Sabtu, 05 Januari 2013

Isi Liburan Dengan Silaturrahim

Silaturrahim adalah tradisi Islam yang sangat diajarkan. Banyak yang bilang kalau bersilaturrahim akan menambah rezeki, panjang usia dan lain sebaginya. Wollhualam....yang pasti menyambung ikatan pertemanan dan persahabatan atau persaudaraan adalah hal yang dianjurkan dalam Islam. Selain dengan teman-teman kita, yang jika kita rasakan, mereka itu sudah seperti saudara bahkan terkadang melebihi saudara jika teman kita tersebut sudah naik satu level dari status teman menjadi sahabat. Menyambung tali silaturrahim dengan saudara atau teman dari orang tua kita juga sangat dianjurkan oleh Islam. Tentu saja selain mendoakan kedua orang tua jika orang tua kita sudah meninggal dunia, maka hal yang mulia untuk kita lakukan adalah terus menyambung tali silaturrahim dengan saudara atau teman dari orang tua kita.

Liburan tahun baru kali ini lumayan panjang. Alhamdulillah....biasanya jarang saya bisa pulang kampung agak lama di Magelang dan sekitarnya. Enam hari perjalanan silaturrahim saya untuk mengisi liburan tahun baru kali ini. Pertama adalah di kediaman sahabat saya semasa kuliah Lince (Herlina Dwi Prabawati) di Temanggung. Lince saat ini sudah menjadi ibu wakil kepala sekolah di salah satu SD IT di Temanggung. Masih seperti dulu, tawadhu dan cerdas. Dua puteranya lucu-lucu dan nampak sehat dan cerdas seperti umminya. Barangkali dengan melihat anak-anak yang lucu-lucu ini akan membuat saya semangat untuk mempunyai anak sehingga menyegerakan menikah. Amiin Ya Robb...Menjadi guru SD IT yang sudah punya nama di Temanggung dan menjadi wakil kepala sekolah di bidang kurikulum adalah aktivitas publik yang sangat menyita waktu. Lince juga bercerita sering membawa pulang pekerjaanya. Padahal aktifitas disekolah mulai pagi jam 07.00 WIB hingga sore jam 15.00 WIB. Menjadi guru saat ini sama saja seperti wanita karier menurut saya. 

Menikmati udara dingin di Temanggung adalah sama rasanya seperti udara dingin di Puncak. Pukul 10.00 WIB pagi hari masih saja terasa dingin. Teh manis dan gorengan adalah teman ideal untuk menemani udara dingin namun sejuk di Temanggung. Al hasil program diet saya menjadi kacau selama liburan, kebanyakan minum manis dan makan gorengan. Bercerita dengan Ibunya Lince juga momentum menarik buat saya, belajar beristiqomah dalam berdakwah. Ibu masih semangat berdakwah melalui organisasi. Di usia ibu yang sudah tidak muda lagi, usia 56 Tahun masih aktif dalam barisan dakwah. Ibu adalah aktivis Aisyiyah Muhammadiyah, saat ini jabatannya bendahara umum di Daerah Temanggung. Mendengarkan cerita ibu yang sedang sibuk mempersiapkan musyawarah wilayah muhammadiyah di Temanggung adalah hal yang ringan namun mengena buat saya yang saat ini masih enak-enakan dan masih enggan beranjak keluar untuk kembali lagi ikut ambil bagian dalam barisan kebajikan entah apapun benderanya itu di Semarang . Ibu bercerita tentang kawan - kawannya di Aisiyah, ternyata ibu masih muda jika dibandingkan kawan -kawan ibu di Aisyiyah, ada yang sudah berusia 72 tahun namun masih aktif mengikuti MUSYWIL dan berbagai kegiatan bahkan dengan ditopang kursi roda., sekali lagi saya ditampar oleh cerita ibu. Dan saya berjanji setelah kembali ke Semarang akan mencari barisan kebajikan itu. Dan produktif. Amiin.

