Sabtu, 04 Oktober 2014

Haji Backpecker

Teringatku beberapa bulan lalu, terakhir kali ke bioskop di bilangan Depok, menonton film 99 Cahaya di Langit Eropa. Pemeran utama prianya adalah Abimana. Kemarin, saya baru menyempatkan diri ke bioskop lagi, kali ini di Purwokerto menonton Haji Backpecker, eh ternyata pemeran prianya sama juga Abimana. Akting Abimana lumayan menurut saya, siap-siap saja ya untuk Reza Rahardian dan Lukman Sardi sebentar lagi dapat saingan baru yakni Abimana.

Abimana dalam film Backpecker berperan sebagai Mada. Seorang pemuda yang marah kepada keadaannya karena ditinggalkan oleh perempuan yang ia sangat cintai dan ditinggalkan ibunya. Kemarahannya juga berujung pada marahnya Mada kepada Alloh Tuhan kita. Mada melakukan backpecker menyusuri 9 negara yakni Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Tibet, Nepal, India, Iran dan Arab Saudi. Konon katanya biaya pembuatan fiml ini mencapai 11 milyard rupiah.

Hal yang menjadi tambahan bahan perenungan bagi saya adalah benar menurut sunchu, sorang perempuat Tibet yang diperankan oleh Laura Basuki. Bahwa hidup kita sudah diatur oleh Alloh, maka selalulah mempunyai energy untuk ikhlas. Bahwa kita tidak berhak marah kepada Tuhan itu benar, karena baik menurut kita belum tentu baik menurut Alloh. Bahkan hidup ini bak jiwa backpecker akan ada masalah satu ke masalah lain, atau amanah satu ke amanah lain, maka pekalah selalu akan keinginan Alloh atas kita. Mada kebetulan melalui mimpi dibimbing langsung oleh tangan Tuhan. Bahkan bisa dengan cara - cara tertentu Alloh membimbing kita, bisa melalui kemiskinan, sakit dan lain sebagainya.

Hingga terbersit dalam pikiran saya jika hidup adalah tunduk patuh akan skenarioNYA maka amanah apalagi setelah ini adalah selalu kupertanyakan. Masih kah wakaf? bahkan sudah lebih dari tujuh tahun saya berkecimpung dalam wakaf. Alhamdulillah sudah ada lembaga-lembaga besar selain TWI saat ini yang bergerak di bidang wakaf. Mereka dahulu juga sharing kepada TWI saat saya masih disana. Wakaf Al azhar, rumah wakaf RZI dan saat ini saya memulai gerakan wakaf di PKPU Purwokerto.

Hidup bagaikan backpecker buat saya, tidak boleh ambisius. Dulu pernah ingin hingga mewujudkan peradaban dunia dengan wakaf dalam cita-cita saya. Tapi saya sadar ada skenarioNYA yang lebih indah dalam hidup kita. Bisa saja amanah lain dalam koridor bermanfaat untuk sesama dalam bentuk lain. Bisa jadi Alloh mengatakan cukup untuk dakwah wakaf buatmu Nopik, gantilah dengan dakwah yang lain. Karena akan ada generasi yang lain yang akan melanjutkan, dan kamu sudah disiapkan amanah lain. Bagai beckpecker dari satu negara ke negara lain, dari satu amanh ke amanah lain sesuai keinginan Alloh.

Well....kembali kepada filmnya, sungguh beruntungnya Abimana. Dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa berkesempatan keliling Eropa, nah dalam film Haji Backpecker tentu juga berkesempatan jalan-jalan di 9 negara seperti yang saya sebutkan diatas. Last but not least yuk tonton film-film Indonesia yang baik. Kalau dengan kalimat berkwalitas sungguh sangat jauh tantangannya jika film-film kita dibandingkan dengan film-film hollywood. Maka saya memilih kata film yang baik bukan dulu film berkwalitas. Sebab dengan menonton film Indonesia yang baik maka infdustri perfilman kita juga akan tumbuh dengan film-film yang baik. Baru nanti dari predikat film yang baik akan dinaikkan predikatnya menjadi film-film yang berkwalitas. Sebenarnya sedih, kemarin ingin menonton Tabula Rasa. Namun, ternyata di Purwokerto film tersebut sudah tidak diputar alias sudah turun. Saya tanya kepada mbak penjaga tiket alasanya tidak ada sama sekali yang nonton. Sungguh menyedihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...