Sabtu, 03 Agustus 2013

Jiwa Pengabdian (Bagian 2)

Mencari hikmah hidup adalah ungkapan yang tepat dibandingkan dengan mencari misteri hidup. Maka mencari jalan hikmah akan kehidupan yang panjang itu dengan hasil akhir adalah jiwa besar.Pertanyaan selanjutnya adalah,apakah benar amalan kita itu sudah bernilai besar? Padahal penilaian akan amal kita itu lengkap sepaket dengan hati kita yang bersifat menyatu. Apakah yang dimaksud dengan jiwa pengabdian itu? Orang yang mempunyai jiwa pengabdian adalah orang yang berkonsentrasi kepada perintah. Adapun pangkal untuk menyempurnakan pekerjaan adalah cinta. Maka biasanya orang yang tidak punya cinta maka ia tidak bisa menyempurnakan pekerjaan. Jika cinta dihubungkan dengan dunia maka biasanya adalah nafsu. 

Adapun cinta (mahabbah) dalam tradisi Islam yang pertama adalah cinta kepada Alloh SWT, yang kedua cinta kepada Rosul dan yang terakhir adalah cinta kepada amal shaleh. Implementasi cinta kepada Alloh SWT adalah taatnya hamba kepada syariahNYA. Yaitu terkait dengan hukum Alloh SWT yang wajib,sunah dan mubah. Bahkan bisa melebihkan dari yang diajarkan. Misalnya perintahnya adalh sholat tepat waktu. Namun hambaNYA yang sadar akan syariatNYA akan menunggu waktu sholat. Maka sering kita lihat seseorang yang telah hadir lebih dulu ke masjid/mushola sebelum adanya Adzan tanda waktu sholat wajib. Maka ia akan menunggu waktu sholat. 

Cinta kepada Rosul Alloh akan diimplimentasikan dengan menjalankan sunnah Rosul. Sunnah Rosul termaktub dalam hadits Nabi. Maka jika kita hendak mencintai Rosululloh sebaiknya memulainya dengan mengkaji hadist Nabi dan kemudian mengamalkannya, sebagai manifestasi kecintaan kita kepada Rosululloh SAW. Minimal kita dianjurkan untuk bersholawat keatas Nabi dan Rosul. Kecintaan yang ketiga adalh kepada amal shaleh. Perlu kita ketahui bahwa ciri dari meningkatnya iman kita adalh dengan mengetahui meningkatnya amal kita. Maka jika kita akan membalik logika tersebut, bisa kita mengupayakan kenaikan tingkat keimanan kita dengan meningkatkan malan ibadah kita, yang wajib tentu saja harus maka tambah dengan amal ibadah sunnah. 

Jika Alloh SWT mencintai hambaNYA,maka salh satu cirinya adalah Alloh SWT akan menyibukkan hambaNYA dengan amal shaleh bahkan kelak bisa dimatikan oleh Alloh SWT saat bersama Alloh SWT. Contoh dalm menyempurnakan amal adalah menjaga waktu sholat. Sholat itu seperti mandi dalm hidup. Wajah kita menjadi berseri-seri. Adapun agar kita bisa beramal shalih, maka terlebih dahulu kita harus mengerti ilmunya terlebih dahulu. Setelah mengerti ilmunya, tentu saja dilanjutkan dengan mengamalkannya. Dalam mengamalkannya diupayakan dan bahkan diharuskan harus sistematis, terus menerus dan saling terkait satu sama lain. 

 Bagaimana jika cinta kepada ketiga diatas tidak muncul kepada diri kita? Maka dapat dipastikan jiwa pengabdian hilang dalam diri kita. Apa sih yang dapt menghilangkan jiwa pengabdian dalam diri kita? Jawabnya ternyata adalah cinta dunia (hubbuddunia). Maka kunci agar kita senantiasa mempunyai jiwa pengabdian dan dicintai orang adalh dengan cara zuhud (sederhana)  dan tidak" kepinginan"menginginkan barang orang lain. Maka sebenarnya jika kita tidak mempunyai jiwa pengabdian yang bisa dilakukan adalah introspeksi diri. Mungkin karena kecintaan kita sudah keluar dari koridor kecintaan yang seharusnya kita utamakan, yakni cinta kepada Alloh SWT, Rosululloh dan Amal Shalih. Semoga bermanfaat. Wollohualambiishowaab...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...