Senin, 14 November 2011

Membina calon Muzaki atau Muwakif sama pentingnya dengan memberdayakan mustahik dan maukuf alaih

Memikirkan benang kusut kemiskinan di negeri ini, terkadang membuat saya frustasi sendiri. Setelah sekian lama Dompet dhuafa dan lembaga LAZ berkutat mengurus kemiskinan, namun kok ada saja orang miskian bahkan bertambah terus. Hal itu terjadi karena kemiskinan struktural dan kemiskinan akibat bencana. Hingga mungkin pengurangan angka kemiskinan yang diberdayakan sudah ada, namun muncul orang  - orang miskin baru karena salahnya kebijakan yang tidak berpihak kepada yang lemah atau karena bencana.

Belajar dari Turki yang mulai beranjak menjadi negara menengah  yang banyak diprediksi akan menjadi negara besar dimasa mendatang. Setelah menemukan sosok leader yang bagus maka lini selanjutnya adalah menggandeng para pengusaha. Karena memang lini hulu (para pengusaha) adalah bagian yang sangat taktis dan berdimensi strategis dalam ikut memberdayakan orang - orang dalam penciptaan lapangan kerja. Dengan bekerja, orang - orang menjadi berdaya dan mampu menghidupi dirinya sendiri sehingga tidak bergantung kepada lembaga LAZ dan para aghniya secara konsumsi saja.

Pembinaan terhadap para entrepreneur sangatlah penting. Selain membekali mereka dengan skill dalam berbisnis, Perlu juga  pendampingan dalam attitude sehingga jika benar – benar menjadi entrepreneur yang berhasil mereka tetap berada dalam koridor  yang benar. Begitu pentingnya hulu dalam rantai kemiskinan di negeri ini. Hulu yang dimaksud adalah kaum yang akan mengangkat para mustahik untuk lebih berdaya dan berubah posisinya dari mustahik menjadi berdaya yakni muzaki. 

Hal sangat menarik dan perlu didukung  adalah gerakan Tangan Di Atas (TDA) salah satunya. TDA memberikan ruang berkomunikasi bagi para entrepreneur muda dan calon entrepreneur untuk  berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta berbagi kunci kesuksesan. Dalam bentuk mastermain (satu kelompok mikroteching) mereka disuppot. Satu mastermain memiliki mentor dan masing – masing mentor mempunyai kewajiban untuk memberikan mentor kepada mastermain dibawahnya seperti layaknya silsilah dalam multilevel marketing namun yang dibagikan adaln coaching tentang bisnis secara gratis.

Sisi hilir sudah sangat faham untuk saya melihat dan menekuninya. Namun sisi hulu para muzaki / muwakif dan calon muzaki dan calon muwakif  ini sangat perlu untuk direngkuh. Bahkan partner sejati para amil zakat dan nadzir wakaf adalah para aghnia dan calon aghnia ini. Sudah merupakan pasangan yang pas dalam mengurai mata rantai kemiskinan yang ada. Jika saat ini semuanya masih dalam koridor  sporadis maka  solusi jitunya  adalah leadership. Ternyata semua infrastruktur sudah tersedia. Semoga pemimpin yang memahami kerumitan kemiskinan di negeri ini segera hadir. Bangsa ini segera pintar, sehingga bisa memilih presiden yang cerdas untuk memimpin negeri ini sehingga kemiskinan di negeri ini teratasi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...