Minggu, 21 Juli 2013

Now I know that I'm Javaness

Dilahirkan di Magelang dan menjalani hidupku dari lahir hingga SMU di Magelang. Aku terlahir dari keluarga sederhana yang tidak sering travelling di waktu kecil. Hanya tempat-tempat yang dekat saja yang bisa saya sambangi, misalnya Yogyakarta yang dekat dengan Magelang. Bahkan Yogyakarta adalah Daerah Istimewa bukan bagian dari Jawa Tengah. Bapak sama ummi adalah pasangan peknggo (pek tonggo) alias menikah dengan tetangganya meskipun itu tetangga Desa. Maka saudaraku tidak banyak yang berada diluar Magelang. Itu juga salah satu faktor yang membuat saya tidak jalan-jalan pada masa ank-anak dan remaja. Untung ada program study tour dari sekolah sehingga saya punya kesempatan jalan-jalan.

Masih terekam kuat dalam ingatan saya pas setahun lalu saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya di Jakarta dan ingin kembali ke daerah. Awal Ramadhan saya mulai pulang ke Jawa Tengah. Yup...saya katakan Jawa Tengah karena saya pulang ke Purwokerto terlebih dahulu, menikmati Ramadhan 1433 H full bersama kakaku mbak Yas sekeluarga. Sholat Tarawih di Masjid Baiturrohman Alun-Alun Purwokerto itulah kenangan saya Ramadhan tahun lalu,bersama Hafshah putri kecil kakaku yang baru bisa tengkurap ikut bertarawih juga. Di Purwokerto tentu saya sudah tidak asing dengan budaya Banyumasannya. Blaka suta atau keterbukaan warganya yang amat kental insyaAlloh tidak pernah gagal saya pahami. Budaya Banyumasan itu meluas juga di daerah sekitar Purwokerto. Sering disebut Barlingmascakep yaitu Banjarnegara,Purbalingga,Banyumas,Cilacap,dan Kebumen. Bahasa, budaya daerah-daerah itu nyaris sama.

Lebaran tahun lalu saya pulang kampung ke Magelang. Tentu saja bahasanya lebih halus seperti di Yogyakarta, Budayanya lebih halus seperti di Yogyakarta. Magelang adalh bagian dari Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan DIY. Selera akan makanan seperti gudek ya sama persis dengan orang Djogja. Budaya dan bahasanya sama dengan Purworejo, Temanggung, Wonosobo, namun ada sebagian wonosobo yang campuran antara Banyumasan dan Magelangan misalnya dalam bahasa kalau Banyumasan itu ngapak dan kalau Magelangan itu alus atau orang Banyumas menyebut bahasa jawanya orang-orang Magelangan dengan istilah "mbandhek"

Setelah lebaran sempat saya kembali ke Purwokerto lagi, dan akhirnya memutuskan kuliah di MM UNDIP. Percaya atau tidak, saya tidak pernah tergambar untuk kuliah di UNDIP Semarang. Yang ada dalm bayangan saya adlah UNSOED tempat saya kuliah S1 dulu atau UGM lantaran lebih dekat jika saya mau pulang ke Magelang. Entah ada hubungannya atau tidak, yang pasti dalam dua tahun terakhir ini, saya banyak menemukan kejadian-kejadian/ peristiwa yang othak-athik gadhuk dalam istilah jawa dengan hal-hal kecil yang sala lakukan atau mimpi yang jadi kenyataan (Dejavu). Hanya saja jumlahnya banyak sekali sehingga kadang saya malas sekali untuk mengingatnya namun pasti ingat terus. Salah satunya adalah ketika tahun lalu saya berkesempatan silaturrahim ke tempat sahabat saya di Semarang, saya berkesempatan mengunjungi masjid agung Jawa Tengah, Seperti biasa narsis dan berfoto disana. Pelataran masjid yang luas dan arsitekturnya membuat saya suka dan menjadikan salah satu foto pelataran masjid itu dalam latar facebook saya. Lama sekali saya memajangnya dan banyak teman bertanya dalam comentar masjid itu dimana?. Finally saya berkesempatan singgah namun lumayan lama berkuliah di Semarang.

