Selasa, 30 September 2014

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Ini kali pertama kalinya membaca novelnya Tere Liye, ternyata ringan sekali novel itu, dan berhasil kulalap dalam waktu beberapa jam saja. Well....berkisah tentang seorang anak kecil yang beranjak remaja bersama keluarga kecilnya yang terdiri dari seorang adek dan Ibu. Namanya Tania. Tania hidup sebagai pengamen di bus kota bersama adek semata wayangnya, tinggal dirumah kardus, tidak bersekolah. Hingga suatu ketika muncullah malaikat dalam keluarga itu yang menyelamatkan perekonomian mereka dan akhirnya menjadi keluarga. Namanya Danar, pria berumur duapuluhlimaan dan bekerja pada salah satu perusahaan swasta asing ternama di Jakarta.

Berawal dengan dibelikan sepatu, hingga disekolahkan hingga Tania sekolah menengah hingga kuliah di Singapura dengan beasiswa. Seiring perjalanan waktu, Tania beranjak dewasa dan menyukai Danar. Namun cinta Tania tak sampai lantaran Danar menikah dengan perempuan lain yaitu Ratna. Danar juga menyukai Tania, hanya dalam pernikahan Danar dan Ratna sudah ada janin bayi berusia empat bulan, itu berarti Ratna akan melahirkan anak Danar, buah pernikahannya. Alhasil Tania memutuskan untuk hijrah ke Singapur dan menetap disana tak akan pernah kembali. Itu saja, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, akhirnya ikhlas saja meskipun harus menangis berdarah-darah karena cintanya tidak kesampaian, karena memang keikhlasan itu yang akan menyelamatkan semuanya. Cinta itu tak harus dituruti untuk bersama jika dilihat kemaslahatannya lebih banyak, dalam hal ini nasib Ratna dan calon anaknya.

Hidup tentu akan ditimpa ujian, begitu juga cinta akan menemui aralnya. Ikhlas saja seperti daun yang jatuh, dan angin adalah gambaran ujian yang menghunjam, bagaikan angin yang akhirnya menjatuhkan daun. pasrah, ikhlas. Menariknya novel ringan ini lantaran pemilihan kaliamat yang indah dan setting setiap peristiwa dilukiskan dengan indah, tentang perkampungan rumah kardus, suasana saat mengamen di bus kota.....sepertinya seru juga neh novel jika dibuat film. Ringan dan ada makna yang tersirat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...