Kamis, 08 November 2012

Night mare phobia.

Malam - malam itu adalah malam - malam yang tak kan bisa kulupakan sepanjang hidupku. Malam yang aneh hingga sampai saat inipun saya tak tahu akan menyebut itu peristiwa apa.Takut dan jika ada yang menawari lagi untuk merasakan malam - malam tersebut pasti dengan serta merta akan saya jawab "saya tidak mau lagi", cukup sekali merasakan malam - malam night mare bagiku. Malam - malam? ya karena tiga hari tiga malam saya tak kuasa menguasai diri. Apa itu yang disebut disirep? atau entahlah apa namanya.

Saat ini badanku merasa tidak enak, rasanya kok seperti sama saat malam - malam night mare itu datang. Istighfar terus dalam hati kulafalkan dan kuputar murottal al baqarah dari laptopku. Jika saya tidak sedang menstruasi saya pasti sudah banyak mengaji dari tadi. Keadaan seperti ini harusnya disiasati dengan menghidupkan malam - malam tahajud dan dzikir malam yang panjang, sehingga pesan yang datang dapat dengan bening saya terima.

Antara takut, was- was malam nigt mare itu datang lagi, saat ini saya hanya bisa terus beristighfar dan sesekali mengucapkan laa khaula walaaquwwata illa billah, jika pesan - pesan itu datang lagi semoga saya siap dan tidak perlu panik lagi dalam menghadapinya. Untuk menghubungi kakak saya merasa was - was sehingga saya memutuskan tidak memberitahu akan apa yang sedang kurasakan malam ini. Seperti dua malam lalu saya tidak bisa tidur, hingga akhirnya saya memakan satu kapsul obat tidur terlebih dahulu kemudian barulah saya terlelap. Alhamdulillah malam - malam selanjutnya saya normal dapat tidur kembali tanpa harus meminum obat tidur. Saya tidak memberi tahu kakak, takut menjadi beban pikiran kakak. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Begitu juga malam ini, saya berharap tidak akan terjadi nigtmare kembali, jika terjadi semoga Alloh memberikan kekuatan kepadaku sehingga saya tidak panik lagi dalam menjalaninya.

Saya liat keluar kamar, nampak kamar Tyas tertutup,mungkin Tyas sedang sibuk mengerjakan skripsi atau hal lain yang tidak bisaa diganggu. Di ruang makan juga tak terlihat dik Sendi dan guru lesnya yang biasanya belajar bersama di ruangan sebelah kamarku. Baru saja dapur agak ramai ada suara mbak Khottim dan mbak Ria, tapi sekarang sudah sepi, keduanya sudah naik ke lantai dua. Baiknya saya cari kesibukan diluar kamar, bisa dengan mengobrol dengan orang lain, atau apa yang bisa menghilangkan perasaan aneh di badanku.Karena tak kedengaran seorangpun maka saya menulis di blog saja,sembari terus beristigfar dalam hati serta murottal albaqoroh terdengar dikamarku.

Ya robbi saya berharap nigt mare itu tidak terjadi lagi, sungguh saya takut Robb. Namun jika engkau menghendaki datang kembali maka kuatkanlah hamba baik dari segi fisik maupun psikologis...Amiin ya robbal alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...