Apa karena itu saja maka saya berkuliah di MM UNDIP, tentu saja karena terjangkau dan gradenya sudah A dan diakui leh Bank Indonesia untuk MM nya. Bersama teman-teman satu angkatan di MM UNDIP 42 Reguler Pagi, akhirnya saya melewatkan hari-hari saya di Semarang. Sebenarnya saya masih malas untuk menceritakan hal ini. Teman-teman pasti tahu jika kita belum ikhlas/ rela atau move on dari sesuatu yang sebentar lagi hilang dalam diri/ kehidupan kita maka biasanya akan memendamnya saja dalam hati. Dalam falsafah jawa sering disebut Mikul Dhuwur Mendhem Jero. Mikul Dhuwur, memikul dengan tinggi karena begitu terasa silaturrahim dengan teman-teman seangkatan yang hanya 18 anak. Mendhem Jero karena banyak kenangan bersama kalian dan aku banyak belajar dan belajar banyak tentang karakter Jawa pada kalian.

Terima kasih Guys, itu sebutanku buat kalian. Teman lain sering menyebut kalian dengan teman - temin itu gayanya Hanasta, Brey...itu gayanya Arsyad, Gan...itu panggilanya Galang buat kalian, Pren...itu Rhesa dan Halo...adalah sapaan khasnya Anoki buat kalian. Aku pulang ke Jawa Honestly ingin berlibur lantaran kejenuhanku di Jakarta. Dalam libur itu aku dapat manfaat yakni sambil kuliah. Memang mungkin kedengeran aneh tapi seperti itulah adanya. Alloh menjawabnya dengan memberikah hadiah buatku kalian. Aku lebih sering tertawa di Semarang, aku lebih banyak Happynya di Semarang. Tentu bersama kalian. Melihat anak-anak yang terus menerus suka membully teman-teman lain, berawal dari Medy, Aryo, Dekndut, aku jadi tahu memang seperti itu gaya becandanya anak Semarang.Pernah saya tanya Hesti kamu tersinggung enggak kalau diBully seperti itu? Hesti menjawab "enggak mbak itu mereka becanda mbak...".

Disatu sisi di dalam komunitas tongkrongannya Mang Aun yang jual Gelo-Gelo di Singosari XI dekat kostanku, para Bapak-Bapak juga suka becanda dengan membully mang Aun. Dengan bullyan itu kami menjadi akrab dan saling perduli satu sama lain. Hiks kesedihan kedua yang aku rasakan sebentar lagi adalah meninggalkan komunitas mang Aun dan Gelo-Gelonya. Selain mengerti bagaimana gaya orang Semarang bercanda. Saya menjadi merasa muda lagi Guys...berbicara dengan kalian yang bersemangat itu membuat saya ikut semangat. Guyonan dan candaan yang sangat meriah buat saya itu hiburan geratis bahkan believe it or not salah satu staff di MM UNDIP yang satu kostan dengan Nunung, pernah menanyakan kepada Nunung apakah kelas kita libur? Yup...karena mereka mengerti kelas kita itu rame dan hidup. Dan mereka seneng lho....asal kalau lagi ngakak-ngakak jangan terus-terusan diruang sidang guys...ngganggu yang sidang. Terutama Hesti kalau bicara jangan keras-keras ya...suka inget aja kalu Hesti ngobrol di lantai satu aja kedengeran sampai lantai tiga, ah ...itu lucu juga sih Hes...*peyyuk Dekndut.

Yang pasti over all saya sangat terkesan dengan kebersamaan kita. Saya yang paling dituakan di kelas lantaran memang sudah tua, mohon maaf jika selama bergaul dengan kalian belum bisa menjadi kakak yang baik buat kalian. Yang pasti guys keep contack ya...saya masih di groub BBM di WA sedang error, nanti kalau sudah baik lagi saya akan kembali joint in our group. Saat menulis inipun Efri masih bbm saya menanyakan tentang keinginannya berbagai lele hasil usaha ternak lelenya. Aku terharu guys...besok kalau jadi ke kampus tinggal tugas Pak Totok saja yang mempertemukan kita semester ini. Selebihnya kita akan terpisah ke masing-masing jurusan ke berbagai kelas yang ada ada yang ke kelas malam dan ada pula yang pindah ke kelas week end (Eksekutif). Tentu saja masih banyak yang di kelas reguler pagi. Yup dan saya salah satu yang akan pindah ke kelas Executive .  

