Jumat, 22 Maret 2013

Kenapa Stres?

Hari Jum'at adalah hari pendek bagi sebagian orang. Hari Jum'at merupakan hari yang menyenangkan ketika besok adalah hari libur selama dua hari. Yup...hari Jum'at buat saya adalah tambahan cash ruhiyah karena ada skedul bertemu ummi Dyah guru ngajiku. Belum lama memang mengikuti kajian beliau. Teringat saat awal tinggal di Semarang dan mendapatkan nomor telepon ummi Dyah. Ummi langsung menanyakan skedul saya dan taklim yang ummi Dyah adakan. Subhanalloh jamaahnya Beliau bisa mencapai dua ratus orang perempuan baik dari yang masih single maupun yang sudah berkeluarga (ummahat). Tentu saja tidak disatukan namun dibagi dalam berbagai segmen ada yang kelompok mahasiswa, ada yang karyawan dan lain sebagainya.

Beberapa kali bertemu ummi Dyah, nampaknya saya sudah mulai kecanduan untuk ngaji terus sama ummi. Yah sering merasa disindir, terkadang saya bisa tertawa sendiri lantaran menertawakan diri sendiri yang masih jauh dari sebutan hamba yang beriman (mukmin). Ah ummi...rupanya Alloh SWT tepat mempertemukan Ummi saat ini. Terima kasih ya Robb. Jum'at lalu absen lantaran silaturrahim ke Solo. Jum'at ini tidak boleh absen lantaran Jum'at depan libur tanggal merah. Agak aneh juga ngaji sama ummi Dyah, ada liburnya juga. Tapi ini menjadi unik karena ngaji menjadi dirindukan sehingga menambah semangat.

Jum'at ini ummi membahas tentang bagaimana sebaiknya seorang hamba menjalani ujian yang datang. Bagaimana sikap hati kita? Hati yang bersih akan bersikap tetap mensucikan Alloh SWT, tetap memujiNYA, mengagungkan Alloh SWT. Pertanyaan pokoknya adalah "apakah kamu akan tetap ridho terhadap apa yang Alloh SWT berikan ?" Langkah yang harus dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan hati. Bagaimana agar hati tetap bersih maka salah satu kuncinya adalah otak itu butuh terarah. Berawal dari panca indera kita merespon sesuatu kemudian disampaikan ke otak. Jika proses ini dilalui dan terjadi "panik" maka itu pertanda masukan ke  otak lebih  dan masukan ke hati kurang.

Menurut ulama Al Hatim Al asham, seseorang itu seleranya dipengaruhi oleh hal-hal yang pokok yaitu :
1. Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan sampai ditangan orang lain, maka jiwaku tenteram karenanya.
2. Aku tahu bahwa kewajibanku tidak mungkin dikerjakan oleh orang lain maka akupun sibuk  mengerjakannya.
3.Aku tahu bahwakematian akan datang tiba-tiba maka akupun selalu bersiap menjemputnya.
   Maka biasanya jika ada orang yang berdzikir kepada Alloh akan kematian, ingin mati maka biasanya    Alloh akan menggantikannya dengan banyak beribadah (ketakuta syari'ah), namun sebaliknya jika ketakutannya karena duniawi maka biasanya  Alloh membuatnya smakin suka dengan dunia.
4. Aku tahu bahwa aku tidak mungkin lepas dari pengawasan Alloh SWT,dimanapun aku berada. Maka aku merasa malu dengan tingkah lakuku.
Malu itu penting agar kita mempunyai harga diri, tentu saja malu berbuat hal yang buruk. Misalnya meminta-minta.

Dari kriteria selera diatas, kita bisa hidup nyaman tidak stres jika selera kita sudah bisa ditemukan dengan pendekatan diatas. Dapat pula disimpulkan bahwa orang itu akan susah berbuat kebaikan karena masih banyak keinginan-keinginan duniawi. Misalnya yang sederhana, ada tukang becak yang mangkal di depan masjid. Saat waktu sholat tiba ia tidak kunjung sholat juga. Malah berkomentar, saya tungguin becaknya saja tidak ada yang naik, bagaimana jika saya tinggal untuk sholat. Tentu saja hidup itu untuk meraih keimanan bukan hidup untuk hidup, seperti yang dilakukan oleh si tukang becak tadi. Itu contoh kecil si tukang becak. Bahkan kita mungkin dengan hal yang berbeda masih seperti itu. Masih suka mempunyai banyak keinginan duniawi sehingga masih enggan untuk berbuat kebaikan. Wollohualam bishowab...

1 komentar:

  1. Tidak setiap saat kita berada dalam kondisi seperti 4 point yang ada di atas mba. Makin kompleks kehidupan kita maka makin susah untuk menjaga kondisi psikologis kita. Makanya salah sat solusinya adalah degan kita memiliki pasangan hidup dimana kita dapat berbagi kondisi psikologis tersebut.

    Hehehe

    Salam Perkenalan...

    Herry Wibowo
    http://www.plasacrocs.com

    BalasHapus

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...