Tahun baru Islam telah datang,
kini 1436 H. Muharam adalah bulannya anak yatim. Di PKPU bahkan disebut sebagai
lebarannya anak yatim. Bulan dimana banyak sekali program yang berkenaan dengan
anak yatim. Mulai minggu kemarin, kami mengadakan santunan kepada duaratus anak
yatim di daerah Cilongok. kami membagikan peralatan sekolah dan santunan uang
tunai dari donatur kepada mereka. Minggu ini, lebaran yatim di PKPU akan kami
isi dengan belanja bareng yatim di toko buku. Anak-anak yatim, anak asuh kami
dan yayasan yatim yang lain akan kami kumpulkan dan bersama-sama mereka berbelanja gratis buku. Setelah itu acara
akan dilanjutkan dengan makan siang bersama di rumah makan Umah inyong sembari mendengarkan dongeng oleh pendongeng Banyumas
kak Jumbo.
Saya memvaforitkan program yatim
di PKPU,tentu sangat senang dengan bulan ini. Karena banyak program bersama
anak-anak yatim di bulan lebarannya anak yatim Muharam. Minggu depan
program lebaran anak yatim PKPU Purwokerto adalah Wisata bareng yatim.
Kami akan membawa anak-anak yatim kami ke owabong dan taman reptil di
Purbalingga. Bagi mereka berbelanja buku,makan dirumah makan yang bagus dan
berwisata adalah kebutuhan lux yang jarang mereka dapatkan. Di bulan Muharam
ini, mereka akan mendapatkannya. Bersama para donatur yang senang berbagi
dengan anak yatim, kami akan memanjakan mereka di bulan Muharram ini.
Yang membuat saya senang juga
perkembangan usia donatur keluarga muda di Purwokerto. Saat ini banyak keluarga
muda donatur kami yang menyukai mengambil anak asuh anak yatim dari PKPU. Para
donatur tadi memberikan santunan anak yatim tiap bulan yang kami jemput
donasinya, kemudian kami salurkan. Saya sebut mereka donatur muda karena
rata-rata mereka kebanyakan belum lama menikah, dan baru mempunyai satu anak
saja. Ada pula donatur kami pasangan muda yang belum jua dikaruniai momongan,
kemudian sembari berikhtiar melalui jalan medis pasangan ini juga memutuskan
untuk mempunyai sepuluh anak asuh dari anak yatim kami. Pasangan ini masih muda
namun jiwa sosialnya luar biasa. Diharapkan semakin banyak golongan muda yang
masuk dalam golongan ekonomi menengah dan banyak pula golongan ini yang
berderma,salah satunya mengasihi anak yatim.
Anak yatim di Purwokerto banyak
sekali saya rasa. Saya belum bisa memberikan detail datanya, namun dana yang
didapatkan PKPU Purwokerto untuk anak yatim saja, baru bisa mengcover sebagian
daerah di Purwokerto. Betapa banyak anak-anak yang tidak berungtung ini di
negeri ini. Jika PKPU konsern untuk
program-program charity seperti
program anak yatim ini dan berbagai program charity
yang lain yang menurut kategori di Dompet Dhuafa dulu disebut dengan
program-program simple stupid. Maka
setelah saya merasakan betapa kemiskinan di negeri ini begitu mengenaskan
bahkan mengerikan. Misalnya anak-anak yatim kami yang rata-rata ibunya bekerja
sebagai buruh cuci dengan penghasilan sekitar Rp.300 000,00 untuk menghidupi
sekeluarga. Tepat sebenarnya zakat digunakan untuk sektor konsumsi masyarakat
miskin. Kategori konsumsi adalah, bagaimana orang yang tidak bisa makan menjadi
bisa makan, orang yang tidak bisa sekolah menjadi bisa sekolah. Benar-benar
kebutuhan dasar sebagai manusia saja. Ini saja jumlahnya sudah luar biasa.
Selebihnya, model yang digunakan
untuk program zakat yang tepat dengan modifikasi sedikit adalah merujuk pada
pengelolaan zakat dan wakaf di negara Turki. Dari cerita mas Veldy (direktur
saya dulu di TWI Dompet Dhuafa)setelah study
banding ke Turki, beliau mengatakan bahwa mereka para pengelola wakaf di Turki
justru terheran-heran bahwa ada lembaga yang mengelola zakat. Di Turki tidak
ada lembaga pengelola zakat. Zakat ditunaikan secara pribadi kepada saudara
atau tetangga dekat yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka.
Yang ada di Turki hanyalah lembaga wakaf dalam filantropi Islam disana. Mereka juga terheran-heran tatkala dana zakat
dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, hal itu tidak ada di Turki. Yang
ada dana wakaf yang bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat.
Nah model ini yang sebaiknya
ditiru oleh managemen PKPU, yakni mengenai kebijakan terkait dengan zakat dan
wakaf. Jika di Turki tidak mengenal lembaga zakat, maka di PKPU tetap ada
lembaga zakat, namun core programnya sama persis seperti di Turki yakni untuk
kebutuhan konsumsi atau basic manusia
dalam bentuk charity,saya sebut
meniru model Turki dengan mmodifikasi karena perbedaannya lembaga zakat di
Turki tidak ada dan di PKPU ada lembaga zakat. Sedangkan untuk program wakafnya
bisa sama dengan di Turki, bisa untuk pemberdayaan masyarakat juga. Kedepan
akan jelas titik beda antara pengelolaan zakat dan wakaf di PKPU. Bahwa zakat
hanya untuk charity atau consumsion base sedangkan yang boleh luas dalam mengcreat program adalah wakaf misalnya
dengan pemberdayaan masyarat dan bentuk lain sebagai fundmanager.
Dengan perbedaan diatas,
masyarakat akan lebih mudah membedakan bagaimana pengelolaan zakat dan
pengelolaan wakaf. Secara basic perbedaannya, dalam management zakat hanya ada
tiga divisi inti yakni fundraising, program dan keuangan. Sedangkan dalam
management wakaf terdiri dari empat divisi inti yakni fundraising, fundmanager atau businessmanager
,program dan keuangan. Yang membedakan adalah divisi fundmanager atau businessmanager . Fundmanager atau businessmanager adalah divisi yang akan
mengelola asset wakaf yang dikelola leh lembaga. Mereka adalah orang-orang yang
pandai berbisnis dan berinvestasi. Maka wajah dari lembaga wakaf adalah fundmanager atau businessmanager. Dan wajah dari lembaga zakat adalah charity.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar