Kamis, 25 Juli 2013

Aura Ruh

Ada beberapa lapisan yang melingkupi diki kita. Yang pertama adalah Aura tubuh. Aura tubuh adalah bagian terdalam dalam diri manusia. Bagian diluarnya adalah aura akal dan paling luar adalah aura ruh. Aura tubuh berada dalam satu lapis dengan aura akal. Nah maka aura ruh yang menjadikan perisai bagi ketahanan mental sesorang. Misalnya saja saat seseorang tertimpa ujian hidup. Maka aura ruh ini yang menjadi pokok pijakan utama dalam penanganan yang utama. Selanjutnya jika aura ruh ini keropos maka akan menhantan lapis selanjutnya yakni aura akal dan aura tubuh. Maka tak heran jika seseorang sedang tertimpa ujian hidup dan tidak dapat mengatasinya (aura ruhnya lemah) maka kadang timbul stres (aura akalnya lemah juga) dan bisa jadi hingga jatuh sakit (aura tubuhnya tidak baik). 

Kenapa kita harus menjaga kondisi agar ruh kita bagus sehingga auranya baik? karena jika ruh itu tidak bagus maka Alloh SWT akan memalingkan dari yang ada. Misalnya ada kesempatan usaha / bisnis di depan mata hanya saja terkadang tidak tertangkap oleh kepekaan diri kita, atau adalaki-laki sholih yang masih single dan mau menikah namun tidak sampai hal /kharisma itu pada diri kita, maka cek bisa jadi karena ruhnya sedang tidak baik sehingga oleh Alloh SWT dibuat "dipalingkan" dari diri kita. Hal kedua kenapa kita harus memperbesar ruh kita? karena jika ruh kita tidak diperpesar maka segala sesuatu akan diterima oleh akal. Maka memandang sesuatu serba yang sangat rasional sekali jauh dari nilai-nilai ilahiah atau bahkan sangat duniawi sekali bahkan cenderung hedon. 

Hakekat manusia itu hidup adalah yang pertama untuk memenuhi kehidupan atau survive. Kebutuhan hidup itu bisa dikatakan tercukupi apabila Alloh SWT memberikan apa yang kita bituhkan bahkan yang kita inginkan. Namun ada pula dikatakan hidup kita itu cukup tatkala kita tidak diberikan oleh Alloh akan keinginan terhadap sesuatu, maka itu juga dalam kategori dicukupkan oleh Alloh SWT, yang acap kalu sering tidak kita sadari. Bahwa kriteria cukup hanya pada kriteria yang pertama tadi yakni dipenuhinya segala kebutuhan kita. Maka anjurannya adalah, pekalah terhadap kecukupan Alloh SWT akan diri kita, sehingga kita menjadi hambaNYA yang mudah bersyukur.

 Yang kedua hidup itu untuk dinikmati. Menikmati hidup itu kadang tidak dengan memiliki. Misalnya saja para asisten rumah tangga di bilangan Pondok Indah Jakarta itu banyak yang diboyong dan diperbolehkan oleh tuannya untuk tinggal bersama mereka. Biasanya tuanya sangat sibuk atau bahkan mempunyai beberapa rumah sehingga jarang dirumah. Nah siapa yang biasanya menikmati fasilitas rumah mewah tersebut? biasanya para asisten rumah tangga dan keluarganya. Mereka bebas menikamti fasilitas dirumah tersebut, anak-nanak mereka disekolahkan pula oleh tuannya. Itu salah satu contoh menikmati hidup namun tidak memiliki.

Bagaimanakah nanti pertanggungjawaban hidup kita? Maka sebaiknya setiap kita yang sudah diberi nikmat hidup, lantaran kita juga tidak pernah meminta untuk dihidupkan oleh Alloh SWT makahidup itu wajib kita syukuri sebagai nikmatNYA. Hidup harus diupayakan agar senang dan bersemangat untuk berbuat baik. Jika hidup kita senang maka kita akan dengan ringan hati untuk menyenangkan orang lain pula karena sejatinya hidup kita itu untuk itu. Setelah kita menyenagkan maka untuk berbuat baik kepada orang lainpun bukan perkara sulit> Why? karena itu sudah melekat pada diri kita dan bahkan mungkin sudah menjadi karakter pada diri kita untuk bisa menyenagkan orang lain dan berbuat baik/ membantu orang lain. 

Bgaimana sih bahasa ruh itu? Tentu saja bahasa ruh berbeda dengan bahasa akal. Maka jika kita terbiasa berbicara dengan bahasa akal dengan orang lain maka pendekatan bahasa ruh adalah bahasa akal yang dibawa kepada bahasa ruh. Permasalahannya adlah bagimana agar kita bisa mengembangkan akal. Sehingga nantinya perbendaharaan bahasa ruh kita juga banyak? Yang pertama adalah kita tahu akan sesuatu/ilmu kemudian kita bisa menyimpulkan. Yang kedua adalah mengingat. Yang ketiga adalah mencari cara atau memikir-mikirkan atau bertafakkur atau bisa juga dengan mencari tahu. Yang keempat adalah bertilawah minimal sehari satu juz. kenapa harus satu juz? Karena dalam setiap satu huruf al qur'an itu terkandung hikmah. Apalagi pada bulan Ramadhan yang hikmahnya dilipatgandakah bahkan hingga 700 kali. Maka diharapkan dengan membaca al qur'an minimal satu juz sehari kita bisa mengumab masalah menjadi hikah. 