Kuliah yang menyenangkan dan sesuai misiku berlibur and Refreshing dari kejenuhan sekaligus mendapatkan tambahan manfaat ilmu, alhamdulillah terwujud berkat kalian. Seperti Ariil Noah yang sering katakah "kalian semua luar biasa". Aku sayang kalian semua. Aku masih suka membayangkan kedepan kita akan reuni, bersilaturrahim terus. Yang pasti yang terdekat dan telah kita rencanakan adalh silaturrahim di pernikahan Bunga di Jakarta. Guys jangan lupa Bunga Request Piala bergilir pernikahan. Aku merasa kita sangat dekat ya? Isn't it? Bayangkan Nama mas Ghifar calon swami Bunga sangat akrab di telinga kita, Nama Ayu pacar Arsyad yang sama namanya dengan pacar Yogo sahabat Arsyadpun kita kenal. Ikhsan pacarnya Dekndutpun sangat femiliar dengan kita dan yang pasti yang sangat akrab dengan kita adalah pacarnya Bogy (wkwkwkwkw....Mey...lha wong sekelas), pacarnya Noki tentu kita femiliar karena pernah diajak makan bareng kita di Cimory waktu itu. Keterbukaan dan ketulusan. 

Yang pasti syukur alhamdulillah dipertemukan kalian. Nungski yang sering bersamaku jalan-jalan mengenalkan semarang, Mbak Ane dan anak-anaknya yang juga unik-unik. Juni yang sekarang memanggilku kakak saja dari yang biasanya memanggilku kakak ipar. "Junski kamu masih bisa memanggilku kakak ipar lho...kan adek-adekku masih banyak selain Tyas?" wkwkwkw, piss Juns !
Hana smoga tercapai cita-citanya, tetap rajin ke perpus ya, nanti perpus gak laku kalo kamu gak ke perpus, anak-anak sekarang sudah cari semuanya di internet dan e-book soalnya. Galang n Fikri smoga bisa tercapai menjadi pengusaha yang Sukses Mulia. Nindi dan ladiees yuk kita semangat menurunkan berat badan, ntar kalian nge Gym di Semarang, aku akan berkompetisi sama kalian untuk menguruskan badan. Ntar kita liahat ya siapa pemenangnya dalm tantangan ini ladies. Gimana setuju? Yang pasti Bunga hati-hati kan udah fitting baju nikahan tho, jangan strees Ya Bung, biar bajunya nanti gak sesek...smoga Bunga dimudahkan dalam persiapan walimahnya Oktober nanti. Amiin YRA.

Tak lupa pula Aryo yang rajin bawa gitar kalo ada ulang tahun teman-teman kita, Yudain yang rajin bolos kuliahnya karena amanah kerjaan tapi sering banget beruntung terkait absen dosen, Rhesa yang paling tua untuk cowoknya. Sorry Sa akhir-akhir ini suka becandain dirimu akan mbak Ane...hehehe yang pasti smoga silaturrahim terus terjaga dan pertemanan kita erat dan Barokah. Banyak kenagan bersama kalian, nanti foto-foto diuploade di group semua ya, yang kemarin buka bersama dirumah Bunga belum lho. Ntar kalau saya kangen kalaian saya akan membuka harleemshakenya kelas kita. Karena itu Harleemshake paling gokil lantaran pemainnya kalian semua guys....Terima kasih atas ketulusan kalian. Peluk satu-satu, ups yang cowok tentu saja nggak tho yo...

