Jumat, 18 Januari 2013

Mind Set

Siang tadi adalah hari pertamaku bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas Semarang. Bertemu teman-teman baru dengan berbagai jenis usaha tentu sangat menarik. Semoga ini kian memacu saya untuk segera melahirkan usaha yang akan saya rintis. Siang tadi trainernya membahas tentang mind set.
Bahwa apa yang diterima oleh otak itu semuanya diterima. Atau dengan kata lain otak tidak bisa mentolerir apa yang dimasukkan dalam otak, maka penting bagi kita untuk bisa memilah mana kebenaran yang kita yakini yang akan dimasukkan dalam otak kita. Turunan perilakunya adalah hati-hati dalam berbicara, berpikir tentang sesuatu kebenaran. 

Jika suatu hal berhasil kita bingkai atau  dibuatkan frame dan akan kita jadikan sebagai pedoman perilaku maka hal itu yang disebut mind set. Mind set itu akan terpola. Bagaimana untuk mengasah mind set ? salah satunya dengan sering-sering bertemu dengan orang baru. Dengan bertemu orang baru, maka akan tercipta value-value baru untuk diri kita, dan akan menambah khasanah pengetahuan kita dan itu berdampak pada bagaimana akhirnya kita merubah mind set pada diri kita. Selain bertemu dengan orang baru, kita juga dianjurkan untuk mengunjungi tempat-tempat baru. Dengan mengjungi tempat-tempat baru maka perbendaharaan pengetahuan kita bertambah dan akan menimbulkan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu lebih khususnya terhadap tempat yang kita kunjungi. Hal ini penting untuk melatih agar kita mempunya mind set yang bagus.

Adapun dalam perjalanan bisnis, bagi kami yang baru, kami dihimbau untuk bisa focus. Pada apa? diperbolehkan pada profit, tentu saja tetap saja dengan pendekatan numerikal keilmuan seperti yang dipelajari di kampus atau ilmu bisnis, terkait dengan perhitungan profit,omset dan lain sebagainya. Namun ada beberapa tips lain selain focus. Yaitu kita dituntut agar bisa memperbaiki ibadah kita. Terkait dengan hablumminalloh. Tips selanjutanya adalah faktor keluarga. Bagi yang telah berkeluarga adalah izin dari si swami atau istri untuk membuka usaha pada bidang tertentu dengan restu mereka. Atau bagi yang belum berkeluarga, maka izin atau restu dari orang tua sangat penting bagi kelanggengan sebuah usaha. Ini pada tahap awal jika ingin berwirausaha, selanjtnya tentu saja kerja keras.

Setelah proses klasikal ini, maka saya dan beberapa teman baru diwajibkan mengikuti tutorial bisnis minimal lima kali. Kemudian akan dibentuk kelompok kecil / mentoring bisnis. Yang di komunitas Tangan Di Atas disebut dengan mastermind. Master mind terdiri dari empat atau lima mentee yang akan dibimbing oleh seorang mentor bisnis yang ditugaskan oleh Tangan Di Atas. Selain kegiatan master mind, komunitas Tangan Di Atas juga menyelenggarakan kunjungan bisnis serta pertemuan - pertemuan para wirausahawan. Dalam waktu dekat akan ada perhelatan basional komunitas TDA yakni pesta wirausaha di Jakarta dan kunjungan bisnis untuk usaha kayu di Temanggung.

Semoga dengan bergabungnya saya dalam komunitas TDA ini, bisa segera melahirkan ide-ide bisnis saya dan menempa saya untuk terus maju dengan memasuki sistem yang ada di TDA. Besar harapan saya bisa lanjut terus dan strugle dalam menjalankan amanah baru yang akan saya masuki yakni menjadi pelaku yang ingin membuktikan pernyataan sebuah hadist Rosul bahwa sembilan dari sepuluh  pintu rezeki adalah dari perdagangan / bisnis, seperti bunyi hadistnya sebagai berikut : " "Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan".(Diriwayatkan oleh Gharim Al Harbi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...