Kamis, 27 Desember 2012

Waspadai Penipisan Tauhid.

Sering kita melihat pemandangan dalam kehidupan kita orang -orang yang terbilang mapan, pintar namun sangat gusar akan yang namanya klenik, salah satunya dalam bentuk santet, sirep dan lain sebagainya. Barangkali manusiawi jika seseorang sedang diuji dengan suatu penyakit misalnya dan kemudian ia panik akan musibah tersebut. Kepanikannya itu terjadi lantaran penyakitnya tak kunjung sembuh juga dalam penanganan dokter. Maka sibuklah ia mencari alasan apakah karena ada yang mengirimkan atau membuat ia jatuh sakit karena niatan tertentu yang mungkin buruk baginya, bisa karena iri hati atau motif yang lain sehingga tega untuk mengirimkan sakit dalam bentuk santet atau sejenisnya.

Bagaimana menurut anda? Pendapat saya adalah jika seseorang terkena suatu penyakit, terlepas memang karena sedang diberi sakit oleh Alloh atau karena dibuat oleh orang yang tak suka dengan kita, entah melalui santet dan lain sebagainya. Maka jika sudah jatuh vonis pada diri kita kata sakit , maka itulah taqdir. Jika itu memang dibuat oleh orang lain maka Alloh sudah mengijinkannya jika sakit tersebut sampai pada kita. Maka sikap terbaik kita adalah menyikapi musibah tersebut dengan sikap  proporsional saja. Jika sakit dan terdeteksi nama penyakitnya oleh dokter, maka berobatlah secara medis, karena setiap penyakit itu ada obatnya seperti dipaparkan dalam sebuah hadits.

Lantas Bagaimana dengan santet, gendam,sirep dan lain sebagainya itu? jawabanya itu semua memang ada. Bahkan Rosululloh SAW juga pernah mengalaminya dalam bentuk sihir dengan tanda ditemukannya rambut dibawah bantal Rosululloh. Hal-hal seperti itu ada. Sebagai manusia biasa tentu saja tidak semua orang akan menyukai kita. Orang baik juga mempunyai potensi untuk tidak disukai oleh orang lain. Jika ada indikasi diantara kita ada yang dibuat orang baik melalui santet, sirep dan lain sebagainya lantas bagaimana sikap bijaksana kita? Apakah kita musti mencari tahu siapa dia yang berbuat ? Sebaiknya kita berada pada posisi netral dan berkhuznudzon dengan orang lain. Meski ini susah sekali dilakukan, karena kita manusia biasa kadang terbersit dihati kita oh ternyata si ini atau si anu yang telah berbuat, maka hendaklah segera beristighfar karena kita telah berburuk sangka kepadanya.

Permasalahannya adalah ketika kita sudah datang kepada pak ustadz atau kiyai dan pak ustadz atau kiyai tersebut mengatakan ada yang membuat itu bahkan ciri-cirinya juga diberi tahu. Apakah kita harus membencinya? Sikap kita seperti apa?Ini akan sulit sekali. Menurut saya jika kita diberi penyakit baik fisik maupun psikologis maka langkah yang utama adalah datang ke dokter atau psikolog. Jika ditemukan oleh mereka suatu penyakit atau kelainan psikologis maka berobatlah. Hingga sembuh, serahkan sama Alloh. Jika sudah terlanjur konsultasi kepada orang pintar atau ustadz atau kyai maka cukup sampai disitu saja. Selanjutnya adalah taqorrub/mendekat kepada Alloh dengan ibadah-ibadah kita disertai dengan dzikir-dzikir kita kepadaNYA.

Kenapa stop kepada taqorrub illalloh (mendekat kepada Alloh) ? Karena banyak yang memberikan ritual-ritual dengan menyebarkan taoge atau kecambah, dengan dupa-dupa atau yang lainnya sebagai prasarat penangkal santet, sirep dan lain sebagainya. Menurut saya hal seperti itu tidak boleh dilakukan. Hal seperti itu menurut saya syirik kecil. Kita harus juga beriman kepada taqdir Alloh dan harus dengan arif menyikapi taqdir. Melakukan ritual-ritual seperti yang saya sebutkan diatas adalah salah satu bentuk kurangpercayaan kita kepada Alloh. Bahkan ada yang tak hanya ingin menolak balak tersebut namun sengaja untuk membalas pula dengan gaya santet, sirep juga kepada yang mengirimkannya. Jika sudah seperti itu lantas sampai kapan selesainya kirim-kiriman santet, sirep dan lain sebagainya itu.

