Rabu, 23 Januari 2013

Semoga Segera Sehat Bapak.....

Minggu ini bisa dibilang merupakan minggu mistik di kostan saya. Saya juga tidak habis pikir, knapa akhir-akhir ini dipertemukan dengan hal-hal atau kejadian - kejadian mistik yang diwacanakan dan dialami oleh orang - orang disekitarku. Merasa bahwa Alloh sedang memberikan ilmu tentang mistik yang sering saya tak pernah mau membahasnya. Buat saya ya sudah memang hal seperti itu ada hanya cukup saja tahu dan tidak mau terus mencari tahu apa itu.Why? Karena ada Alloh SWT.

Berawal dari cerita ibu kepada Tyas tetangga kamar saya tentang keadaan Bapak. Hingga minggu kemarin, Bapak terbaring di salah satu kamar ICU Rumah sakit ternama di Semarang. Proses operasi osteoatritis (OA) telah dilakukan hampir sebulan lalu, namun kondisi Bapak memburuk pasca operasi yang menyebabkan Bapak tidak kunjung bangun juga. Hingga pada suatu titik Ibu bilang " kalau Bapak mau diambil oleh yang Maha Kuasa Ibu sudah ikhlas ". Kami memahami kenapa ibu berkata demikian. Melihat penderitaan Bapak sebulan terakhir ini dengan banyak selang di tubuhnya dan pemandangan di ICU tentang kematian pasien yang hampir tiap hari ada. Bahkan mendengar orang menangis karena saudaranya meninggal di ICU sudah menjadi rutinitas ibu sebulan ini. Buat ibu  bahkan sudah membatu melihat kematian pasien.

Melihat kondisi Bapak, Ibu berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan swaminya. Maka ibupun sudah mengajukan sidang kepada para dokter yang menangani Bapak. Dari sidang minggu lalu, para dokter menyatakan bahwa kondisi organ Bapak baik, tidak ada yang tidak berfungsi dengan baik, berbeda dengan kondisi saat setelah operasi yang memang menurun. Hanya saja para dokter juga heran kenapa Bapak tidak kunjung bangun juga dari tidur panjangnya.Secara medis sudah tidak ada alasan lagi Bapak untuk  bangun. Melihat kondisi itu ibupun sempat terpikir, apakah ini mallpractik, apakah dokter dan rumah sakit bisa dituntut ?

Mendengar cerita Ibu bahwa secara medis organ Bapak sehat dan berfungsi dengan baik, namun kenapa Bapak tidak kunjung bangun? Tyas merekomendasikan untuk datang menemui guru spiritual ayahnya di Salatiga. Mungkin bisa menjadi solusi. Solusi yang lain yang sempat saya diskusikan dengan Tyas adalah membawa Bapak ke Singapore. Kebetulan beberapa waktu lalu kami menonton Hitam Putih di salah satu stasiun TV dan bintang tamunya adalah Marcel Siahaan. Marsel baru saja sembuh dari penyakit yang sejenis dengan Bapak. Bahkan lebih mengerikan menurut saya, lantaran persendian yang terkena OA adalah di leher. Sehingga operasi yang dilakukan adalah di leher dan itupun leher bagian depan. Maka nampak goresan bekas operasi di dapan leher Marcell saat ini. Marcell terlihat sehat dan suaranya kembali seperti sedia kala, bagus. Hanya yang membedakan dengan Bapak adalah Marcell melakukan operasi di Rumah sakit Singapore dan Bapak di rumah sakit di Semarang. Beda yang lain adalah  persendian leher yang diderita Marcell dan persendian pangkal pinggang yang menghubungkan dengan kaki yang diderita Bapak.

Upaya selain medis dilakukan, lantaran dokter telah memberikan statement bahwa organ Bapak sehat secara medis. Sebagai hambaNYA yang harus terus berusaha akan kesembuhan penyakit maka langkah alternatif ditempuh. Datanglah ibu dengan ditemani ayahnya Tyas ke Salatiga, menuju kediaman guru spiritual Ayah Tyas. Namanya Gus Naim.Gus Naim adalah seorang ustadz yang biasa membantu pasiennya yang merasa butuh bantuan yang datang ke rumahnya. Gus Naim tidak mempunyai HP, bukan tidak mampu membeli HP, sepertinya tidak menggunakan HP merupakan  pilihan hidupnya. Tyas turut serta bersama rombongan ke Salatiga. 

Menurut cerita Tyas, mobil kena tilang di jalan raya besar yang masih jauh berkilkilo meter dari rumah Gus Naim. Tiba-tiba Gus Naim datang dengan motornya menyambut Ayah Tyas saat mobil rombongan terkena tilang. Itulah...segala sesuatu itu ada jalannya jika memag sudah tiba saatnya Alloh memberikan jalan. Rupanya Alloh memberikan secercah cahaya bagi Bapak untuk kesembuhannya (Amiin Ya Robbal Alamiin). Bagi orang-orang seperti Gus Naim maka HP tidaklah perlu karena bisa berkomunikasi jarak jauh dengan telepati dan menurut saya hidup orang-orang seperti Gus Naim itu luar biasa. Waktunya habis untuk menolong orang yang terkena musibah sakit. Gus Naim tidak perlu FB dan Twitter dan tidak pernah mengiklan tentang keahliannya. Gus Naim tidak meminta bayaran. Beliau tidak mau diberi uang. Karena menurut tradisi Islam  profesi sebagai tabib atau saat ini bermetamorfosa menjadi dokter sebenarnya adalah sedekah. Maka ironis jika melihat rumah sakit- rumah sakit atau dokter-dokter yang tidak mau memberikan pelayanan kepada pasien lantaran pasien tidak mampu membayar uang muka biaya pengobatan. Sungguh tradisi Islam itu sekarang benar-benar asing di tengah- tengah manusia yang menyebutkan dalam KTPnya adalah seorang muslim.

