Senin, 22 April 2013

Keanggunan Perempuan


Saya lebih senang menyebut perempuan daripada wanita . Perempuan diartikan dengan yang diempukan sedangkan wanita adalah sebutan dari istilah jawa wanito yakni wani ditoto (berani untuk diatur). Penyebutan perempuan yang bermakna yang diempukan mengandung maksud bahwa posisinya adalah mulia yakni dianggap empu (sebutan penghormatan untuk gelar semacam guru pada masa lampau). Perempuan itu mulia karena sebenarnya ia yang banyak memegang kunci –kunci keberhasilan dimuka bumi ini. Banyak hal yang bisa diciptakan oleh perempuan untuk bumi ini. Misalnya saja peran perempuan sebagai seorang ibu yang menjadi sekolah bagi putra-putrinya yang utama dan pertama (Madrosatul ula). Tentu saja seorang ibu yang berkwalitas dan mengerti kaidah-kaidah pendidikan anak akan menjadi lini pokok dalam pencetakan generasi mendatang di muka bumi. Maka ia adalah peletak dasar masa depan.

Perempuan memang kaya dengan berbagai karakter. Ada yang agresif ada juga yang dinamis ada pula yang anggun. Mungkin saya lebih suka dengan karakter anggun. Bukan berarti karakter yang lain itu salah, tentu saja tidak. Keanggunan untuk orang pada umumnya adalah mengenai apa yang bisa dilihat dalam penampilan, gaya berjalan, cara bermake up dan lain sebagainya yang hanya selesai pada apa yang dilihat mata. Sejatinya keanggunan perempuan itu lebih indah melekat pada sikap dan perilaku seorang perempuan. Setiap perempuan yang mempunyai sikap dan perilaku yang anggun ia akan enak dan luwes dalam bergaul tanpa berlebihan. Dengan sikap anggun maka ia juga punya waktu / mempunyai momentum untuk bisa menganalisa keadaan apa yang ia hadapi. Sehingga respon perilaku terhadap kondisi yang ada tidaklah gagap.

Sering saya mengawasi perilaku teman-teman dalam bersikap. Salah satunya mengamati perilaku teman- teman perempuan saat menyukai lawan jenisnya. Lucu- lucu cara/ metode yang ia lakukan. Yang akhirnya jatuh dan terperosok jauh dari kata anggun. Memang cinta itu buta, namun jika seorang perempuan sudah melekat kepadanya karakter anggun maka ketika seorang perempuan jatuh cinta kepada lawan jenisnyapun akan dapat bersikap anggun. Ada yang dengan berbagai cara mendekati pria yang ia sukai dengan berbagai modus misalnya berteman, ada pula dengan mengirimkan salam. Menurut saya itu sah-sah saja namanya juga upaya. Namun ada pula yang saya tidak memahami model pendekatan kepada lawan jenis yang disuka padahal jelas-jelas pria tersebut berstatus berpacaran dengan orang lain. Logika hati seperti apa yang hendak dipakai. Menurut saya perempuan tersebut tidak punya hati. Itu parah menurut saya....   Wanita anggun itu yang banyak diminati orang / pria, sehingga dalam menarik perhatian lawan jenis yang ia sukaipun tidak dengan cara yang mohon maaf “murahan”. Bahkan sebenarnya menyatakan suka dengan seseorang itu juga tidak perlu dengan kata-kata bisa dengan raut muka yang berbeda, kerling mata yang berbeda yang terkadang hal-hal semacam itu bisa dilihat oleh orang lain atau teman-teman kita. Dan itupun sudah cukup membuat kita malu jika kita kelihatan berbeda dengan biasanya.  Bahkan kita tidak membuat atau mengada-ada untuk berekspresi semacam itu. 

