Selasa, 30 April 2013

Mutiara dari Ustadzah Yoyoh

Dua buku yang didedikasikan untuk almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh yang berjudul Langkah Cinta untuk Keluarga dan Langkah Cinta Untuk Indonesia kebetulan menemani saya minggu lalu. Dulu beberapa waktu lalu saat almarhumah dipangging Yang Maha Kuasa terbit juga satu buku tipis tentang Beliau. Kalau tidak salah judulnya Mutiara Yang Tak Pernah Pudar. Well...beberapa mutiara yang bisa menjadi teladan bagi saya pribadi sebagai seorang muslimah terkait bagaimana ustadzah Yoyoh dalam keluarga,dakwah dan berteman. 

Sebagai seorang ibu, beliau termasuk perempuan langka yang bisa melahirkan 13 putra/putri. Terbayang untuk masa kini, dengan tiga atau empat anak saja para ibu sudah merasa kualahan. Ini malah 13 anak. Pola pengasuhannya adalah dengan organisatoris. Misalnya anak pertama bertanggungjawab terhadap anak ke 3, anak ke 2 bertanggung jawab terhadap anak ke 6 dan seterusnya. Pengawasan terhadap adik-adik yang didelegasikan pada masing-masing anak berdasarkan kecocokan masing-masing anak. Maka subhanalloh ke 13 putra-putri ustadzah yoyoh dan Bapak Budi Darmawan (swami ustadzah yoyoh) adalah soleh dan sholihah.

Dalam dunia dakwah di dalamnya politik salah satunya. Beliau konsen skali dengan UU anti porografi yang alhamdulillah ketok palu juga. Dalam melobi lawan politiknya ustadzah Yoyoh terkenal sangat cair dan sangat terbuka dalam melobi lawan politiknya, sehingga para lawan politiknya tidak merasa sebagai lawan politik bahkan merasa sama sebagai teman berpolitik di dalam parlemen. Selain UU anti pornografi dan pornoaksi, beliau juga konsisten untuk memberikan pandangan dan idealismenya terkait pertahanan, salah satunya dengan mengusulkan para polisi wanita diperbolehkan untuk mengenakan jilbab dan sangat konsen untuk menaikkan gaji para polisi yang berjaga-jaga diperbatasan sehingga mereka tidak akan menggadaikan kesetiaannya kepada negeri kita dengan iming-iming materi dari negara tetangga kita yang kerap berseteru tentang perbatasan dengan negara kita. Hal yang menjadi konsistensi ustadzah Yoyoh adalah terkait TKI kita diluar negeri. Ustadzah Yoyoh mengusulkan untuk memberhentikan pengiriman TKW kita ke Timur tengah yang sepertinya hingga saat ini belum tercapai perjuangannya ini.

Selain berdakwah melalui partai politik. Ustadzah Yoyoh juga konsen dengan perjuangan rakyat Palestina. Salah satunya dengan menggalang dukungan intra Parlemen RI untuk Palestina yang disebut Kaukus intra parlemen kemerdekaan rakyat Palestina. Dua kali Ustadzah Yoyoh berhasil menginjakkan kakinya di bumi Palestina. Pertama saat bersama para legislator yang tergabung dalam intra parlemen RI untuk Palestina dimana ustadzah Yoyoh berhasil membawa sejumlah uang dari masyarakat Indonesia yang dititipkan kepada Beliau. Dalam kunjungan tersebut terdapat peraturan untuk tidak memberikan sumbangan dalam bentuk apapun kepada rakyat Palestina. Pemeriksaan juga ketat. Namun hal tersebut tidak membuat gentar ustadzah Yoyoh untuk membawa dan menyerahkan bantuan tersebut kepada rakyat Palestina melalui salah satu perempun anggota legeslatif Palestina.

Keadaan itu sampai kepada perdana menteri Palestina Ismail Haniya. Hingga pada kunjuan ustadzah Yoyoh kedua kalianya Ismail Haniya memberikan penghargaan  kepada ustadzah Yoyoh sebagai salh satu warga negara Palestina karena kepeduliannya kepada rakyat Palestina. Selain perjuangan kemerdekaan Palestina, ustadzah Yoyoh juga aktif dalam IMWU (International women wold Union). Persahabatan beliau erat dengan para muslimah di timur tengah dan berbagai belahan dunia manapun. Sungguh inspirasi yang nyata, seorang ummahat yang sukses dalam keluarga, dan karier politik serta amanah dakwah yang lain dalam oraganisasi muslimah dunia.