Setelah dari Temanggung saya menuju Magelang, tanah kelahiran saya. Berencana silaturrahim dengan sahabat SMU saya Dewik (Dewi Triningrum), namun sayang Dewik tidak banyak libur lantaran aktifitasnya bekerja pada sebuah Bank yang menuntutnya untuk tidak libur saat cuti bersama. Akhirnya gagallah saya bertemu Dewik sekeluarga. Kangen sekali rasanya bercerita denganmu tentang hidup wik... Berkumpul dengan saudara di kampung, bertemu sepupu dan anak-anaknya,bercerita tentang berita - berita terhangat di Kampung dan perkembangannya. Sungguh indah melihat Desa kelahiranku kembali, tempat dimana saya tumbuh hingga menghabiskan masa SMU ku. Nampak menhijau hamparan sawah, ini merupakan hadiah dari Tuhan atas bencana meletusnya Gunung Merapi beberapa tahun lalu. Bahkan di kali Belan nampak gunung-gunung pasir yang merupakan pundi-pundi uang dan mata pencaharian baru bagi masyarakat setempat. Sungguh Tuhan itu memberikan ujian / musibah dengan memberikan sebuah hikmah. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang  engkau dustakan?

Kota Terakhir tujuan silaturrahimku adalah Yogyakarta. Bertemu Azzizi sekeluarga. Alhamdulillah putri kedua beliau telah lahir selamat, sehat dan terbilang besar 3,8 kg bernama Aiyana. Azizi adalah temanku di Forum Studi Ekonomi Islam, beliau aktifis di UGM dan hingga saat ini masih menjadi team peneliti di Lembaga Ekonomi dan Bisnis Islam LEBI UGM. Bercerita dengannya terkadang menjadi sedikit mistik. Hal ini terjadi lantaran swami Azizi bisa melihat hal-hal gaib dan supranatural. Namun tak maslah asal peringatan yang baik-baik saja yang kita ambil. Saya disarankan banyak tilawah dan sering sholat taubat dan hajat lantaran menurut penerawangan swami Azizi, saat ini ada yang sedang menggangguku dengan cara menutup auraku sehingga auraku tak nampak jelas.Wollohu'alam....yang pasti beberapa hari lalu saya menulis tentang mewaspadai penipisan tauhid, ingat kembalikan semuanya kepada Alloh SWT.

Khasanahkuliner Jogjakarta sangat rugi jika kita lewatkan. Menikmati nasi gudeg adalah salah satu kenikmatan. Namun terasa agak aneh ketika Aziziz teman saya mengirimkan pesan lewat bbm, apakah saya membeli gudeg wijilan di seputar keraton Yogyakarta? Saya jawab tidak, saya membeli gudeg di Jl.Ahmad Dahlan "Gudeg Kendil". Itu juga saat trans Jogja transit dan saya minta ijin kepada petugas penjaga loket untuk keluar dari area halte untuk membeli gudeg terlebih dahulu. Asyiknya itu bisa terjadi jika Trans Jogja berbeda dengan Trans Jakarta, jika kita keluar halte busway ya harus membayar lagi jika ingin memasuki halte lagi meskipun itu adalh halte yang sama. Itulah Jogja memang istimewa. Masih bertanya saya dalam hati, ada apa dengan gudeg wijilan? meskipun Azizi sudah minta maaf telah bertanya dimana saya membeli gudeg, dan saya bilang tidak apa-apa. Lantas saya mulai membuka memoriku, dahulu sepertinya saya pernah sekali makan gudeg wijilan. Waktu itu saya ada lawatan ke BMT Bringharjo untuk suatu tugas kantor. Saya ingat ketika ibu Rambe direktur BMT Bringharjo menawarkan makan siang berupa gudeg, ibu Rambe menyebutkan jika gudeg tersebut adalah gudeg Wijilan.Ya rasanya memang lebih enak dibandingkan dengan gudeg Kendil yang kemarin saya beli. Tapi, ada apa dengan gudeg Wijilan?

Selain gudeg, memang saya sangat ingin makan salad Indonesia alias pecel dan baceman di depan pasar Bringharjo. Alhamdulillah kesampaian. Setelah menikmati pecel dan baceman mulailah mencari batik di dalam pasar Bringharjo. Memang terbilang lebih murah, namun musti pandai menawar juga. Maxi dress batik solo dan batik klasik dengan model BCL, begitu kata penjualnya adalah jenis batik yang saya minati saat ini. Dipadukan dengan kardigan dan shawl akan menjadi pakaian casual favorit saya saat ini, sering juga berpenampilan demikian ke kampus jika dosennya tidak terlalu memperhatikan pakaian mahasiswanya yang sesuai peraturan adalah menggunakan Blaizer. Alhamdulillah wa Syukurillah liburan tahun baru kali ini, bisa bersilaturrahim dengan sahabar, saudara dan teman. Mudah-mudahan berkah dan membuat saya fresh untuk senin minggu depan masuk kuliah lagi seperti biasanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...