Rabu, 24 Juli 2013

Ramadhan Mensucikan Jiwa

Hendaknya kondisi jiwa pada tiga keadaan. Yang pertama adalah gembira pada petunjuk dan perintah, yang kedua adalh menikmati amal dan menikmati amal itu mengalir dan yang terakhir adalh menggembirakan orang dengan amalan-amalan kita. Maka orang baik itu pada akhirnya adalh orang yang banyak menggembirakan orang sehingga orang yang digembirakan akar berkata subhanallohn, Alhamdulillah.

Sedangkan orang yang bergembira terhadap Ramadhan itu adalah saat berbuka yakni yang menyiapkan makanan untuk berbuka , bagi para ibu tidak perlu mengeluh dengan waktu yang terpakai untuk menyiapkan makan sahur maupun buka untuk keluarga, karena pahalanya sama dengan yang berpuasa yang memakan makanan yang disiapkan. Kriteria orang yang bergembira saat Ramadhan adalh orang yang banyak berdzikir pada saat orang-orang terlelap. 

Maka sejatinya Ramadhan adalah diajarkan untuk banyak berdzikir dan berdoa. Bahkan tarawih saja waktunya dimajukan, agar manusia banyak berzikir dan berdoa. Maka kenapa Ramadhan itu perlu banyak bertilawah? yup karena tilawah adalg sebaik-baiknya dzikir. Bayangkan Malaikat pada sepertiga malam terakhir itu banyak malaikan menebarkan rahmat yang turun kebumi untuk mencari manusia yang berdzikir jika sedikit yang bangun dan berdzikir maka rahmat yang diturunkan oleh para malaikat itu akan tertuju pada kita, lantaran orang lain terlelap dalam tidurnya.

Bagaimana agar jiwa selalu bisa menggali rasa bersyukur agar tetap gembira? Yang pertama adlah dengan cara mensyukuri nikmat. Perlu diingat bahwa salah satu yang membuat/menghalangi nikmat itu adalh keluh kesah. maka hindarilah untuk berkeluh kesah, gantilah dengan kalimat-kalimat uang positif atau beristhgfar. Hal yang terpenting kedua agar bisa mensyukuri nikmat adalh dengan kepiawaian kita beradaptasi atau segera mengantisipasi perasaan. Caranya tentu saja acceptence / menerima terlebih dahulu kenyataan yang ada. misalnya saat kita sedang diuji, kemudian tidak mengeluh akan apa yang terjadi dan upayakan tidak bermuka masam. Ini adalah langkah-langkah untuk mengenali diri kita sendiri. 

Pada bulan Ramadhan seyogyanya kita bisa melakukan kebiasaan ini. Yakni kebiasaan cepat beradaptasi dengan keadaan yang berubah (misalnya tertimpa ujian/musibah) maka jika kita sudah melewati proses ini dan beberapa kali berhasil , maka ungkapan " Kalau kamu itu mampu melihat dirimu maka kamu mampu mencapai kesempurnaan." maka penting bagi kita mengenal diri sendiri, menempa diri sendiri saat keadaan berubah, dan kita akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi sehingga menuju kesempurnaan diri kita. Amiin Ya Robbal Alamiin.

Langkah kedua agar jiwa selalu bisa menggali rasa bersyukur agar tetap gembira adalah dengan mengagungkan Alloh SWT. Caranya tentu saja dengan selalu menjaga kebersihan hati. Dalam memanage malan dan menjaganya dari penyakit-penyakit hati misalnya sombong, ujub, riyaa dll. Wallohualam Biishowab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...