Selasa, 27 November 2012

Pasar Johar Semarang

Mengunjungi pasar tradisional bagi anak muda, saat ini bisa dibilang langka. Mereka lebih senang berjalan - jalan di Mall atau hangout bersama teman - teman sembarimenikmati makan diluar rumah atau sekedar survey harga. Salah satu pasar tradisional yang ada di Semarang adalah pasar Johar. Beberapa hari lalu saya berkesempatan untuk jalan - jalan ke pasar ini. Cuaca Semarang seperti biasa panas dan kebetulan malamnya turun hujan sehingga jalanan disekitar pasar Johar masih basah dan tentu saja becek.Mungkin karena alasan ini pula maka membuat anak muda malas ke pasar tradisional.

Samapi di Pasar, sayamenyempatkan berkeliling di lantai satu, ada berbagai macam produk pakaian / fashion. Lumayan saat ini selera masyarakat kelas bawah yang saya prediksi berbelanja di pasar Johar ini. Kenapa demikian? ya, karena tidak semua pasar tradisional mempunyai segmen kelas bawah. Pasar tanah abang Jakarta misalnya, segmen pasar tanah abang sangat bervariasi mulai kalangan biasa saja hingga kaum ellite pun berbelanja di Pasar tanah abang. Mustinya pengembangan pasar tradisional sebaiknya mengacu seperti pengembangan pasar Tanah Abang. 

Pasar Johar lebih akrab dengan kaum ekonomi bawahnya warga Semarang, bahkan mungkin saat ini memang ditujukan untuk kaum bawah.Buktinya lantai pasar masih belum keramik, tidak ada AC, pasarnya gelap dan menurut saya agak menakutkan jika saya berjalan sendirian menyusuri lorong- lorong pasar. Setelah saya berjalan keliling lantai satu maka sayamelongok saja ke lantai dua dan menanyakan untyuk apa lantai dua? berjualan apa? Lantas seorang ibu yang saya tanya menjawab untuk barang-barang elektronika, namun beliu menambahkan "saya takut mbak kalau naik ke atas..."Seperti itulah keadaan pengunjung pasar Johar yang lain, merasakan hal yang sama saya rasakan yaitu takut.

Disamping pasar Johar banyak sekali para pedagang buah - buahan, harganya relatif murah dibandingkan jika kita membeli di carrefour atau di Hypermart. Saya membeli buah nangka sebanyak satu kilogram yang hanya merogoh kocek Rp.10.000,00 saja. Disebelah kiri pasar Johar ada komplek ruko- ruko, yang sangat terkenal adalah Matahari, begitu biasanya warga Semarang menyebutnya. Dalam pikiran saya Matahari Departemen store yang ada seperti di Mall - Mall. Ternyata bukan, toko Matahari yang terdiri dari lapak-lapak penjual pakaian dan bukan Matahari Departemen Store seperti yang saya kira.Pakaiannya terjangkau dan mengikuti trend saat ini. Nampak berbagai macam pakaian muslim masa kini dan aneka hijab dan aksesories terpajang disana.

Salah satu yang membuat ramai pasar Johar adalah riuh rendah para mahasiswi yang suka mode. Nampak mereka berbelanja hijab, pakaian atau belanja untuk dijual kembali. Ini rupanya salah satu elemen atau segmen pasar Johar. Selain para ibu juga para mahasiswi di Semarang. Angkutan umum menuju pasar Johar juga terbilang mudah dan murah, cukup dengan Rp.2.500,00 saja sekali naik mobil carry berwarna kuning. Setelah berjalan - jalan saya pulang menggunakan angkutan umum. Yup...pemandangan yang tak beda kutemui di angutan umum yakni para mahasiswi yang selesai berbelanja dan meramaikan suasana angkutan dengan senda gurau mereka. Entahlah....apakah nanti jikalau mereka lulus kuliah, sudah bekerja dan mempunyai uang masih mau untuk datang ke pasar tradisional ? wollohualambishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...