Di Semarang itu orang-orangnya sangat openmind, masyarakatnya tidak gumunan atau gak gampang ikut arus akan adanya hal-hal baru. Maka hasil survey kecil-kecilan saya saat itu, saat saya mau bisnis fashion yang akhirnya gagal. Selera masyarakat Semarang itu berbeda dengan masyarakat Bandung dan Jakarta. Salah satunya dalm hal fashion. Para hijabers Semarang tidak sebanyak hijabers di Jakarta dan Bandung, mereka tidak terlalu up too date dan bukan karena gak tahu. Memang karena gak "gumunan" dan bisa berpikir rasional. Terkait harga. Konsumen makanan misalnya, liat saja beberapa rumah makan baru gampang tutup di Semarang. Awalnya rame karena mereka ingin mencoba mencicipi rasa dan harga kalau tidak cocok, biasanya dengan tegas mereka tidak melakukan pembelian ulang, itu karakter konsumen Semarang saat ini. 

Hal yang aku suka di Semarang itu masyarakatnya tidak gengsian. Liat saja kalau di Car free day yang ikut senam aerobik itu banyak sekali dan dari berbagai macam kalangan. Banyak kalangan atas yang tidak risih bersenam bersama disana, setelah itu mereka berdonor darah, sangat menyenangkan pemandangan ini menurut saya. Makanya tak heran ya UMR nya masih rendah, lantaran masyarakat tidak mau dengan yang berharga mahal tp gak berkwalitas. Maka harga makanan ya masih murah jika dibandingkan kota-kota yang lain Jakarta atau Bandung. Hanya saja orang-orang Semarang itu nafsi-nafsi alias sendiri - sendiri. Tapi bagusnya tidak saling mengganggu. Toliransi antar umat beragamanya tinggi maka di Semarang itu kalau mau cari ketenangan seperti kata salah satu dosen kita itu benar adanya. Maka kalau mau cari uang ya silahkan di Jakarta, kalau mau cari ilmu ya silahkan di Jawa Timur soalnya di Jawa Timur banyak pesantren untuk menimba ilmu. So...tenang dan Happy di Semarang.

Saat di Semarang sempat juga mengunjungi Kudus. Kota santri dengan berbagai pernak-perniknya bahkan berpapasan dengan Lamborghini juga di Kudus.  Karakter orang-orang Kudus kesana ke utara menurut saya lebih keras dari Semarang. Pasalnya semakin dekat dengan pantai seperti daerah pantai di Jepara dan sekitarnya. Pernah pula saya kaget dengan umpatan salah satu dosen dari Kudus yang agamis tapi saya terkaget-kaget dengan pilihan kata yang Beliau pilih. Buat saya yang asli Magelang tak terbiasa mendengar itu, menurut saya itu kasar dan tidak enak di telinga. Pernah juga bersilaturrahim ke rumah teman saya di Solo melalui jalur Boyolali. Budaya dan bahasanya tentu sja alus malah lebih alus dari Magelang. Tapi sama-sama enak baik dalam budayanya maupun bahasanya. Ada satu tempat dan beberapa tempat disekitarnya yang belum berhasil saya kunjungi yaitu Blora, Pati dan Rembang.  Saya rasa hanya itu saja yang belum saya kunjungi secara khusus. Tegal, Pekalongan tentu saja sering melewatinya saat saya pulang dari Jakarta menuju Magelang so sangat femiliar.

Well...sepertinya cukup setahun saya Refreshing setelah lebaran saya akan kembali ke Jakarta.  Tentu saja akan ke Semarang lagi setiap week end. Mungkin akan terasa capek, tapi banyak yang bisa menjalaninya, saya yakin saya bisa. Mohon doanya dimudahkan semuanNYA,dan saya sangat bersyukur bertemu kalian guys...dalam cerita perjalanan hidupku  dan juga mengenal Jawa Tengah yang menurut saya sudah agak terlambat, tapi tak mengapa better than Never dan saya banyak mengenal kearifan lokal-kearifan lokal Jawa Tengah selama setahun ini. Setelah ini entah kapan saya sangat ingin belajar tentang wayang...benar-benar berada di Jawa Tengah setahun ini Ramadhan 1433 - Ramadhan 1434 membuat saya mengerti bahwa saya orang Jawa dan saya mau belajar tentang budaya jawa. Karena itu tinggi dan indah. Wollohu'alam bii Showab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Transfer Segmen Dakwah

 "Kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita." Pepatah itu kerap kita dengar. Memang pada kenyataannya dakwah akan tetap...