Disambut dengan ramah rombongan memesuki kediaman Gus Naim. Dihidangkan buah-buahan dan makanan di meja makan, kemudian dimulailah proses pengobatan.  Diawali dengan mencari lima butir telur ayam negeri warna putih dan sembilan lembar foto Bapak yang sempurna, terlihat jelas dari atas ujung rambut Bapak hingga telapak kaki Bapak. Pass Badan (Full Body). Ritual dimulai dengan membakar telur-tlur tadi dan ibu diminta membuka dua telur setelah pembakaran. Telur pertama ibu buka, kondisinya bagus. Telur kedua terlihat warnanya hitam dan mengeluarkan bau busuk. Nampak Gus Naim beristighfar. Darindalam telur busuk terdapat dua helai rambut yang mengumpul. Panjang sekali hingga ukuranya setinggi ayahnya Tyas, kira-kira 170 cm. Ujungnya berwarna merah. Menurut Gus Naim ada yang mengirimkannya. ujung warna merahnya itu berfungsi menghisap darah merah Bapak. Kedua helai rambut tersebut diukur dengan hitungan kilan (dalam istilah jawa). Satu kilannya setara dengan Rp.1.700.000,00 untuk sedekah kepada anak-anak yatim piatu. Itu mahar namanya, kata Gus Naim. Panjangnya sepanjang kedua helai rambut itu.

Gus Naim terlihat sedih ketika ibu bercerita bahwa biaya di Rumah sakit per hari Rabu minggu lalu sudah mencapai sekitar Rp.200.000.000,00. dan sekarang juga musti membayar mahar Bapak untuk sedekah kepada anak-anak yatim. Namun ibu menemukan semangat baru untuk kesembuhan Bapak. Ibu sanggup membayar mahar itu. Yang wajib dan urgent adalah sepanjang 4,5 kilan atau sebanyak Rp.15.000.000,00 terlebih dahulu sisanya bisa ditunaikan nanti. Kondisi Bapak mulai membaik, turun panas Bapak, Bapak bisa memahami komunikasi dua arah dan terlihat tersenyum. Hal yang tentu saja melegakan buat ibu. Kami memahami kondisi emosional ibu...Ibu menanyakan kepada Gus Naim: " Bisa ga Gus untuk rambut-rambut itu dikembalikan kepada pengirimnya?" Gus Naim dengan santun dan sabar mengingatkan ibu. Niat ibu adalah ikhtiar untuk kesembuhan Bapak selain melalui medis, lantaran secara medis dokterpun sudah kehabisan akal. Maka itu saja tujuan Ibu. Jika ibu ingin membalasnya itu namanya dendam bu maka sebaiknya kita doakan saja kepada si pengirim agar tercapai apa yang ia irikan terhadap Bapak...". Jika Pak Budi (nama Bapak) gemuk mungkin ia kurus pengen gemuk seperti Bapak budi...tambah Gus Naim memecahkan swasana....yang disambut gerr....rombongan.

Prosesi pengambilan "kiriman" yang berupa dua helai rambut panjang berujung warna merah yang menurut Gus Naim itu rambut dari jenis binatang telah dilakukan. Pembayaran mahar wajib bagi anak yatimpun telah dilakukan. Gus Naim menjelaskan, bahwa anak-anak yatim yang diberi mahar itu akan berdoa sepanjang malam, mendoakan kesembuhan Bapak. Setelah nanti seminggu Bapak boleh dibawa pulang dari Rumah Sakit. Itu saja pengalaman Ibu kami di kost-kostan yang menjadikan value lain bagi saya dan Tyas, anak-anak masa kini yang sangat mengagung-agungkan pengetahuan termasuk dokter- dokter dan asing juga terhadap keberadaan guru- guru spiritual yang ada seperti Gus Naim. Benar- benar guru bukanlah orang-orang biasa yang pandai public speaking yang mengaku sebagai ustadz. Dari pelajaran tadi saya akan mencantumkan dua buah Hadist tentang sedekah dan anak yatim. Sebagai berikut : "Bentengilah Hartamu dengan Zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapan doa untuk menghadapi datangnya bencana.(HR.Ath Thabrani). Serta satu lagi hadits tentang bagaimana Rosullulloh mencintai anak Yatim :"Aku dan pemeliharaan anak yatim, akan berada di syurga kelak", sambil mengisyaratkan dan mensejajarkan kedua jari tengah dan telunjuknya, demikianlah sabda baginda s.a.w. (H.R. Bukhari)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...