Minggu, 05 April 2015

A Whole New Mind

Buku karangan Daniel H.Pink yang berjudul A Whole New Mind memaparkan tentang perubahan zaman dari zaman informasi menuju zaman konseptual.  Zaman informsi yang saat ini kita alami dengan ditandai dengan mudahnya mengakses informasi dan pekerja kerah putih menjdi panglima. Ya...menjadi panglima adalah pekerjaan - pekerjaan kantoran yang membutuhkan skill yang berasal dari ijazah perguruan tinggi baik setingkat D3 maupun S1 seperti accaunting, programmer dan pekerjaan dibalik meja yang lin (baca administratif) kini mulai bergeser. Di Amerika saat ini mulai meninggalkan profesi-profesi yang saya sebutkan tadi. Di Amerika saat ini, peminat sekolah design grafis lebih banyak di UCLA daripada peminat sekolah bisnis di Harfard University. Bukan hanya itu, pekerjaan -pekerjaan administratif sudah dipindahkan ke India yang memang mempunyai kesaman dari segi bahasa yakni menggunakan bahasa Inggris. Untuk maslah gaji, tentu saja gaji kerah putih di India lebih murah dibandingkan untuk menggaji kerah putih di Amerika. Namun biaya hidup di India berbeda dengan di Amerika. Gaji kerah putih di India mampu untuk membeli partemen dan mobil di India. Ini terjadi lantaran tingginya perbedaan biaya hidup di India jika dibandingkan dengan Amerika. 

Adapun apa saja komponen zaman konseptual ? ada enam indera atau enam hal yang dibutuhkan untuk berkompetisi pada zaman konseptual. Apa saja indera tersebut? 

1. Bukan Hanya Fungsi tetapi jug DESIGN. Sekarang ini tidak ada lagi cukup menciptakan suatu produk, jasa, pengalaman, atau lifestyle yang mellui fungsional. Sekarang ini yang penting secara ekonomis dan menguntungkn secara pribadi adlah menciptakan sesuatu yang indah, unik dn menyentuh emosi.

2. Bukan cuma Argumen tetapi juga CERITA. Ketika hidup kita dibanjiri dengan informasi dan data, tidaklah cukup menata argumen efektif. Seseorang di suatu tempat akan menelusuri lawan argumen Anda. Hakekat membujuk, berkomunikasi dan memahami diri sendiri telah menjadi suatu kemampuan untuk menampilkan cerita yang menyentuh.

3.Bukan hanya fokus, tetapi juga SIMPONI. Zaman Industri dan informasi banyak menuntut fokus dan spesialisasi. Namun ketika pekerjaan intelektul berpindah ke Asia termasuk India dan mandat menjadi kerja perangkat lunak, ada pekerjaan mahal baru yang mengandalkan kemampuan sebaliknya : kemmpuan menyatukan berbagai hal, atau yang saya namakan Simponi. Yang sangat dituntut sekarang ini bukannya analisa melainkan sintesa, memandang gambaran menyeluruh dan melmpaui batas-batas, kemampuan mengkombinasikan hal-hal berbeda menjadi kestuan utuh yang memikat.

4. Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI. Kemampuan berpikir logis merupakan salah satu yang menjadikan kita manusia. Tetapi dalam dunia dengan informasi yang mudah di dapat dan alat nalisa maju, logika saja tidaklah cukup. Apa yang akan membedakan orang yang sungguh hidup adalah kemampuan mereka memahami apa yang membuat sesama mereka bahagia, kemampuan untuk menjalin relasi, dan menaruh kepedulian kepada sesama. 

5. Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERIMAN. Banyak bukti menunjukkan manfaat kesehatan dan keuntungan profesional dari tawa, hati ringan, bermain dan humor. Ada waktu untuk serius, tentu saja. Tetapi terlalu serius bisa berakibat buruk pada karier dan lebih buruk lagi untuk kesehatan mental secara keseluruhan. Di zaman konseptual, dalam kerja dan kehidupan, kita semua butuh beriman.

6. Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA. Kita hidup dalam dunia yang berkelimpahan materi yang mempesona. Semua itu membebaskan ratusan juta orang dari pergulatan hidup sehari-hari dan membebaskan kita untuk mengejar hasrat yang lebih berarti, seperti : makna hidup, transendensi, dan kepuasan spiritual. 

Di zaman konseptual, kita perlu melengkapi pemikiran berorientasi otak kiri dengan menguasai enam kemampuan dasar diatas yakni pemikiran berorientasi otak kanan. Secara bersamaan keenam indera yang hihgt concept dan hight touch ini dapat membantu mengembangkan pemikiran baru yang utuh, yang diperlukan di zaman baru ini. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...