Darimana hikmah itu? dari membaca al qur'an yang satu hurufnya satu hikmah. Maka kuncinya jika ada masalah maka sering=seringlah/ perbanyaklah tilwah sehingga mudah mencari masalah dan menyelesaikannya/ mencari solusi atau mendapatkan hikmah dibalik musibah. Tidak semua fenomena hidup atau permasalahan hidup yang kita alami itu harus bersolusi atau ujung-ujungnya adlah tindakan. Adapula fenomena hidup misalnya persoalan/ masalah teman kita yang sampai ke telinga kita dan kita mendengarnya dan faham itu peristiwa apa. Hanya saja belum tentu kita harus mengikutinya dengan tindakan solusi. Bisa jadi hasil akhirnya adalah berupa hikmah saja bagi diri kita, berupa pelajaran hidup. Maka jika kita ingin bisa banyak mengambil hikmah selain perbanyak tilawah juga berbanyak teman. 

Yang kelima adalah memberi ibroh. Ibroh adalah semacam hikmah atau value ketika diberikan musibah atau ujian atau menyaksikan teman atau kejadian orang lain dan kita bisa menyimpulkan kejadian itu apa dan banyak belajar dari kejadian itu sehingga kita tumbuh untuk bisa membesarkan ruh kita. Yang keenam atau terakhir adalah mencari cara. Jika ujian atau masalh datang maka mencari cara jika masalah tersebut harus disikapi dengan follow up tindakan maka wajib diupayakan. Karena dengan cara itu pula yang mampu membesarkan ruh kita yang berawal dari besarnya akal kita. Maka jika kita telah terbiasa membesarkan akal dan membawa besaran bahasa akal kepada besaran ruh kita maka bahasa ruh itu dengan judah akan tercipta dan berkarakter sehingga kita sebagai manusia dikatakan sudah mampu atau mempunyai tingkatan terhadap penguasaan bahasa ruh yang baik/ bagus. 

Bagaimana kinerja ruh itu? Ruh itu dapat berujud tindakan yakni sesuatau yang kita lakukan penuh pengabdian dan sabar. Pada jiwa Pengabdian bagian I beberapa hari lalu yang telah saya tuliskan, maka Aura ruh ini sebenarnya terkait dengan topik pembahasan Jiwa Pengabdian. Ruh adalah inti penggerak Jiwa Pengabdian. Bagaimana pendekatan agar sabar? Wirid bisa dilakukan untuk mendekati aspek sabar. Lantas bagaimana dengan ikhlas? Ikhlas itu bahagia melepas keegoan. Keegoaan diri itu kenapa harus dilepaskan bahkan kita harus berbahagia dalm melapasnya? Yup karena ternyata orang-orang yang tunduk patuh kepada perintah Alloh SWT atau sering disebut Sami'na Wa'ato'na atau dalam bahasa kita adalah taat adalah orang-orang yang bisa melepaskan keegoaannya. Dan ini adalah pendekatan untuk aspek ikhlas. 

Aktivitas ruh itu apa saja? Aktivitas ruh yang pertama adalah mengharap Ridho Alloh SWT atau rahmad dari Alloh SWT sehingga kita menjadi manusia yang dirahmati Alloh. Cara agar kita menjadi yang dirahmati Alloh SWT bisa dilakukan dengan kita bangun pada sepertiga malam terakhir untuk dzikir malam dan sholat tahajud. Kenapa demikian? Ternyata pada sepertiga malam terakhir banyak malaikat yang turun kebumi untuk membagikan Rahmat. Bayangkan saja jika pada sepertiga malam terakhir itu manusia banyak yang terlelap dalam tidurnya. Maka kesempatan bagi kita untuk mendapatkan jatah rahmat yang dibagikan oleh para malaikat dan banyak yang bisa kita serap. Yang dilakukan ruh yang kedua adalh aktivitas-aktivitas dalam rangka mencintai Alloh SWT. Bagaimana agar ingat kepada Alloh SWT, bagaimana agar dekat dengan Alloh SWT, bagaimana agar kagum kepada Alloh SWT. Pendekatan untuk ini bisa dilakukan dengan berdzikir dan sebaik-baiknya dzikir adalah membaca Al-Qur'an. Maka yang dimaksud dzikir itu adalh mengingat Alloh SWT bnukan mengingat masalah. Karena biasanya kita lebih sering ingat Alloh SWT saat kita punya masalah. Maka sekali lagi dzikir adalah mengingat Alloh SWT.

Yang dilakukan ruh yang ketiga adalah aktivitas-aktivitas yang menebalkan ketakutan terhadap adzab Alloh. Maka baik kiranya jika kita mengerti adzab-adzab Alloh SWT yang diturunkan oleh ummatNYA terdahulu, mungkin bisa dilakukan dengan mentadabburi AL-qur'an atau menafsirinya dalam kajian-kajian tafsir sehingga kita paham akan peristiwa-peristiwa ummat terdahulu. Diharapkan kita tidak melakukan kesalhan/ kebodohan ummat terdahulu sehingga dijauhkan dari adzab-adzab Alloh SWT. Itulah kiranya pembahasan terkait dengan ruh. Besar harapan kita mempunyai aura ruh yang baik sehingga menjadikan kita pandai beradaptasi denga kondisi apapun dalam hidup kita dan senantiasa menjadi hambaNYA yang bergembira lantaran sudah dapat menguasai bahasuh dengan baik dengan cara memperbanyak ibadah. Tulisan ini saya akhiri dengan satu petikan ungkapan Bu Dyah tentang baiknya kita memperbanyak ibadah dan tilawah sebagai berikut : "Cahayalah yang dapat mengeluarkanmu dari kegelapan dan Cintalah yang dapat mengeluarkanmu dari kebencian,ambillah Al-qur'an sebagai sumber cahaya dan ibadah sebagai kekuatan Cinta." Semoga bermanfaat....Wollohu'alam Bii Showab...



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...