Itu hal pemandangan yang bisa saya lihat terkait apa yang terjadi disekitar saya saat ini. Lucu dan kadang membuat saya tersenyum sendiri lantaran berbedanya latar belakang masing-masing orang dan karakter masing-masing orang. Sebenarnya keanggunan seperti apa sih yang sebaiknya dimiliki oleh setiap muslimah. Bagi muslimah yang sudah paham apa itu tentang hijab/ sekat antara laki-laki dan perempuan sebagai pegangan dalam bergaul maka kondisi “murahan” itu tidak perlu lagi terjadi. Dalam konteks saat ini menjaga hijab antara laki-laki dan perempuan memang sangat sulit. Kerap kali dan hampir tiap hari kita dipertemukan dengan kondisi umum yang baur antara laki-laki dan perempuan. Namun ada suatu kondisi saat hati itu juga dihijabi. Muslimah yang sudah terbiasa menghijabi hatinya maka ia akan sangat hati-hati dalam menjaga hatinya akan virus suka dengan lawan jenis yang pada masa ABG dulu saat anak-anak  Rohis SMU  sering menyebutnya dengan virus merah jambu “VMJ”. Kenapa demikian? Karena virus ini benar-benar paten. Maka muslimah yang sudah paham dan berusaha konsisten dengan jalan hidupnya termasuk di dalam menemukan jodohnya akan sangat berhati-hati untuk menjaga hatinya. Bahkan jangan sampai jatuh cinta terlebih dahulu. Jika sudah mulai ada riak-riak suka maka hendaknya jangan cuma hijab hati yang ia terapkan namun juga hijab secara fisik. Mulai mengurangi interaksi dengan lawan jenis tersebut sebisa mungkin. Karena belum tentu dia juga menyukai kita. Kalau ternyata dia suka belum tentu pula ia siap menikah. Maka Siti khodijah saat menyukai Nabi Muhammad SAW melalui perantara untuk menanyakan keadaan Nabi Muhammad SAW. Apakah Nabi Muhammad siap menikah dan apakah beliau bersedia dengan khodijah, sehingga tidak terjadi fitnah diantara mereka karena melalui perantara. Dan menurut saya itu bentuk keanggunan Khodijah. Dia tegas kepada diri dan hatinya. Sehingga jauh dari lebel “murahan”. 

Siti Khodijah menurut saya termasuk salah satu yang mewakili sosok anggunnya seorang muslimah. Jadi anggun itu bukanlah pembawaan perempuan saat berjalan digandeng, jalannya melambai, berbicaranya mendesah. Bukan itu. Sekali lagi anggun dalam berperilaku dan bersikap. Bahkan terkadang saya melihat perempuan yang belum berhijab namun sangat anggun dalam bersikap. Karena memang secara umum hal keanggunan itu disepakati di seluruh muka bumi ini. Misalnya dalam lagu lamanya Ronan Keating yang berjudul when you say nothing at all yang menjadi soundtrack film lama Nothing Hill.  Sebagai berikut liriknya :

It's amazing how you can speak right to my heart
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don't say a thing

The smile on your face let's me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all

All day long I can hear people talking out loud (oh…)
But when you hold me near (oh, hold me near)
You drown out the crowd (drown out crowd)
Try as they may, they can never defy
What's been said between your heart and mine

The smile on your face let me know that you need me
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me
The touch of your hand says you'll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all…

Begitulah...sebenarnya perempuan anggun memang idealnya dengan laki-laki yang maskulin. Makulin secara karakter tentu saja. Perempuan anggun dan laki-laki yang maskulin akan berbicara melalui bentuk sindiran jika mereka tidak berkenan terhadap sesuatu. Terkadang sindiran itu  belum mampu diterima atau sampai kepada target yang akan kita ajak komunikasi. Maka cara anak-anak yang belum dewasa akhirnya yang ditempuh. Hendaknya kita mawas diri jika sampai ditegur oleh teman kita. Mungkin sebenarnya kita sendiri yang belum peka terhadap apa yang terjadi. Bahkan mungkin karena kita belum menjadi perempuan yang anggun dan pria yang maskulin sehingga belum bisa menggunakan bahasa sindiran sebagai cara orang dewasa berbicara. Last but Not least karakter anggun bagi perempuan itu penting, begitu pula karakter maskulin bagi laki-laki itu juga penting. Somoga kita bisa tumbuh kearah lebih baik dalam menggapai predikat anggun atau maskulin sehingga setiap saat adalah pelajaran sikap yang perlu kita terapkan dan perbaiki dalam diri kita.  Sungguh dengan banyak berteman dan banyak referensi karakter teman kita bisa memilah dan memilih kira-kira keanggunan  seperti apa yang ingin kita miliki. Sehingga kian hari kita menjadi kian lebih baik dalam bersikap dan perilaku. Wollohualam bishowab.





http://d.kapanlaginetwork.com/lg.php?bannerid=3312&campaignid=2017&zoneid=3&loc=http%3A%2F%2Flirik.kapanlagi.com%2Fartis%2Fronan_keating%2Fwhen_you_say_nothing_at_all&cb=7050ef30c4

http://d.kapanlaginetwork.com/lg.php?bannerid=47&campaignid=70&zoneid=4&loc=http%3A%2F%2Flirik.kapanlagi.com%2Fartis%2Fronan_keating%2Fwhen_you_say_nothing_at_all&cb=850cbc937a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...