Rabu, 24 September 2014

Wajah Politik Kita Saat Ini (Lanjutan)

Mengapa politisi itu harus idealis? dan menurut saya itu syarat pertama seorang politisi. Misalnya kasus RUU PILKADA, bisa dibayangkan jika Prabowo memenangi pilpres, mungkin tidak perlu ada RUU PILKADA Tdk langsung seperti saat ini yang belum ketok palu. Bayangkan idealisme demokrasi kita secara langsung telah dicederai oleh keingginal koalisi parpol yang haus kekuasaan. Dengan pilkada tak langsung maka koalisi Merah Putih akan menguasai sedekitnya 30 jabatan kepala daerah menurut survey salah satu lembaga televisi swasta nasional kita. Lihatlah, bahwa kekuasaan sudah mengalahkan idealisme berdemokrasi. Maka penting untuk digarisbawahi bahwa syarat menjadi politisi pertama adalah idealisme.

Mengapa pula menggunakan voteraising bukan marketing? Alasannya biayanya murah untuk voteraising. Calon pemimpin daerah atau presiden atau anggota dewan tidak perlu mencari utangan terlebih dahulu atau menyiapkan dana yang besar dalam pencalonannya. Ini bagus, lantaran nanti politisi tersebut jika sudah menjabat tidak perlu mengembalikan apa yang sudah disupport oleh para sponsornya atau siapa yang telah meminjaminya uang untuk modal nyaleg atau modal menjadi pemimpin di daerah atau presiden. Dengan penggantian strategy marketing ke voteraising digharapkan wajah politik di negeri ini perlahan mulai berubah. Selain strategy voteraising yang pasti juga komitmen  pemberantasan  korupsi juga harus ditegakkan pada semua lini, baik di executive , legeslatif maupun yudikatif.

Jika wajah Politik sudah baik, maka akan banyak generasi mendatang yang berbondong-bondong masuk dunia politik.Orang tua mereka, kakak mereka akan mengizinkan dan mendorong keluarganya yang aktifis untuk terjun ke partai politik. Bukan hanya itu jika menjadi aktifis partai politik sudah menjadi kebanggan maka tak pelak menjadi aktifis politik adalah pilihan banyak aktifis. Tidak seperti saat ini. Orang pada level menengah keatas melihat bahwa aktifis partai adalah identik dengan koruptor identik dengan hal-hal yang tidak indah atau image yang tidak bagus. Hanya para aktifis partai yang tidak mau melihat dunia luar sana, atau masyarakat umum yang memang sudak muak dengan para politisi kita dan partai. Seperti itulah,, hendaknya para politisi dan aktifis partai sadar bahwa kondisi mereka saat ini bukanlah posisi yang prestisius untuk dipilih oleh masyarakat, sebagai wadah yang tepat untuk berkiprah turut serta membangun negeri ini. PR siapa tentu PR para politisi kita tentunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...