Selasa, 28 Oktober 2014

Iran

Iran salah satu buku karangan Adrison Muhammad, menemani saya di week end minggu lalu. Berbicara negara Iran maka tak akan lekang oleh kita tentang Persia yang dahulu pernah menjadi pusat peradaban. Iran mengalami kungkungan yang lama oleh rezin Syah Reza Pahlevi kemudian digulingkan dan muncullah Ayatulloh Ali Khumaeni yang sering kita sebut Khumaeni. Khumaeni adalah seorang ustadz/pemuka agama di Iran. Maka setelah itu Iran sering disebut dengan negeri para Mulloh, yakni negeri para ustadz atau pemuka agama. Ya karena pada masa khumeni ustadz juga sebagai pemimpin negara selain pemimpin agama.

Iran didominasi oleh syiah yang mengusai 65% masyarakat Iran. Syiah memang terdengar aneh di kancah dunia, bahkan terdengar aneh pula di kalangan umat Islam sendiri, termasuk di Indonesia. Dalam syiah mereka hanya mengimani sayyidina Ali bin abi tholib saja setelah masa Rosululloh. Adapun, Abu bakar, usman bin affan dan Ali bin Abi tholin tidak pernah mereka akui/imani bahkan kaum syiah menganggap mereka itu perebut tahta yang seharusnya untuk ali bin abi tholib langsung. Kenapa demikian? karena kaum syiah mengimani bahwa yang berhak menjadi penerus Rosululloh untuk memimpin dalam pemerintahan adalah keturunan/ kerabat dari Rosul saja yaitu Ali bin abi tholib. Maka dalam syiah juga berkembang urutan keturunan-keturunan Rosululloh atau silsilah keturunan Nabi yang berhak atas kepemimpinan pemerintahan.

Hal semacam tadi tersebut diatas yang membedakan dengan kaum sunni. Sunni atau yang kerap juga disebut ahlussunnah waljama'ah mempercayai khulafaurrosyidin. Kaum sunni banyak berkembang di negara arab/ timur tengah. Arab saudi sendiri pernah melakukan pendekatan kepada Iran terkait dengan beberapa kerjasama meskipun arab saudi yang sunni berbeda aliran dengan Iran yang syiah. Masa berakhirnya khumaeni dilanjutnkan dengan masa presiden yang fenomenal di dunia Akhmad Dinejad. Perlu diketahu adalah Iran berbentuk Nagara Republik Islam Iran. Pada pemilihan Ahmad Dinejad terlihat mencolok. Bahwa Mahmoud Akhmad Dinejad adalah satu-satunya calon preseiden yang berasal bukan dari kalangan ulama/ustasadz. 

Kemenagan Akhmad Dinejad tentu menjadi energi dan wajah baru bagi perkembangan Negara Republik Islam Iran saat itu. Negeri para Mullah yang biasanya dipimpin oleh para pemuka agama di pemerintahannya, pada masa itu dipumpin atau terpilihlah seorang dosen / ilmuan tata ruang yang berasal dari Universitas di Iran. Sebelum menjabat atau terpilih sebagai presiden Iran, Akhmad dinejad pernah dua kali menjabat sebagai walikota, sebelum menjadi presiden beliau adalah wali kota Teheran ibu kota Republik Islam Iran.Begitu yang terjadi dengan Akhmad Dinejad, beliau juga mempunyai rekam jejak terlebih dahulu untuk memerintah dalam lingkup yang lebih kecil sebagai wali kota. Hal ini juga sedang menjadi trend di Indonesia, seperti presiden Jokowidodo yang sama mempunyai rekam jejak sebagai wali kota dan gubernur terlebih dahulu sebelum menjabat atau terpilih menjadi presiden.

Pada mas Akhmad dinejad Iran kerap menjadi obrolan politik yang hangat di dunia. Lantaran teknologi nuklir yang berkembang pesat disana dan Akhmad Dinejat mendirikan reaktor nuklir yang dicurigai oleh Amerika sebagai senjata pemusnah massal. Namun Iran menampik tudingan itu, reaktor nuklir yang dibuat adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Misalnya untuk pembangkit tenaga listrik. Hal ini memang aneh, menurut Akhmad Dinejat ketika beliau menyampaikan kepada ketua MPR pada tahun 2006 Hidayat Nurwahid bahwa kenapa Amerika berbuat demikian kepada Iran, ya karena Amerika tidak suka dengan Akhmad Dinejad karena beliau seorang muslim yang militan.  Hal ini juga diindikasikan dengan berubahnya sikap Amerika kepada Iran. Pada masda pemerintahan Syah Reza Pahlevi, Amerika mendukung bahkan turut serta membantu cikal bakal/rintisan adanya reaktor  nuklir di Iran namun begitu masa pemerintahan Akhmad Dinejad sikap Amerika berubah mencurigainya.

Presiden SBY pernah pula berkunjung ke Iran tahun 2008, ini merupakan kunjungan balasan Presiden Mahmud Akhmad Dinejad ke Indonesia tahun 2006. Akhmad dinejad juga menyampaikan bahwa seringkali media barat atau Amerika memberitakan Iran bahkan jnuyga Indonesia dengan berita-berita yang tidak enak atau tidak menyejukkan. Hal ini berbeda dengan media massa Asia yang sering memberikan berita yang menyejukkan tentang Iran dan juga Indonesia. Menurut Akhmad Dinejad tidak apa-apa jika Amerika yang jahat itu memberitakan yang tidak baik tentang Iran tapi jangan sampai anda media massa Indonesia yang baik juga memberitakan berita-berita tentang Iran yang tidak baik itu tentu akan sangat menyedihkan bagi kami paparnya. 

Iran tercatat dalam negara-negara pengekspor minyak OPEC urutan keempat terbesar di dunia. Maka secara ekonomi juga terbilang bagus. Pertumbuhan tingkat keilmuan juga baik, Iran mempunyai sarjana, master dan doktor yang banyak di negaranya. Kondisi kehidupan di Iran juga modern, diceritakan dalam buku ini banyak brand-brand fashion international masuk di Iran seperti Luis viitton dan berbagai merek terkenal fashion dunia disana.Memakai hijab wajib hukumnya bagi muslimah Iran, klub-klub malam tidak diperbolehkan beroperasi. Film-film Iran saja yang diputar di bioskop Iran, hanya sedikit dan sangat selektif memutar film luar negeri di Iran. Salah satu film yang mendunia dari Iran adalah children of Heaven, dan memang seperti itulah film-film Iran dibuat, bersdasarkan cerita kejadian sehari-hari di Iran. Namun warga non muslim yang hidup disana juga nyaman. Ada dua yahudi yang bertutur di buku ini, mereka menyatakan nyaman tinggal di Iran meskipun mereka yahudi. Last but Not least ini salah satu pembelajaran kita akan Negara Islam yang ada di muka bumi saat ini yakni Republik Islam Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...