Kamis, 06 November 2014

Lebaran Yatim 1436 H


Tahun baru Islam telah datang, kini 1436 H. Muharam adalah bulannya anak yatim. Di PKPU bahkan disebut sebagai lebarannya anak yatim. Bulan dimana banyak sekali program yang berkenaan dengan anak yatim. Mulai minggu kemarin, kami mengadakan santunan kepada duaratus anak yatim di daerah Cilongok. kami membagikan peralatan sekolah dan santunan uang tunai dari donatur kepada mereka. Minggu ini, lebaran yatim di PKPU akan kami isi dengan belanja bareng yatim di toko buku. Anak-anak yatim, anak asuh kami dan yayasan yatim yang lain akan kami kumpulkan dan bersama-sama mereka  berbelanja gratis buku. Setelah itu acara akan dilanjutkan dengan makan siang bersama di rumah makan Umah inyong sembari mendengarkan dongeng oleh pendongeng Banyumas kak Jumbo.


Saya memvaforitkan program yatim di PKPU,tentu sangat senang dengan bulan ini. Karena banyak program bersama anak-anak yatim di bulan lebarannya anak yatim Muharam. Minggu depan program  lebaran anak yatim  PKPU Purwokerto adalah Wisata bareng yatim. Kami akan membawa anak-anak yatim kami ke owabong dan taman reptil di Purbalingga. Bagi mereka berbelanja buku,makan dirumah makan yang bagus dan berwisata adalah kebutuhan lux yang jarang mereka dapatkan. Di bulan Muharam ini, mereka akan mendapatkannya. Bersama para donatur yang senang berbagi dengan anak yatim, kami akan memanjakan mereka di bulan Muharram ini.


Yang membuat saya senang juga perkembangan usia donatur keluarga muda di Purwokerto. Saat ini banyak keluarga muda donatur kami yang menyukai mengambil anak asuh anak yatim dari PKPU. Para donatur tadi memberikan santunan anak yatim tiap bulan yang kami jemput donasinya, kemudian kami salurkan. Saya sebut mereka donatur muda karena rata-rata mereka kebanyakan belum lama menikah, dan baru mempunyai satu anak saja. Ada pula donatur kami pasangan muda yang belum jua dikaruniai momongan, kemudian sembari berikhtiar melalui jalan medis pasangan ini juga memutuskan untuk mempunyai sepuluh anak asuh dari anak yatim kami. Pasangan ini masih muda namun jiwa sosialnya luar biasa. Diharapkan semakin banyak golongan muda yang masuk dalam golongan ekonomi menengah dan banyak pula golongan ini yang berderma,salah satunya mengasihi anak yatim.


Anak yatim di Purwokerto banyak sekali saya rasa. Saya belum bisa memberikan detail datanya, namun dana yang didapatkan PKPU Purwokerto untuk anak yatim saja, baru bisa mengcover sebagian daerah di Purwokerto. Betapa banyak anak-anak yang tidak berungtung ini di negeri ini. Jika PKPU konsern untuk program-program charity seperti program anak yatim ini dan berbagai program charity yang lain yang menurut kategori di Dompet Dhuafa dulu disebut dengan program-program simple stupid. Maka setelah saya merasakan betapa kemiskinan di negeri ini begitu mengenaskan bahkan mengerikan. Misalnya anak-anak yatim kami yang rata-rata ibunya bekerja sebagai buruh cuci dengan penghasilan sekitar Rp.300 000,00 untuk menghidupi sekeluarga. Tepat sebenarnya zakat digunakan untuk sektor konsumsi masyarakat miskin. Kategori konsumsi adalah, bagaimana orang yang tidak bisa makan menjadi bisa makan, orang yang tidak bisa sekolah menjadi bisa sekolah. Benar-benar kebutuhan dasar sebagai manusia saja. Ini saja jumlahnya sudah luar biasa.


Selebihnya, model yang digunakan untuk program zakat yang tepat dengan modifikasi sedikit adalah merujuk pada pengelolaan zakat dan wakaf di negara Turki. Dari cerita mas Veldy (direktur saya dulu di TWI Dompet Dhuafa)setelah study banding ke Turki, beliau mengatakan bahwa mereka para pengelola wakaf di Turki justru terheran-heran bahwa ada lembaga yang mengelola zakat. Di Turki tidak ada lembaga pengelola zakat. Zakat ditunaikan secara pribadi kepada saudara atau tetangga dekat yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. Yang ada di Turki hanyalah lembaga wakaf dalam filantropi Islam disana.  Mereka juga terheran-heran tatkala dana zakat dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, hal itu tidak ada di Turki. Yang ada dana wakaf yang bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat.


Nah model ini yang sebaiknya ditiru oleh managemen PKPU, yakni mengenai kebijakan terkait dengan zakat dan wakaf. Jika di Turki tidak mengenal lembaga zakat, maka di PKPU tetap ada lembaga zakat, namun core programnya sama persis seperti di Turki yakni untuk kebutuhan konsumsi atau basic manusia dalam bentuk charity,saya sebut meniru model Turki dengan mmodifikasi karena perbedaannya lembaga zakat di Turki tidak ada dan di PKPU ada lembaga zakat. Sedangkan untuk program wakafnya bisa sama dengan di Turki, bisa untuk pemberdayaan masyarakat juga. Kedepan akan jelas titik beda antara pengelolaan zakat dan wakaf di PKPU. Bahwa zakat hanya untuk charity atau consumsion base sedangkan yang boleh luas dalam mengcreat program adalah wakaf misalnya dengan pemberdayaan masyarat dan bentuk lain sebagai fundmanager.


Dengan perbedaan diatas, masyarakat akan lebih mudah membedakan bagaimana pengelolaan zakat dan pengelolaan wakaf. Secara basic perbedaannya, dalam management zakat hanya ada tiga divisi inti yakni fundraising, program dan keuangan. Sedangkan dalam management wakaf terdiri dari empat divisi inti yakni fundraising, fundmanager atau businessmanager ,program dan keuangan. Yang membedakan adalah divisi fundmanager atau businessmanager . Fundmanager  atau businessmanager adalah divisi yang akan mengelola asset wakaf yang dikelola leh lembaga. Mereka adalah orang-orang yang pandai berbisnis dan berinvestasi. Maka wajah dari lembaga wakaf adalah fundmanager atau businessmanager. Dan wajah dari lembaga zakat adalah charity.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...