Minggu, 05 Mei 2013

Tarbiyyah Tapi Bukan )I(

Mengalami penurunan aktivitas ruhiyah bagi saya sangat menyedihkan dan merasa kering. Sebelum semuanya menjadi kian parah maka perlu kiranya saya ikut dalam sebuah sistem pendidikan yang serng disebut dengan Tarbiyyah. Sistem ini sudah lama saya ikuti. Alhamdulillah berhasil. Ada kalanya iman seseorang itu naik dan juga turun Yazzidu wa yankusu, meskipundalam grafiknya jika digambarkan secara agregat maka grafik keimanan seseorang itu pasti naik (disampaikan oleh Ibu Dyah tempat saya kajian hari Jum'at di Puspanjolo Semarang). Tarbiyyah adalah sebuah sistem kelompok / microteaching yang dilakukan untuk memantau malan yaumi kita sehari-hari. Hal itu yang memacu diri saya terus dalam kelompok kecil itu yang sering saya sebut ngelingkar atau bahasa para aktivis dakwah adalh kholaqoh atau biasa disebut Liqo.

Hal-hal yang bisa dievaluasi meliputi ammalan yaumi atau amalan harian yang meliputi antara lain : sholat tepat waktu, sholat sunah tahajud, sholat sunah dhuha, tilawah dengan target tertentu, sholat sunah rowatib, shoum sunnah, menghafal ayat-ayat al qur'an dan hadist atau sekedar membaca hadist arbain, dzikir pagi dan petang, bersedekah, membaca buku,tadabur alqur'an dan beberapa modifikasi tarbiyyah yakni melakukan kebersihan di rumah, berolah raga, bersilaturrahim. Semua sesuai kesepakatan tentu saja. Para peserta Tarbiyyah yang sering disebut mentee akan diberikat targetan-targetan sesuai kemampuannya dan kemudian akan dilakukan pengecekan secara berkala serta dievaluasi oleh seorang mentor. Hal ini yang membuat saya selalu tertarik dengan tarbiyyah sejak saya kuliah di s1 di UNSOED dahulu. Hingga saya bekerja di Jakarta tetap dalam dekapan Tarbiyyah.Sebenarnya saat SMA juga sudah memulai Tarbiyyah ini namun belum sangat intens, Baru setelah kuliah intens bertarbiyyah. Dan saya sangat merasakan manfaatnya.

Sebenarnya yang mengadakan liqo atau bahasa modernnya mentoring untuk saat ini banyak sekali. Yang paling terkenal adalah dari PKS. Namun setelah Tarbiyyah di PKS juga harus berpolitik maka banyak sebenarnya para penggemar tarbiyyah PKS yang masuk dalam barisan sakit hati (BSH) nya PKS. Why? karena teryata banyak yang mengikuti mentoring adalah untuk  menjaga malan yauminya, sedangkan untuk berpartai mereka sudah memilih partai yang lain bukan PKS atau memilih untuk tidak terlalu vokal/kelihatan memilih pada salah satu partai. Menjadi netral-netral saja, bukankah itu juga pilihan yang sebaiknya kita hormati.

Akhir-akhir ini ternyata mulai marak para penyuka Tarbiyyah mungkin saya sebut Tarbiyyah Holic saja ya biar tidak terdengar seram dan berat yang mulai mengambil sikap seperti para BSH saat diputuskan bahwa Tarbiyyah must be ber PKS. Menurut saya wajar saja menyikapi fenomena ini, silahkan saja berkembang.  Bahkan tidak setiap Tarbiyyah Holic itu memilih berdakwah diluar dalam partai, bisa dengan dakwah yang lain bukankah dakwah itu luas. Namun menjaga amalan yaumi agar tetap baik bagi kita adalah harus. Maka tak mengapa menurut saya jika kita menjadi Tarbiyyah Holic namun tidak berPKS.  Menurut saya biasa-biasa saja. Kenapa biasa-biasa saja? Karena ternyata di Semarang saya bertemu teman-teman yang mengalami fenomena bertarbiyyah yang seperti saya. Subhanalloh begitu cintanya Alloh sama hambanya yang mau beristiqomah. Maka selalu dibukakan jalan ketika Istiqomah itu kita upayakan dengan tindakan tanpa  meninggalkan untuk terus memohon dalam doa kepada Alloh SWT agar kita terus diistiqmahkan di jalan ini. 

Saat saya di Bekasi, sekitar tahun 1999 - 2000 saya juga sempat bertarbiyyah bersama salah satu kelompok mikroteching dibawas salah satu mentor. Finally saya tahu bahwa mentoring tersebut dari partai yang lain selain PKS yakni partai yang saat ini santer dengan beritanya Pak Susno Dhuaji dan kepandaian ketuanya Prof Yuzril Ikhza Mahendra. Toh mereka juga boleh menyelenggarakan mentoring juga tho. Bahkan di mesjid Al azhar di Jakarta Selatan dan Al Azhar Bekasi juga diselenggarakan mentoring yang diinisiasi oleh remaja masjid Al Azhar. So melakukan mentoring saat ini adalah hak siapa saja. Yang pasti itu adalah cara saja / metode untuk kita lebih baik dalam menjalani hidup dengan lebih baik. 

Melakukan amalan yaumi (amalan harian) sendirian tentu saja sulit buat saya pribadi. ketika kita masuk dalm sistem mentoring maka itu menjadi alat pemacu bagi diri kita dan tentu saja menambah teman untuk saling mengingatkan kearah kearah yang lebih baik. Tadi malam saya di sms teman untuk sahur agar harinsenin bisa shoum sunnah. Hal yang membahagiakan buat saya. Mengenai materi tentang agama, sbenarnya bisa didapat diluar mentoring. Maka sebaiknya mengaji ditempat lain juga diperlukan untuk menambah ilmu agama yang kemudian bisa kita amalkan dalm kehidupan kita. Selain mengevaluasi amalan yaumi ternyata kita juga diberikan targetan yang lain agar hidup kita menjadi balance. Misalnya membaca buku, dengan diberikannya targetan membaca buku maka itu akan memacu diri kita untuk mau membaca. Awalnya memang dipaksa tapi lama kelamaan sudah menjadi kebiasaa. Karena awal kebiasaan karena dipaksa itu juga merupakan salah satu cara so itu positif. 

Bagi teman -teman di Semarang yang tertarik dengan cara/ metode yang saya ikuti dalam menjaga amalan yaumi serta kualitas hidup yang positif bisa menghubungi ukhti Ugi di 087731114441. Mentoring ini dilakukan seminggu sekali dan masih baru di Semarang. Tarbiyyah tapi bukan PKS dan bukan juga partai yang lain. Yuk bersama-sama terus memperbaiki diri agar senantiasa diberikan keteguhan iman sehingga bisa menjalani hidup dengan lebih berkwalitas dan bermanfaat bersama-sama. Tidak ada pungutan apapun semua gratis dan tambah teman. Kalu kita bisa bersama - sama lebih baik kenapa juga sendirian untuk menjadi lebih baik. Wollohu alam biishowab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...