Adapun sebagai pedomannya bisa dibuatkan semacam katalog apotik hidup terkait jenis pohonnya, khasiatnya, dan bagaimana cara meramunya. Demikian sekelumit renungan dari Ibu Mun tentang apotik hidup yang saya sendiri sangat tergerak untuk mencontohnya. Smoga anda juga ya?

Trakhir untuk Ibu Mun saya pribadi mengucapkan selamat jalan, semoga diterima ditempat terbaik disisiNYA dan keluarga yang ditinggalkan tabah serta kami yang diberi amanah wakaf oleh Ibu mampu menjaga dan memproduktifkan wakaf ibu. Amiin Ya Robbal alamiin....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...