Jumat, 03 Februari 2012

Qonaah Awal Menuju Optimis

Qonaah ialah menerima dengan cukup.Qonaah itu mengandung lima perkara yaitu :menerima dengan rela akan apa yang ada, memohon kepada Alloh tambahan yang pantas,dan berusaha, menerimandengan sabar  akan ketentuan Alloh,bertawakal kepada Alloh dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Seseorang dapat berqonaah/ menerima dengan cukup  apa yang diberikan Alloh, dengan diawali dengan pengealan diri  terlebih dahulu.Pada rutinitas biasa lebih sering kita lupa terhadap keseharian  posisi keimanan kita atau kondisi kesehatan  jiwa /ruhiyah kita.

Keimanan dan kesehatan jiwa merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat diukur dengan  ukuran tertentu.Tidak seperti suhu badan yang bisa diketahui dengan diukur menggunakan termometer,seperti tekanan darah juga dapat diukur berapa sistolnya dan berapa diastolnya.Bagaimana dengan keimanan dan kesehatan jiwa?

Keimanan seseorang bisa naik bisa juga turun.Seperti disebutkan dalam sebuah hadist Rosul "al imanu yazidu wa yankusu" yang artinya "iman itu bisa naik dan turun". Pada posisi turun, sering disebut dengan futur (mundur).

Cara mudah untuk mendeteksinya adalah bagi yang biasanya beramal amalan sunnah misalnya sholat sunnah rowatib,shoum/puasa sunnah ,sholat sunnah lail. Jika futur biasanya amalan - amalan sunnah tersebut diatas menjadi rontok alias tak ditunaikan. untuk itu disarankan untuk  menambah amalan wajib kita dengan yang sunnah sebab jika hanya amalan yang wajib saja, dimungkinkan saat futur tiba - tiba datang menyapa maka yang rontok adalah amalah wajibnya. 

Bagaimana mendeteksi kesehatan jiwa seseorang?  kondisi jiwa seseorang bisa  dideteksi oleh seorang psikolog. Psikolog yang baik adalah yang dapat menggabungkan antara ilmu psikologi dengan nilai - nilai agama (ruhiyah). Si pasien akan berkisah tentang apa yang dialami dan sang psikolog akan membantu mensugesti tentang kenyataan dengan khayalan si pasien, selain itu untuk menyeimbangkan diri biasanya psikolog yang baik dan akan membekali dengan buku - buku dzikir harian sehigga jika halusinasi datang kembali  maka dengan sendirinya si asien dapat menanggulanginya sendiri. 

Jika si pasien berqonaah dengan apa yang sedang ia alami maka ia akan ikhlas dengan kondisi yang ia alami saat ini. Dengan begitu  si pasien akan dengan siap menerima dirinya apa adanya dan menyayangi dirinya.Setelah mampu berqonaah maka langkah selanjutnya barulah bisa memupuk optimisme. optimis untuk segera sembuh, optimis untuk bisa seperti sedia kala tanpa harus membenci dengan "apa" yang menyebabkan semuanya. Buang semua itu. Maafkan mereka dan lanjutkan hidup dengan lembaran baru tentu saja dengan lebih hati - hati dan masa depan masih panjang. Wollohualam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...