Menghindari syirik kecil sangatlah penting. Lantaran syirik kecil tersebut akan menipiskan kadar ketauhidan kita kepada Alloh SWT. Tauhid itu kadang menjadi barang langka untuk dicerna dan diimplementasikan bagi orang - orang yang kaya harta, kaya ilmu namun miskin iman. Sering sedih melihat pemandangan itu. Marak juga kita dengar paranormal dan orang-orang yang dibilang pinter marak dan laris dikunjungi oleh orang-orang yang kaya harta, kaya ilmu namun miskin iman  untuk diminta petunjuknya dalam meraih kekuasaan, kekayaan, kecantikan, hoki atau berhala-berhala duni a yang lain. Itu sebenarnya sesembahan manusia di muka bumi ini selain Alloh ta'ala. Menyembah selain Alloh adalah syirik. Dan itu dosa besar.

Teringat saya akan pesan kakek Jamil Azzaini, motivatordari KUBIK Leadership dalam salah satu training yang saya ikuti. Setiap orang yang ingin sukses, maka hendaklah ia mempuyai dua guru. Satu guru profesional terkait bidang apa yang seseorang ingin dalami dan satu lagi adalah guru spiritual. Guru profesional bisa kita cari dari orang-orang yang kita kagumi dari bidang yang kita geluti, dan jadikan ia seorang mentor sedangkan guru spiritual adalah seorang guru yang mau mementori kita dari segi spiritual. 

Guru tersebut bisa kita jadikan motivator yang akan terus memacu kedekatan kita dengan Alloh, bisa jadi dengan pemantauan/evaluasi amalan-amalan ibadah kita kepada Alloh, baik ibadah yang sunnah maupun yang wajib. Kenapa demikian? karena itu penting bagi kita untuk membentengi diri dari serangan orang-orang yang tidak suka dengan kita jika mereka menggunakan cara-cara supranatural seperti santet, gendam, sirep dan lain sebagainya sebagai prasarana mencelakai kita. Guru juga bisa sebagai mentor kita tentang pertanyaan - pertanyaan kita tentang kondisi spiritualitas serta menambah khasanah keilmuan sepiritualitas kita.

Maka biasanya jika posisi kita dalam sebuah perusahaan atau dinas tertentu sudah mencapai posisi tertentu misalnya manajer atau kapten kapal sudah sewajarnya / biasanya telah memiliki seorang guru spiritual, yang fungsinya telah saya jabarkan diatas. Berbuat baik kepada orang lain adalh harus kita lakukan. Namun ada orang lain yang tidak suka dengan kita itu juga bisa terjadi karena kita hidup masih dialam dunia. Orang yang tidak suka dengan kita tersebut tidak selamanya melakukan ketidaksukaannya secara terbuka / gentle namun mungkin adapula yang tega dengan kesadarannya melakukan hal-hal dengan supranatural bisa dengan mengirimkan santet, sirep atau yang lain sebagainya untuk mencelakai kita.

Bagaimana jika ada orang dengan menggunakan kekuatan supranatural untuk memberikan ilmu baru atau memberikan pelajaran baru kepada kita? wollohualam, kita tidak boleh juga membencinya, apalagi dendam dengan orang tersebut. Bahkan orang seperti itu perlu kita kasihani. Bersikaplah wajar kepada orang yang telah tega melakukan hal-hal supranatural tersebut, jika ia tertimpa musibah maka kita hendaknya tetap berempati, jangan lantas membencinya bahkan dendam, itu tidak boleh dilakukan. Why? karena kita ingat akan taqdir Alloh. Apapun niat orang lain itu apakah karena ingin memberitahu kita atau ingin membuat kita sakit / menderita, jika semuanya telah sampai pada diri kita maka itu artinya Alloh telah menijinkanNYA. Maka tempat kita kembali memohon keembuhan adalah kepada Alloh yang telah mengijinkannya. Jika kita bersabar akan ujian-ujian seperti ini dan tidak membenci apalagi tidak membalas si pelakunya maka imbalannya adalah syurga. Ada Alloh SWT yang maha adil , so hanya kepadaNYA kita selayaknya mengadu.Wollohualam bishowab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...