Ustadzah Yoyoh juga manusia biasa, ternyata beliau pelupa. Sering ketinggalan Hp,laptop dan lain sebagainya. Namun banyak teman-temannya yang sudah paham akan hal itu, dan pasti kembali barang-barang yang tertinggal tersebut, atau jika tidak kembali banyak teman yang dengan senang hati membelikannya untuk beliau. Why? karena ustadzah Yoyoh gemar sekali bertadabal hadayah (memberikan hadiah) kepada teman-temanya baik teman-teman di parlemen maupun teman berdakwah. Mulai dari pasmina, jepit rambut, baju baru untuk putra-putri sahabatnya adalah bentuk-bentuk pemberian hadiah kepada teman-teman ustadzah Yoyoh, maka jarang teman-temannya yang mengomentari hal-hal yang dipakai ustadzah Yoyoh, misalnya bajunya lucu, tasnya lucu dan lain sebagainya, lantaran jika ada yang memberikan statement tersebut pasti dengan senang hati ustadzah Yoyoh akan memeberikannya. Subhanalloh....

Menjadi ustadzah Yoyoh itu sangat merdeka menurut saya. Beliau dinilai bukan dari tampilan fisiknya. Beliau sangat bersahaja dan tidak pernah menggunakan make up dalam keseharian. Hingga pernah diberi tahu oleh salah satu politisi muslimah senior yang berasal dari lain partai"Yoyoh...kamu itu mbok ya pakai make up, sebenarnya kamu itu cantik lho...." ustadzah yoyoh menjawab..."umi saya juga berhias/ ber make up untuk swami saya". Nah Loh...saat ini bukannya sedang trend para politisi perempuan yang cantik-cantik dari kalangan artis denganberita-berita tentang gosip rumah tangganya dan lain-lain, bukannya lebih merdeka menjadi seperti ustadzah Yoyoh ya....dinilai dari karyanya bukan dari tampilan fisik dan gosip-gosip seputar aib rumah tangganya. Bahkan rumah tangga Ustadzah Yoyoh dan Bpk Budi darmawan adalah inspirasi bagi kami.

Ustadzah Yoyoh dan Bpk Budi juga tergolong pasangan yang romatis. Bayangkan saja, resep mereka ketika di tempat tidur adalah bergandengan tangan, lucu ya? tapi begitulah adanya. Kamarnya wangi dengan bau melati yang dipetik dari halaman rumahnya. Setiap kali ustadzah Yoyoh melewati pohon-pohon di sekitar rumahnya slalu beliau sapa, diajak bicara pohon-pohon itu, maka bunganya lebat. Jangan salah juga yang ingin punya anak banyak itu ustadzah Yoyoh. Malah Bpk Budi Darmawan inginnya punya 7 anak saja cukup bahkan itu sudah banyak tapi justru ustadzah Yoyoh yang kepingin punya anak banyak. Amazing...untuk zaman sekarang.

Kombinasi ustadzah Yoyoh yang memang lulusan pesantren dan Bpk Budi Darmawan yang alumni Psikologi UI rupanya bisa dimainkan dengan apik. Untuk aspek - aspek kemodernan diwakili oleh sosok Bpk Budi Darmawan sang swami sementara sisi agamis diwakili oleh ustadzah Yoyoh. Maka putra-puti beliau juga sholeh dan sholihah namun up too date sesuai perkembangan zaman dalam memilih mata kuliah/pelajaran yang di tempuh. Ada yang belajar Komputer di Bosnia, ada pula yang di UGM yaitu putra pertama beliau. Yang hingga akhirnya sepulang dari pada wisuda Umar ini Beliau diambil oleh Alloh SWT dalam sebuah kecelakaan.

Dalam mendidik putra-putri,beliau sangat disiplin dan selektif. Misalnya untuk bisa menonton TV di rumah masing-masing anak harus membuat proposal untuk menonton acara apa di TV. Sehingga sistem demokrasi dikeluargapun diterapkan dan putra-putri beliau terbiasa berfikir untuk mengambil kegiatan bahkan untuk menonton TV saja harus membuat proposal pengajuan menonton TV. Seperti itu ternyata mendidik putra-putri yang sholeh dan dapat menjawab tantangan zaman sebagai generasi dakwah dima sa yang akan datang. Umar putra pertama Beliau sudah menikah dan sudah dikaruniai seorang putri. Sehingga lengkap sudah Ustadzah Yoyoh sudah menjadi seorang nenek. Begitulah...Mutiara dari Beliau patut untuk dijadikan teladan bagi para muslimah yang menyukai dakwah sebagai jalan hidupnya. Balance hidup sebagai istri, ibu rumah tangga, dan dakwah diluar rumah. Bahkan sebagai seorang politisi ustadzah Yoyoh adalah politisi yang terkenal sederhana, cair dalam melobi teman di parlemen sehingga teman-teman mereka sering menyebutkan dirinya tak pernah punya musuh di parlemen. Wallohualambiishowab...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...