Minggu, 09 Desember 2012

Berkhusnudhon kepada Alloh

Berkhusnudhon adalah berbaik sangka  dalam bahasa Indonesia. Berbaik sangka tidak hanya kepada sesama manusia namun juga dengan Alloh. Biasanya dalam keadaan diuji dengan kesusahan atau kesedihan sebaiknya  kita berkhusnudhon kepada Alloh adalah sikap hati terbaik dalam menghadapi ujian atau cobaan. Ini sulit karena kita manusia biasa yang memiliki rasa yang bisa merasakan sedih atau kecewa jika kita sedang diuji atau apa yang kita harapkan tak tercapai. Sebaliknya jika kita diberi kenikmatan yang berupa keberhasilan atau kebahagiaan lantaran keinginannya atau cita-citanya tercapai biasanya manusia terlena. Sebaiknya kesyukuran yang tercipta jika hal-hal tersebut diatas kita rasakan. Bahkan sejatinya kesenangan, kebahagiaan itu juga merupakan ujian yang melebakan bagi kita selaku hambaNYA.

Beberapa hal besar dalam hidup saya yang akhirnya saya menyadarinya beberapa waktu kemudian, tidak pada saat saya ditimpa kegagalan atau musibah. Itu yang disebut hikmah dari sebuah musibah. Hikmah bisa dirasakan bersamaan dengan kejadianmusibah atau bisa juga jauh dikemudian hari baru kita bisa mengerti hikmah akan musibah atau kegagalan yang kita alami beberapa waktu lalu, bisa dalam hitungan hari, bulan maupun tahun. Kebeningan hati dan hubungan komunikasi yang baik antara kita dengan Alloh adalah kunci bagaimana kita bisa menyibak makna atau hikmah dibalik suatu kekecewaan atau musibah.

Dulu saya sangat sedih, tatkala saya gagal masuk SMU 1 Magelang yang sangat saya inginkan. Banyak teman-teman saya yang berhasil masuk pada SMA tersebut, bahkan sahabat-sahabat saya bahkan sahabat sebangku semasa SMP selama tiga tahun juga bersekolah di SMU tersebut.Rasa kekecewaan yang menusuk hingga relung hatipun saya masih ingat seperti apa rasanya. sakit sekali. Saya baru tahu hikmahnya saat saya lulus SMA. Akhirnya saya bersekolah di SMA 2 Magelang. Sewaktu di SMU saya wajar saja, menjadi aktivis di OSIS dan ROHIS selain aktivitas belajar.Hikmahnya ternyata saya sudah disiapkan mental oleh Alloh untuk tidak mendapatkan lagi hal yang saya inginkan yang kedua kalianya. yakni kuliah ke perguruan tinggi/universitas.

Saat saya lulus SMA, Bapak kondisinya sudaah sepuh dan sudah tidak sanggup lagi membiayai saya kuliah. Rasa kecewa mendalam tentu saya rasakan. Sangat tertatih pula menata hati saat itu, saya sempat mengunci diri dikamar menahan rasa kecewa, namun saya sangat yakin bahwa saya akan kuliah, tidak ada dalam kamus hidup saya kalau saya hanya tamatan SMA. Benar, saya bisa menjadi sarjana dengan terlebih dahulu bekerja menjari buruh pabrik pada salah satu pabrik printer di Bekasi. Yang saya rasakan bukan lagi kesedihan, saya happy sebagai buruh pabrik, saya menikmati gaji saya, saya bisa berlangganan majalah islami pada saat itu dan saya bisa menabung.  Semua tidak seburuk yang saya bayangkan. Setelah bekerja saya kuliah dengan biaya sendiri dan dengan dibantu kakak kedua saya. Saya lulus kuliah dan menapaki masa bekerja.

Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan minat kita adalah sebuah anugrah. Saya alhamdulillah berhasil masuk dalam training Zakat executive Development Program angkatan pertama di salah satu lembaga zakat terkenal di Jakarta. Hal yang tak sesuai dengan apa yang saya inginkanpun terjadi. Saya tidak masuk dalam 5 besar sehingga saya tidak direkrut di holding companynya, namun ternyata pada akhirnya saya diterma di jejaringnya yang mengurusi tentang wakaf uang. Itu sangat berarti buat saya, lantaran mengembangkan wakaf uang di Indonesia masih jarang dan langka.Saya merasa tertantang dan merasa menemukan passion saya sehingga saya berasa sudah tidak mungkin lagi untuk pindah pekerjaan/profesi.

Hampir enam tahun bergabung dengan yayasan tersebut saya  pindah bekerja ditempat yang lain. Sungguh sedih rasanya berpisah dengan tempat bekerja yang sangat saya cintai. Namun memang seperti itu ternyata cara Alloh mencintai saya. Jika kita sudah tidak pantas pada suatu tempat, namun masih memaksa untuk disitu, maka Alloh sendiri dengan caraNYA akan memindahkan/menghijrahkan kita, tentu saja dalam keadaan yang lebih baik. Selepas berpisah dengan yayasan tempat saya bekerja tentang wakaf, saya bergabung dengan salah satu lembaga consultant dan rizet pada salah satu bank syariah tertua di Indonesia. Ini membuktikan bahwa ada tempat yang lain yang lebih layak buat saya hadir disana.

Mengikuti kata hati adalah jalan yang saya pilih saat ini. ya mengalir saja menuju arah yang lebih baik. Sore tadi saya sempat menonton Mario Teguh namun tak utuh, karena saya merasa agak bosan dengan tontonan tersebut, tak tahu kenapa. Dikatakan bahwa mengalir menuju hal yang lebih baik itu ibadah. Saya sangat sepakat. Sebagai hambaNYA yang penuh dengan nafsu sebaiknya mulai meredam nafsunya terhadap apa yang kita inginkan dengan apa yang Alloh inginkan dari kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengasah kebeningan hati kita agar paham akan apa yang dikehendaki Alloh atas kita. 

Teringat saya akan nasehat Pak Zaim mantan direktur saya "bahwa hidup kita ini tinggal jalani saja, Alloh yang memberikan jalan", termasuk adanya amanah dakwah dan amanah-amanah yang lain. Tugas kita adalah melakukan hal yang benar dan sesuai kaidah ketentuna Alloh (istiqomah). Sebenarnya simple saja ya hidup ini. Manusianya saja yang terkadang membuat hidup itu sendiri menjadi rumit. Bisa jadi karena tuntutan keluarga, bisa juga karena angan-angan yang muluk atau karena salahnya orientasi hidup yang tidak tertuju padaNYA namun pada berhala-berhala atau sesembahan yang lain.Wollohualam bishowab






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...